Keamanan Siber, Kunci Fundamental untuk Transformasi Digital di Sektor Pendidikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 yang sudah berlangsung sekitar 1,5 tahun ini telah mengubah perilaku kehidupan semua orang. Mulai dari kegiatan perkantoran, proses produksi di sejumlah pabrik, perilaku karyawan saat bekerja hingga proses belajar-mengajar baik di perguruan tinggi maupun di sekolah-sekolah, mulai tingkat sekolah dasar sampai tingkat menegah atas.
Tentu saja pemanfaatan teknologi yang masif ini harus dibarengi dengan keamanan siber (cybersecurity) yang mumpuni sekaligus menjadi kunci fundamental agar bisnis dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kemudian kegiatan belajar-mengajar bisa berlansung tanpa mengurangi kualitas pendidikan bagi siswa hingga kegiatan lainnya juga bisa berjalan sebagaimana mestinya tanpa mengurangi produktivitas.
Dunia pendidikan menjadi salah satu perhatian semua pihak. Selama masa pandemi kegiatan belajar-mengajar harus dilakukan dari jarak jauh atau dari rumah masing-masing. Hal ini tentunya memaksa dunia pendidikan untuk memulai atau melanjutkan kegiatannya menuju transformasi digital.
Hal ini menjadi bahasan utama dalam Webinar bertajuk “Cyber Security: A Fundamental Key For Digital Transformation In The Education Sector” yang diselenggarakan Telkomtelstra bekerjasama dengan Asosisasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dan The Indonesia Australia Business Council (IABC) akhir pekan lalu dengan moderator George Marantika, Wakil Ketua APTISI dan National President IABC.
Erik Meijer, President Director Telkomtelstra ketika membuka webinar mengatakan bahwa dunia pendidikan mengalami perubahan selama pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama 1,5 tahun ini.
Proses transformasi digital tidak bisa dihindari. Kegiatan belajar-mengajar yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka, kini harus dijalankan secara virtual melalui platform seperti Microsoft Teams, Zoom, GoogleClass, dan sebagainya. “Oleh karena itu, keamanan siber pemakaian platform tersebut dan implementasi pemakaian cloud yang aman dan mumpuni menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa dihindari,” ujarnya.
Menurut Erik keamanan siber ini menjadi tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, provider, hingga pengguna. Tujuannya agar proses belajar-mengajar bisa berlangsung dengan baik, sesuai ekspektasi sehingga kualitas pendidikan tetap terjaga dan siswa peserta didik memperoleh manfaat dari pembelajaran online ini.
Pada kesempatan yang sama, Dr Amin Sakzad, Dosen Senior Sotftware Systems & Cybersecurity, Monash University, Australia menjelaskan bahwa Monash University sudah mengimplementasikan transformasi digital dengan Cryptography. Sistem ini dijabarkan untuk metode pembelajaran melalui interaksi online seperti Zoom, Webex, Teams, Classroom Learning Platforms (EdSTEM, Moodle). Kemudian untuk pendekatan pengajaran melalui Gamification dan AR/VR. Terakhir untuk proses penilaian melalui online Assessment platforms, eAsseessment, Al-driven invigilation.
Tentu saja pemanfaatan teknologi yang masif ini harus dibarengi dengan keamanan siber (cybersecurity) yang mumpuni sekaligus menjadi kunci fundamental agar bisnis dapat berjalan secara efektif dan efisien. Kemudian kegiatan belajar-mengajar bisa berlansung tanpa mengurangi kualitas pendidikan bagi siswa hingga kegiatan lainnya juga bisa berjalan sebagaimana mestinya tanpa mengurangi produktivitas.
Dunia pendidikan menjadi salah satu perhatian semua pihak. Selama masa pandemi kegiatan belajar-mengajar harus dilakukan dari jarak jauh atau dari rumah masing-masing. Hal ini tentunya memaksa dunia pendidikan untuk memulai atau melanjutkan kegiatannya menuju transformasi digital.
Hal ini menjadi bahasan utama dalam Webinar bertajuk “Cyber Security: A Fundamental Key For Digital Transformation In The Education Sector” yang diselenggarakan Telkomtelstra bekerjasama dengan Asosisasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia (APTISI) dan The Indonesia Australia Business Council (IABC) akhir pekan lalu dengan moderator George Marantika, Wakil Ketua APTISI dan National President IABC.
Erik Meijer, President Director Telkomtelstra ketika membuka webinar mengatakan bahwa dunia pendidikan mengalami perubahan selama pandemi Covid-19 yang telah berlangsung selama 1,5 tahun ini.
Proses transformasi digital tidak bisa dihindari. Kegiatan belajar-mengajar yang sebelumnya dilakukan secara tatap muka, kini harus dijalankan secara virtual melalui platform seperti Microsoft Teams, Zoom, GoogleClass, dan sebagainya. “Oleh karena itu, keamanan siber pemakaian platform tersebut dan implementasi pemakaian cloud yang aman dan mumpuni menjadi sebuah kebutuhan yang tidak bisa dihindari,” ujarnya.
Menurut Erik keamanan siber ini menjadi tanggung jawab semua pihak, baik pemerintah, provider, hingga pengguna. Tujuannya agar proses belajar-mengajar bisa berlangsung dengan baik, sesuai ekspektasi sehingga kualitas pendidikan tetap terjaga dan siswa peserta didik memperoleh manfaat dari pembelajaran online ini.
Pada kesempatan yang sama, Dr Amin Sakzad, Dosen Senior Sotftware Systems & Cybersecurity, Monash University, Australia menjelaskan bahwa Monash University sudah mengimplementasikan transformasi digital dengan Cryptography. Sistem ini dijabarkan untuk metode pembelajaran melalui interaksi online seperti Zoom, Webex, Teams, Classroom Learning Platforms (EdSTEM, Moodle). Kemudian untuk pendekatan pengajaran melalui Gamification dan AR/VR. Terakhir untuk proses penilaian melalui online Assessment platforms, eAsseessment, Al-driven invigilation.