Simulasi PTM, Kepsek Sebut Masih Banyak Wali Murid Khawatir
loading...
A
A
A
DEPOK - Simuasi pembelajaran tatap muka terbatas (PTMT) di Depok dilakukan selama dua hari yaitu pada Selasa dan Rabu (28-29/9). Pada simulasi hari pertama, tidak terdapat kendala berarti. Hanya pihak sekolah yang sedikit kewalahan mengatur orang tua siswa ketika mengantar. Pasalnya mereka berkumpul di depan gerbang sekolah sebelum pintu dibuka.
“Mungkin karena antusias anak-anak ya, mereka jam 07.00 sudah berkumpul sehingga kita agak keawalahan juga tadi. Akhirnya kita ngatur dulu orang tua di sana agar tak timbul kerumunan. Nah akhirnya sebelum jam setengah delapan kita masukin satu persatu murid ke kelas, dan orang tua kami bubarkan akhirnya,” kata Kepala SDN Beji 6 Depok, Nijan Tirta, Rabu (29/9/2021).
Sejumlah wali murid mengaku masih khawatir meninggalkan anak-anak terutama yang duduk di kelas I. Namun, sekolah memberi pemahaman bahwa selama di sekolah, murid ada di bawah pemantauan guru. “Tapi orang tua juga masih ada yang khawatir terhadap anaknya, khususnya yang kelas 1. Tapi saya bilang jangan khawatir ada gurunya nanti, akhirnya mereka bubar,” bebernya.
Dia menegaskan, selama di sekolah tidak ada aktivitas makan. Siswa akan full belajar selama PTM yang hanya berlangsung dua jam saja. Namun, pada hari pertama tadi murid tidak langsung belajar mata pelajaran. “Nggak ada kegiatan makan dan minum di sekolah. Full belajar, itu pun tidak belajar seperti hari biaasa. Ini belajar untuk perkenalan dulu, karena mereka bingung kelasnya yang mana,” ungkapnya.
Sebelum siswa masuk kelas, area sekolah sudah dilakukan disinfektan. Nantiya disinfektan dilakukan secara rutin. “Insya Allah memang kita sudah siapkan dan jadwalkan. Jadi memang setiap seminggu sekali kita desinfektan waktu anak anak masih zoom, tenaga dan alat alat kita sudah siap. Kalau hari ini kita jadwalkan setelah mereka pulang langsung kita desinfektan untuk persiapan besok,” tambahnya.
Pihak sekolah ketat menerapkan aturan dalam simulasi PTM. Protokol kesehatan 5M diterapkan saat simulasi. Mereka dicek suhu dan mencuci tangan sebelum masuk kelas. Jumlah siswa dibatasi 50 persen dari jumlah normal. “Hari ini yang menjalani simulasi hanya kelas I dan kelas VI. Jumlah murid dibatasi hanya 50 persen dari jumlah normal. Kelas I ada dua rombongan belajar (rombel) sekitar 30 siswa, per kelas 15 siswa. Untuk kelas VI sekitar 60 siswa dari total 120 siswa,” katanya.
Sementara itu, wali kelas I C SDN Beji 6, Khodijah Sahupalah mengatakan tidak ada kendala untuk hari ini. Murid-murid terlihat senang karena bisa belajar di sekolah. “Siswa mematuhi prokes dengan menggunakab face shield, memakai masker menjaga jarak, sebelum masuk menggunakan hand sanitizer. Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada (kendala). Saya sudah bilang dari awal masuk diatur dengan menjaga jarak. Tidak membawa makanan karena kita hanya beberapa jam saja, tapi kalau minum silahkan, setelah minum dipakai lagi (masker),” katanya.
“Mungkin karena antusias anak-anak ya, mereka jam 07.00 sudah berkumpul sehingga kita agak keawalahan juga tadi. Akhirnya kita ngatur dulu orang tua di sana agar tak timbul kerumunan. Nah akhirnya sebelum jam setengah delapan kita masukin satu persatu murid ke kelas, dan orang tua kami bubarkan akhirnya,” kata Kepala SDN Beji 6 Depok, Nijan Tirta, Rabu (29/9/2021).
Sejumlah wali murid mengaku masih khawatir meninggalkan anak-anak terutama yang duduk di kelas I. Namun, sekolah memberi pemahaman bahwa selama di sekolah, murid ada di bawah pemantauan guru. “Tapi orang tua juga masih ada yang khawatir terhadap anaknya, khususnya yang kelas 1. Tapi saya bilang jangan khawatir ada gurunya nanti, akhirnya mereka bubar,” bebernya.
Dia menegaskan, selama di sekolah tidak ada aktivitas makan. Siswa akan full belajar selama PTM yang hanya berlangsung dua jam saja. Namun, pada hari pertama tadi murid tidak langsung belajar mata pelajaran. “Nggak ada kegiatan makan dan minum di sekolah. Full belajar, itu pun tidak belajar seperti hari biaasa. Ini belajar untuk perkenalan dulu, karena mereka bingung kelasnya yang mana,” ungkapnya.
Sebelum siswa masuk kelas, area sekolah sudah dilakukan disinfektan. Nantiya disinfektan dilakukan secara rutin. “Insya Allah memang kita sudah siapkan dan jadwalkan. Jadi memang setiap seminggu sekali kita desinfektan waktu anak anak masih zoom, tenaga dan alat alat kita sudah siap. Kalau hari ini kita jadwalkan setelah mereka pulang langsung kita desinfektan untuk persiapan besok,” tambahnya.
Pihak sekolah ketat menerapkan aturan dalam simulasi PTM. Protokol kesehatan 5M diterapkan saat simulasi. Mereka dicek suhu dan mencuci tangan sebelum masuk kelas. Jumlah siswa dibatasi 50 persen dari jumlah normal. “Hari ini yang menjalani simulasi hanya kelas I dan kelas VI. Jumlah murid dibatasi hanya 50 persen dari jumlah normal. Kelas I ada dua rombongan belajar (rombel) sekitar 30 siswa, per kelas 15 siswa. Untuk kelas VI sekitar 60 siswa dari total 120 siswa,” katanya.
Sementara itu, wali kelas I C SDN Beji 6, Khodijah Sahupalah mengatakan tidak ada kendala untuk hari ini. Murid-murid terlihat senang karena bisa belajar di sekolah. “Siswa mematuhi prokes dengan menggunakab face shield, memakai masker menjaga jarak, sebelum masuk menggunakan hand sanitizer. Alhamdulillah hingga saat ini tidak ada (kendala). Saya sudah bilang dari awal masuk diatur dengan menjaga jarak. Tidak membawa makanan karena kita hanya beberapa jam saja, tapi kalau minum silahkan, setelah minum dipakai lagi (masker),” katanya.
(mpw)