Keren, 2 Santri Ini Ciptakan Robot Canggih Pendeteksi Covid-19
loading...
A
A
A
JAKARTA - Seiring meningkatnya kasus penyebaran Covid-19 di Indonesia beberapa waktu lalu, pembelajaran tatap muka (PTM) di sejumlah pesantren dilaksanakan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Setiap santri harus terkonfirmasi negatif Covid-19 dan melaksanakan imbauan 5M (memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, membatasi mobilitas dan interaksi, serta menjauhi kerumunan).
Kondisi ini menginspirasi dua santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah untuk menciptakan robot deteksi dini penyebaran virus corona. Mereka adalah Syahrozad Zalfa Nadia dan Muhammad Qaishar Fathin. Robot yang mereka rancang disebut "Amanum Cordet", yang merupakan kepanjangan dari Amanatul Ummah Corona Detected.
Menurut Syahrozad, Amanum Cordet menggunakan sistem berbasis IOT, dengan jaringan internet sebagai metode aksesnya. Dalam dapur pacunya, Amanum Cordet menggunakan Raspberry Pi3 sebagai micro controller. Robot ini dirancang menggunakan tiga buah sensor IR. Satu sensor untuk deteksi suhu tubuh, dan dua lainnya untuk deteksi masuk dan keluarnya warga pesantren.
“Selain itu, fitur pada robot ini memakai LCD monitor sebagai penunjuk informasi visual, dan speaker sebagai output suara untuk memperjelas informasi kerja alat ini, serta satu motor servo sebagai portal masuk, dan satu lagi berfungsi sebagai sanitizer otomatis dengan catu daya menggunakan power supply 5Volt 3A,” jelas Syahrozad di Jakarta, Rabu (6/10/2021).
Lebih lanjut, Syahrozad menjelaskan cara kerja alat ini. Dia menjelaskan, santri atau pengunjung yang akan masuk wilayah pesantren, berdiri di titik pengukuran yang berada di pintu masuk pesantren. Secara otomatis sensor dari alat ini akan langsung bekerja mengukur suhu tubuh. Jika terdeteksi suhu tubuh pengunjung lebih dari 37,5ĚŠC, pengunjung tidak diperkenan masuk dan harus melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
“Apabila suhu pengunjung terdeteksi di bawah 37,5̊C dan kapasitas pengunjung masih tersedia, pintu akan secara otomatis terbuka dengan terlebih dahulu hand sanitizer menyemprot secara otomatis,” tukasnya.
Menurut Qaushar, robot ini diklaim mampu menjadi alat deteksi dini gejala orang yang berpotensi terserang virus corona di lingkungan pesantren dan bisa diterapkan di lingkungan yang lebih luas.
“Alat ini mampu mendeteksi suhu badan santri dan pengunjung pondok pesantren secara otomatis melalui rekaman mobilitas dan kapasitas untuk mengetahui kuota yang tersedia di dalam pesantren,” ucapnya.
Kondisi ini menginspirasi dua santri Pondok Pesantren Amanatul Ummah untuk menciptakan robot deteksi dini penyebaran virus corona. Mereka adalah Syahrozad Zalfa Nadia dan Muhammad Qaishar Fathin. Robot yang mereka rancang disebut "Amanum Cordet", yang merupakan kepanjangan dari Amanatul Ummah Corona Detected.
Menurut Syahrozad, Amanum Cordet menggunakan sistem berbasis IOT, dengan jaringan internet sebagai metode aksesnya. Dalam dapur pacunya, Amanum Cordet menggunakan Raspberry Pi3 sebagai micro controller. Robot ini dirancang menggunakan tiga buah sensor IR. Satu sensor untuk deteksi suhu tubuh, dan dua lainnya untuk deteksi masuk dan keluarnya warga pesantren.
“Selain itu, fitur pada robot ini memakai LCD monitor sebagai penunjuk informasi visual, dan speaker sebagai output suara untuk memperjelas informasi kerja alat ini, serta satu motor servo sebagai portal masuk, dan satu lagi berfungsi sebagai sanitizer otomatis dengan catu daya menggunakan power supply 5Volt 3A,” jelas Syahrozad di Jakarta, Rabu (6/10/2021).
Lebih lanjut, Syahrozad menjelaskan cara kerja alat ini. Dia menjelaskan, santri atau pengunjung yang akan masuk wilayah pesantren, berdiri di titik pengukuran yang berada di pintu masuk pesantren. Secara otomatis sensor dari alat ini akan langsung bekerja mengukur suhu tubuh. Jika terdeteksi suhu tubuh pengunjung lebih dari 37,5ĚŠC, pengunjung tidak diperkenan masuk dan harus melakukan pemeriksaan kesehatan lebih lanjut.
“Apabila suhu pengunjung terdeteksi di bawah 37,5̊C dan kapasitas pengunjung masih tersedia, pintu akan secara otomatis terbuka dengan terlebih dahulu hand sanitizer menyemprot secara otomatis,” tukasnya.
Menurut Qaushar, robot ini diklaim mampu menjadi alat deteksi dini gejala orang yang berpotensi terserang virus corona di lingkungan pesantren dan bisa diterapkan di lingkungan yang lebih luas.
“Alat ini mampu mendeteksi suhu badan santri dan pengunjung pondok pesantren secara otomatis melalui rekaman mobilitas dan kapasitas untuk mengetahui kuota yang tersedia di dalam pesantren,” ucapnya.