Universitas Terbuka Kejar Target 1 Juta Mahasiswa
loading...
A
A
A
JAKARTA - Melalui peningkatan kualitas daya jangkau layanan dan sistem pembelajaran jarak jauh Universitas Terbuka (UT) menargetkan memiliki 1 juta mahasiswa kedepannya. Tidak hanya penambahan mahasiswa di dalam negeri namun juga mahasiswa UT di luar negeri.
Rektor UT Prof Ojat Darojat mengatakan, menginjak usia 37 tahun UT ikut mengemban misi pemerintah untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi. Dimana APK pendidikan tinggi di tanah air, katanya, masih tertinggal dibandingkan APK Malaysia, Thailand dan negara tetangga lainnya.
"UT bekerja keras mewujudkan harapan agar UT mempunyai 1 juta mahasiswa dalam beberapa tahun kedepan," katanya pada Puncak Kegiatan Dies Natalis ke 37 dan Disporseni Nasional UT 2021 dipantau melalui Youtube UT, Senin (6/9/2021).
Ojat menilai, harapan 1 juta mahasiswa ini merupakan suatu tantangan yang tidak mudah. Namun bukan berarti mustahil untuk dicapai. Maka dari itu, ujarnya, pihaknya kembali menggelorakan program wajib kuliah bagi semua masyarakat yang masuk usia kuliah.
Ojat pun berharap adanya dukungan dari pemerintah pusat dengan berbagai kebijakan pendidikan tinggi yang selaras. Sehingga, harap dia, capaian 1 juta mahasiswa bukan hanya sebatas impian tetapi bisa direalisasikan secara bertahap.
Untuk mewujudkan pendidikan tinggi untuk semua, jelas Ojat, UT akan terus berinovasi. "Perluasan daya jangkau layanan untuk melayani masyarakat di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan akses ke PTN dan PTS reguler," katanya.
Dia mengatakan, di dalam negeri UT telah didukung 39 kantor cabang untuk meningkatkan daya jangkau ke masyarakat. Selain itu UT juga memiliki 869 jaringan kelompok belajar dan 50 sentra layanan UT di seluruh wilayah Indonesia sehingga semakin banyak masyarakat yang mengenyam pendidikan berkualitas tanpa hambatan jarak dan waktu.
Dia menuturkan, peningkatan daya jangkau layanan pembelajaran jarak jauh ini penting. Sebab bagi masyarakat yang berada di daerah 3T, katanya, bisa berkuliah tanpa harus meninggalkan kampung halaman atau pekerjaan mereka sehari-hari.
Selain itu, tidak hanya ingin menjangkau mahasiswa dalam negeri namun UT akan terus memperlebar sayap di luar negeri. Menurut Ojat, hal ini dilakukan agar para pekerja migran di luar negeri juga dapat bekerja sambil kuliah.
"Jumlah mahasiswa UT di luar negeri semakin tersebar. Yaitu di 54 negara dan 91 kota di mancanegara," jelas Ojat.
Disamping itu, UT yang telah mengabdikan diri di dunia pendidikan selama 37 tahun telah menjadi rujukan PJJ di tanah air. UT telah memberikan bantuan bagi perguruan tinggi tatap muka dalam penyediaan platform untuk pembelajaran secara online.
Selain itu, katanya, UT juga telah memberikan akses penyediaan bahan ajar digital bagi seluruh mahasiswa dan dosen agar pembelajaran online bisa dilakukan di semua perguruan tinggi. "Ini sebagai bagian upaya untuk membangun SDM unggul melalui digital learning ecosystem," pungkasnya.
Rektor UT Prof Ojat Darojat mengatakan, menginjak usia 37 tahun UT ikut mengemban misi pemerintah untuk meningkatkan Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi. Dimana APK pendidikan tinggi di tanah air, katanya, masih tertinggal dibandingkan APK Malaysia, Thailand dan negara tetangga lainnya.
"UT bekerja keras mewujudkan harapan agar UT mempunyai 1 juta mahasiswa dalam beberapa tahun kedepan," katanya pada Puncak Kegiatan Dies Natalis ke 37 dan Disporseni Nasional UT 2021 dipantau melalui Youtube UT, Senin (6/9/2021).
Ojat menilai, harapan 1 juta mahasiswa ini merupakan suatu tantangan yang tidak mudah. Namun bukan berarti mustahil untuk dicapai. Maka dari itu, ujarnya, pihaknya kembali menggelorakan program wajib kuliah bagi semua masyarakat yang masuk usia kuliah.
Ojat pun berharap adanya dukungan dari pemerintah pusat dengan berbagai kebijakan pendidikan tinggi yang selaras. Sehingga, harap dia, capaian 1 juta mahasiswa bukan hanya sebatas impian tetapi bisa direalisasikan secara bertahap.
Untuk mewujudkan pendidikan tinggi untuk semua, jelas Ojat, UT akan terus berinovasi. "Perluasan daya jangkau layanan untuk melayani masyarakat di daerah terpencil yang memiliki keterbatasan akses ke PTN dan PTS reguler," katanya.
Dia mengatakan, di dalam negeri UT telah didukung 39 kantor cabang untuk meningkatkan daya jangkau ke masyarakat. Selain itu UT juga memiliki 869 jaringan kelompok belajar dan 50 sentra layanan UT di seluruh wilayah Indonesia sehingga semakin banyak masyarakat yang mengenyam pendidikan berkualitas tanpa hambatan jarak dan waktu.
Dia menuturkan, peningkatan daya jangkau layanan pembelajaran jarak jauh ini penting. Sebab bagi masyarakat yang berada di daerah 3T, katanya, bisa berkuliah tanpa harus meninggalkan kampung halaman atau pekerjaan mereka sehari-hari.
Selain itu, tidak hanya ingin menjangkau mahasiswa dalam negeri namun UT akan terus memperlebar sayap di luar negeri. Menurut Ojat, hal ini dilakukan agar para pekerja migran di luar negeri juga dapat bekerja sambil kuliah.
"Jumlah mahasiswa UT di luar negeri semakin tersebar. Yaitu di 54 negara dan 91 kota di mancanegara," jelas Ojat.
Disamping itu, UT yang telah mengabdikan diri di dunia pendidikan selama 37 tahun telah menjadi rujukan PJJ di tanah air. UT telah memberikan bantuan bagi perguruan tinggi tatap muka dalam penyediaan platform untuk pembelajaran secara online.
Selain itu, katanya, UT juga telah memberikan akses penyediaan bahan ajar digital bagi seluruh mahasiswa dan dosen agar pembelajaran online bisa dilakukan di semua perguruan tinggi. "Ini sebagai bagian upaya untuk membangun SDM unggul melalui digital learning ecosystem," pungkasnya.
(mpw)