Pandemi Covid-19, Minat Siswa untuk Kuliah di Unusa Justru Melonjak
loading...
A
A
A
Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan, Prof Kacung Marijan, mengatakan, di tengah pandemi Covid-19, minat lulusan sekolah menengah atas dalam memilih Unusa masih tetap tinggi, terbukti Unusa masih dapat mengukuhkan seribu lebih mahasiswa baru.
Jumlah mahasiswa baru yang dikukuhkan tahun ini naik 14 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah itu lebih dari 10 persennya adalah mahasiswa yang tercatat sebagai penerima beasiswa, baik dari Pemerintah, Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) maupun beasiswa dari Yarsis dan Unusa serta dari pihak swasta. "Kami bersyukur minat masuk ke Unusa masih tetap tinggi," katanya.
Terkait dengan proses pembelajaran, kata Kacung Marijan, jauh sebelum pandemi Covid-19 Unusa telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan melalui pemberian tablet kepada setiap mahasiswa baru. Sehingga, ketika pandemi dan memaksa pembelajaran dilakukan secara daring, baik dosen maupun mahasiswa Unusa sudah tidak menemui kendala lagi.
"Sistem pembelajaran hybrid, yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan online sudah lama diadabtasi oleh Unusa. Karena itu, saat pandemi pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan untuk praktikum Unusa telah menyiapkan fasilitas praktikum dengan memanfaatkan teknologi virual reality pada beberapa materi praktikum," tegasnya.
Ditambahkan Kacung Marijan, pada tahun perkuliahan ini, Unusa juga telah ditunjuk oleh Kementerin sebagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan Regonisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk tiga program studi, masing-masing, prodi Keperawatan, Gizi dan Prodi Pendidikan Guru PAUD.
"Kami berterima kasih kepada Kementerian yang telah memberikan kepercayaan untuk penyelenggaraan RPL, karena memang tidak banyak perguruan tinggi yang menerima amanah tersebut. Total hanya ada 70 perguruan tinggi negeri dan swasta yang menerima mandat menyelenggarakan RPL," pungkasnya.
Jumlah mahasiswa baru yang dikukuhkan tahun ini naik 14 persen jika dibanding tahun sebelumnya. Dari jumlah itu lebih dari 10 persennya adalah mahasiswa yang tercatat sebagai penerima beasiswa, baik dari Pemerintah, Program Kartu Indonesia Pintar Kuliah (KIPK) maupun beasiswa dari Yarsis dan Unusa serta dari pihak swasta. "Kami bersyukur minat masuk ke Unusa masih tetap tinggi," katanya.
Terkait dengan proses pembelajaran, kata Kacung Marijan, jauh sebelum pandemi Covid-19 Unusa telah memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi dan melalui pemberian tablet kepada setiap mahasiswa baru. Sehingga, ketika pandemi dan memaksa pembelajaran dilakukan secara daring, baik dosen maupun mahasiswa Unusa sudah tidak menemui kendala lagi.
"Sistem pembelajaran hybrid, yang menggabungkan pembelajaran tatap muka dan online sudah lama diadabtasi oleh Unusa. Karena itu, saat pandemi pembelajaran tetap berjalan dengan baik dan untuk praktikum Unusa telah menyiapkan fasilitas praktikum dengan memanfaatkan teknologi virual reality pada beberapa materi praktikum," tegasnya.
Ditambahkan Kacung Marijan, pada tahun perkuliahan ini, Unusa juga telah ditunjuk oleh Kementerin sebagai perguruan tinggi yang menyelenggarakan Regonisi Pembelajaran Lampau (RPL) untuk tiga program studi, masing-masing, prodi Keperawatan, Gizi dan Prodi Pendidikan Guru PAUD.
"Kami berterima kasih kepada Kementerian yang telah memberikan kepercayaan untuk penyelenggaraan RPL, karena memang tidak banyak perguruan tinggi yang menerima amanah tersebut. Total hanya ada 70 perguruan tinggi negeri dan swasta yang menerima mandat menyelenggarakan RPL," pungkasnya.
(mpw)