Wujudkan Mimpi yang Tertunda, Wisudawan Unpad Ini Berhasil Raih Doktor di Usia 73 Tahun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Imam Suhardjo HM meraih predikat sebagai wisudawan paling senior secara usia pada Wisuda Gelombang I Universitas Padjajaran (Unpad) Tahun Akademik 2021/2022. Meski sempat terkena Covid-19 saat penulisan disertasi, namun Imam terus berjuang untuk meraih gelar Doktor.
Perjuangan Imam ini menampik anggapan bahwa usia dapat menjadi halangan untuk melanjutkan pendidikan. Sebab di usianya yang ke-73 tahun, ia berhasil meraih gelar Doktor pada Program Doktor Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran .
“Saya punya obsesi melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Waktu ketika masih muda belum sempat karena berbagai kesibukan, dan baru bisa terlaksana ketika sudah tua,” kata Imam melansir laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Jumat (5/11/2021).
Imam sendiri tercatat sebagai mahasiswa Doktor Fikom Unpad sejak 2016, atau ketika berusia 68 tahun. Gelar Magister Komunikasinya pun baru diraih Imam pada usia 66 tahun.
Kendati usianya tidak lagi muda, Imam Suhardjo justru menjadikannya sebagai motivasi bagi anak, cucu, maupun juniornya untuk bisa mencapai setinggi-tingginya. Apalagi ketika usia dan waktu masih sangat cukup untuk melanjutkan studi.
Lima tahun menjalani kuliah, Imam mengaku tidak memiliki kendala berarti. Ia mampu menyelesaikan studinya dengan baik. Jarak yang harus ditempuh dari kediamannya di Bekasi untuk berkuliah di Jatinangor menurutnya bukan menjadi hambatan yang sulit.
Salah satu hambatan yang dihadapi Imam Suhardjo adalah ketika sedang menyusun disertasi. Proses penyusunan disertasi dilakukannya ketika masa pandemi Covid-19 di 2020.
Bahkan, ia sempat terkena Covid saat Desember 2020, beberapa saat setelah penelitian disertasinya selesai dilakukan.
“Sempat kena Covid dan penulisan disertasi terhenti. Namun, Alhamdulillah, akhirnya bisa selesai juga,” ungkapnya.
Imam pun mengingatkan kepada para juniornya untuk jangan putus asa, sehebat apa pun kendalanya. “Jangan putus asa menggapai ilmu. Buktinya saya bisa lulus meski di usia tua,” ujarnya.
Sedari muda, Imam Suhardjo merupakan sosok yang tidak pernah mau diam. Mulai dari mengajar, menjadi redaktur pelaksana di sebuah penerbitan, aktif di partai politik, hingga menjadi anggota legislatif di DPR.
Saat menjadi mahasiswa Doktor Ilmu Komunikasi Unpad pun, Imam masih menjabat sebagai Ketua Komisi I Bidang Penyensoran, Dialog, Komunikasi, dan Data Lembaga Sensor Film.
“Ketika 2020 saya pensiun, barulah bisa menyelesaikan S-3 saya,” kata Imam.
Ketika selesai meraih gelar Doktor, ia pun masih memiliki keinginan untuk mengabdi sebagai dosen. Namun, kendala usia menyebabkan keinginannya untuk menjadi dosen sulit terpenuhi.
Padahal, sebelum menjadi anggota legislatif, Imam tercatat sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi di Jakarta.
“Sebagai pengajar, saya terhenti saat saya masuk ke DPR. Sekarang ketika sudah tidak jadi anggota, saya sulit menjadi dosen lagi karena terkendala usia,” ujarnya.
Politik menjadi salah satu aktivitas yang disukainya. Hal ini pula yang mendorong Imam untuk mengambil studi komunikasi pada jenjang Magister maupun Doktor. Pada program Doktor Ilmu Komunikasi Unpad, Imam pun mengambil spesifikasi pada komunikasi politik.
Menurutnya,komunikasi merupakan ilmu yang penting dipelajari, khususnya oleh para politikus. Banyak kekeliruan yang terjadi oleh pemerintah, salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan pemimpin negara melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, utamanya kepada rakyat.
“Banyak informasi penting tidak tersampaikan dengan benar, sehingga menjadi berita simpang siur, hingga akhirnya menyebabkan terjadinya konflik,” jelas Imam.
Karena itu, usai meraih gelar Doktor, ia bersama koleganya akan membuat sekolah politik. Sekolah ini diperuntukkan untuk menyiapkan kader agar menjadi calon anggota legislatif periode 2024 mendatang.
“Mungkin ilmu yang saya dapatkan dari Unpad ada manfaatnya di sekolah politik ini,” pungkasnya.
Perjuangan Imam ini menampik anggapan bahwa usia dapat menjadi halangan untuk melanjutkan pendidikan. Sebab di usianya yang ke-73 tahun, ia berhasil meraih gelar Doktor pada Program Doktor Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran .
“Saya punya obsesi melanjutkan pendidikan setinggi-tingginya. Waktu ketika masih muda belum sempat karena berbagai kesibukan, dan baru bisa terlaksana ketika sudah tua,” kata Imam melansir laman resmi Unpad di unpad.ac.id, Jumat (5/11/2021).
Imam sendiri tercatat sebagai mahasiswa Doktor Fikom Unpad sejak 2016, atau ketika berusia 68 tahun. Gelar Magister Komunikasinya pun baru diraih Imam pada usia 66 tahun.
Kendati usianya tidak lagi muda, Imam Suhardjo justru menjadikannya sebagai motivasi bagi anak, cucu, maupun juniornya untuk bisa mencapai setinggi-tingginya. Apalagi ketika usia dan waktu masih sangat cukup untuk melanjutkan studi.
Lima tahun menjalani kuliah, Imam mengaku tidak memiliki kendala berarti. Ia mampu menyelesaikan studinya dengan baik. Jarak yang harus ditempuh dari kediamannya di Bekasi untuk berkuliah di Jatinangor menurutnya bukan menjadi hambatan yang sulit.
Salah satu hambatan yang dihadapi Imam Suhardjo adalah ketika sedang menyusun disertasi. Proses penyusunan disertasi dilakukannya ketika masa pandemi Covid-19 di 2020.
Bahkan, ia sempat terkena Covid saat Desember 2020, beberapa saat setelah penelitian disertasinya selesai dilakukan.
“Sempat kena Covid dan penulisan disertasi terhenti. Namun, Alhamdulillah, akhirnya bisa selesai juga,” ungkapnya.
Imam pun mengingatkan kepada para juniornya untuk jangan putus asa, sehebat apa pun kendalanya. “Jangan putus asa menggapai ilmu. Buktinya saya bisa lulus meski di usia tua,” ujarnya.
Sedari muda, Imam Suhardjo merupakan sosok yang tidak pernah mau diam. Mulai dari mengajar, menjadi redaktur pelaksana di sebuah penerbitan, aktif di partai politik, hingga menjadi anggota legislatif di DPR.
Saat menjadi mahasiswa Doktor Ilmu Komunikasi Unpad pun, Imam masih menjabat sebagai Ketua Komisi I Bidang Penyensoran, Dialog, Komunikasi, dan Data Lembaga Sensor Film.
“Ketika 2020 saya pensiun, barulah bisa menyelesaikan S-3 saya,” kata Imam.
Ketika selesai meraih gelar Doktor, ia pun masih memiliki keinginan untuk mengabdi sebagai dosen. Namun, kendala usia menyebabkan keinginannya untuk menjadi dosen sulit terpenuhi.
Padahal, sebelum menjadi anggota legislatif, Imam tercatat sebagai dosen di beberapa perguruan tinggi di Jakarta.
“Sebagai pengajar, saya terhenti saat saya masuk ke DPR. Sekarang ketika sudah tidak jadi anggota, saya sulit menjadi dosen lagi karena terkendala usia,” ujarnya.
Politik menjadi salah satu aktivitas yang disukainya. Hal ini pula yang mendorong Imam untuk mengambil studi komunikasi pada jenjang Magister maupun Doktor. Pada program Doktor Ilmu Komunikasi Unpad, Imam pun mengambil spesifikasi pada komunikasi politik.
Menurutnya,komunikasi merupakan ilmu yang penting dipelajari, khususnya oleh para politikus. Banyak kekeliruan yang terjadi oleh pemerintah, salah satunya disebabkan oleh ketidakmampuan pemimpin negara melakukan komunikasi dengan berbagai pihak, utamanya kepada rakyat.
“Banyak informasi penting tidak tersampaikan dengan benar, sehingga menjadi berita simpang siur, hingga akhirnya menyebabkan terjadinya konflik,” jelas Imam.
Karena itu, usai meraih gelar Doktor, ia bersama koleganya akan membuat sekolah politik. Sekolah ini diperuntukkan untuk menyiapkan kader agar menjadi calon anggota legislatif periode 2024 mendatang.
“Mungkin ilmu yang saya dapatkan dari Unpad ada manfaatnya di sekolah politik ini,” pungkasnya.
(mpw)