Selama Wabah Corona, Belajar dari Rumah Harus Bermakna
loading...
A
A
A
JAKARTA - Masa belajar di rumah selama pandemi Covid-19 harus dioptimalkan oleh guru dan orang tua untuk mengembangkan kemampuan anak. Tidak hanya mengembangkan aspek intelektualitasnya, namun juga kecakapan anak dalam banyak bidang.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta pembelajaran bermakna bagi siswa harus ditekankan selama siswa belajar dari rumah. Meski demikian, sistem pembelajarannya harus disesuaikan dengan kondisi siswa dan daerah masing-masing.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Naim mengatakan, kegiatan belajar dari rumah harus menyenangkan tanpa terbebani tuntutan menuntaskan kurikulum. Dia meminta proses belajar dari rumah difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, misalnya mengajarkan anak mengenai pencegahan penyebaran atau penularan Covid-19. (Baca: Pemerintah Diminta Kaji Matang Rencana Pembukaan Sekolah)
“Materinya bisa disesuaikan dengan usia dan jenjang pendidikan, maupun konteks budaya di lingkungan sekitar, serta kekhususan peserta didik," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta kemarin.
Ragam aktivitas dan penugasan selama belajar dari rumah, kata dia, sangat dimungkinkan bervariasi antardaerah, antarsatuan pendidikan, juga antarpeserta didik. Karena itu, perlu disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas.
Ainun menambahkan, belajar dari rumah tidak harus selalu dijalankan secara dalam jaringan (daring), tetapi juga luar jaringan (luring). Misalnya menggunakan televisi dengan menonton siaran ”Belajar dari Rumah” di TVRI, radio, serta buku ataupun modul belajar mandiri dan lembar kerja.
Guru besar UGM ini kembali mengingatkan bahwa solidaritas dan gotong-royong yang ditunjukkan dalam kluster pendidikan aman bencana ini menguatkan semangat dan optimisme untuk menghadapi pandemi. "Semoga kita dapat terus meningkatkan kerja sama dan menjaga kekompakan dalam menghadapi segala tantangan pendidikan di masa pandemi Covid-19 ini," ujar Ainun. (Baca juga: Jelang KBM, 12 Ribu Guru Bekasi Bakal Jalani Tes Covid-19)
Sementara itu, perwakilan kluster pendidikan yang tergabung di dalam Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) menyerahkan materi pengayaan pendukung kegiatan belajar dari rumah kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Materi pengayaan dimaksud berupa informasi sumber-sumber belajar untuk peserta didik maupun tenaga pendidik yang bersifat bahan bacaan, lembar aktivitas, panduan berkegiatan bersama anak-anak dan remaja.
"Kami sangat mengapresiasi dukungan organisasi pendidikan yang telah mencurahkan perhatian serta memberikan materi-materi pengayaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk memastikan pendidikan tetap berjalan di masa pandemi ini," katanya. (Baca juga: Guru Wajib Bimbing Jari, Orang Tua Pro Aktif Awasi Proses Belajar di Rumah)
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi juga menekankan pentingnya memberikan pelajaran yang menyenangkan bagi anak selama menjalani proses belajar di rumah. Dia meminta agar orang tua atau guru tidak mengejar pemenuhan kurikulum. Karena itu, anak-anak perlu dibiarkan menikmati pengalaman baru belajar di rumah dengan mengajarkan mereka aneka kegiatan, misalnya belajar menggambar, bernyanyi, dan lain-lain.
Dia mengingatkan, jangan sampai seorang anak terlihat cerdas secara intelektual, namun rupanya saat kembali ke sekolah harus mengalami perawatan karena pembelajaran saat di rumah membuat dia tertekan. “Intinya pelajaran bagi anak harus yang menyenangkan. Jangan sampai justru anak stres dan tertekan karena pelajaran yang diterima terlalu berat,” ujar pemerhati anak yang akrab disapa Kak Seto ini. (Neneng Zubaidah)
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) meminta pembelajaran bermakna bagi siswa harus ditekankan selama siswa belajar dari rumah. Meski demikian, sistem pembelajarannya harus disesuaikan dengan kondisi siswa dan daerah masing-masing.
Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ainun Naim mengatakan, kegiatan belajar dari rumah harus menyenangkan tanpa terbebani tuntutan menuntaskan kurikulum. Dia meminta proses belajar dari rumah difokuskan pada pendidikan kecakapan hidup, misalnya mengajarkan anak mengenai pencegahan penyebaran atau penularan Covid-19. (Baca: Pemerintah Diminta Kaji Matang Rencana Pembukaan Sekolah)
“Materinya bisa disesuaikan dengan usia dan jenjang pendidikan, maupun konteks budaya di lingkungan sekitar, serta kekhususan peserta didik," katanya melalui keterangan tertulis di Jakarta kemarin.
Ragam aktivitas dan penugasan selama belajar dari rumah, kata dia, sangat dimungkinkan bervariasi antardaerah, antarsatuan pendidikan, juga antarpeserta didik. Karena itu, perlu disesuaikan dengan minat dan kondisi masing-masing, termasuk mempertimbangkan kesenjangan akses terhadap fasilitas.
Ainun menambahkan, belajar dari rumah tidak harus selalu dijalankan secara dalam jaringan (daring), tetapi juga luar jaringan (luring). Misalnya menggunakan televisi dengan menonton siaran ”Belajar dari Rumah” di TVRI, radio, serta buku ataupun modul belajar mandiri dan lembar kerja.
Guru besar UGM ini kembali mengingatkan bahwa solidaritas dan gotong-royong yang ditunjukkan dalam kluster pendidikan aman bencana ini menguatkan semangat dan optimisme untuk menghadapi pandemi. "Semoga kita dapat terus meningkatkan kerja sama dan menjaga kekompakan dalam menghadapi segala tantangan pendidikan di masa pandemi Covid-19 ini," ujar Ainun. (Baca juga: Jelang KBM, 12 Ribu Guru Bekasi Bakal Jalani Tes Covid-19)
Sementara itu, perwakilan kluster pendidikan yang tergabung di dalam Sekretariat Nasional Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) menyerahkan materi pengayaan pendukung kegiatan belajar dari rumah kepada Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud). Materi pengayaan dimaksud berupa informasi sumber-sumber belajar untuk peserta didik maupun tenaga pendidik yang bersifat bahan bacaan, lembar aktivitas, panduan berkegiatan bersama anak-anak dan remaja.
"Kami sangat mengapresiasi dukungan organisasi pendidikan yang telah mencurahkan perhatian serta memberikan materi-materi pengayaan yang dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak untuk memastikan pendidikan tetap berjalan di masa pandemi ini," katanya. (Baca juga: Guru Wajib Bimbing Jari, Orang Tua Pro Aktif Awasi Proses Belajar di Rumah)
Ketua Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Seto Mulyadi juga menekankan pentingnya memberikan pelajaran yang menyenangkan bagi anak selama menjalani proses belajar di rumah. Dia meminta agar orang tua atau guru tidak mengejar pemenuhan kurikulum. Karena itu, anak-anak perlu dibiarkan menikmati pengalaman baru belajar di rumah dengan mengajarkan mereka aneka kegiatan, misalnya belajar menggambar, bernyanyi, dan lain-lain.
Dia mengingatkan, jangan sampai seorang anak terlihat cerdas secara intelektual, namun rupanya saat kembali ke sekolah harus mengalami perawatan karena pembelajaran saat di rumah membuat dia tertekan. “Intinya pelajaran bagi anak harus yang menyenangkan. Jangan sampai justru anak stres dan tertekan karena pelajaran yang diterima terlalu berat,” ujar pemerhati anak yang akrab disapa Kak Seto ini. (Neneng Zubaidah)
(ysw)