Prita Kemal Gani Raih Gelar Doktor Kehormatan dari Coventry University Inggris

Selasa, 16 November 2021 - 17:31 WIB
loading...
Prita Kemal Gani Raih Gelar Doktor Kehormatan dari Coventry University Inggris
Founder dan CEO dari Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR meraih gelar Doktor Honoris Causa bidang Public Relations dari Coventry University Inggris. Foto/Dok/Humas LSPR
A A A
JAKARTA - Founder dan CEO dari Institut Komunikasi dan Bisnis LSPR Prita Kemal Gani, MBA, MCIPR, APR meraih gelar Doktor Honoris Causa bidang Public Relations atau Honorary Doctor of Arts in contribution to Public Relations & Communication Education across ASEAN dari Coventry University.

Coventry University , universitas ternama yang telah hadir di Inggris sejak 1843 menggelar acara penganugerahan di Cathedral Coventry University, London, Inggris, pada 15 November 2021 dalam acara Awards Ceremony untuk Faculty of Arts and Humanities.



Gelar doktor kehormatan kepada Prita diberikan oleh Nick Sale, Pro – Chancellors Coventry University di gereja yang dibangun oleh Coventry dari 1000 tahun lalu abad ke – 12.

Professor John Latham CBE, Wakil Rektor Coventry University, mengatakan, “Saya ingin mengucapkan selamat kepada Prita Kemal Gani yang menerima gelar Doktor Kehormatan dari Coventry University. Prita adalah tokoh yang memiliki pencapaian yang luar biasa di bidang Public Relations. Hal ini tentu saja dapat menjadi inspirasi bagi para mahasiswa,” kata Professor John Latham CBE dalam keterangan pers, Selasa (16/11/2021).

Anugerah Doktor Kehormatan di bidang Public Relations diberikan Coventry University kepada Prita, karena ia dinilai memiliki kontribusi yang sangat besar terhadap dunia pendidikan yang terkait Public Relations (PR) dan Komunikasi di kawasan ASEAN. Sebagai pakar PR, Prita juga dinilai sangat inspiratif, karena telah membantu menginspirasi para praktisi di industri PR dan komunikasi.



Prita yang lahir di Indonesia, telah mendirikan London School of Public Relations (LSPR) pada 1992. Sejak saat itu, LSPR menjadi salah satu sekolah PR paling terkenal di Indonesia, dengan lebih dari 31.098 lulusan dan lebih dari 6.270 siswa.

Prita juga telah memperoleh banyak penghargaan selama karirnya, antara lain penghargaan Best Practices in the Public Relations and Communications Profession dan Outstanding Entrepreneur Award dari Asia Pacific Entrepreneur Awards.

Selain itu, Prita juga melibatkan dirinya dalam masalah sosial, setelah mendirikan London School of Autism Awareness Centre. Dia juga tercatat sebagai anggota Dewan Penasihat Proyek Perubahan Iklim British Council.

Prita pun merasa sangat terhormat menerima penghargaan Honorary Doctor of Arts, dari Coventry University. “Saya sangat berterima kasih kepada Coventry University atas pengakuan mereka atas pekerjaan dan pencapaian saya. Saya akan menghargai momen ini sebagai salah satu momen terbesar dalam hidup saya. Saya juga ingin berterima kasih kepada keluarga saya dan tim saya di LSPR yang selalu menjadi pendukung terbesar saya,” ucapnya.

Duta Besar H. E. Desra Percaya, Ph.D., Ambassador Extraordinary and Plenipotentiary of the Republic of Indonesia to the United Kingdom, Ireland, and the International Maritime Organization, yang turut hadir pada penyerahan gelar Doktor Kehormatan tersebut mengungkapkan, Indonesia dan Inggris sudah menjalin kemitraan selama lebih dari 70 tahun.

Kemitraan ini dibangun berdasarkan nilai-nilai bersama, rasa saling percaya dan hormat, serta kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu kerja sama antara Indonesia dan Inggris adalah kerja sama di bidang pendidikan. Untuk itu, ia memuji kontribusi Prita Kemal Gani pada dunia pendidikan.

Menurutnya, dengan menetapkan standar tinggi pada profesi humas, LSPR telah membantu mempersiapkan banyak calon muda Indonesia, yang merupakan calon pemimpin masa depan, untuk memasuki komunitas global bangsa dan mempromosikan persahabatan Indonesia-Inggris yang lebih kuat.

“Oleh karena itu, suatu kehormatan bagi saya untuk mengucapkan selamat kepada Ibu Prita Kemal Gani atas gelar Doktor Kehormatan dari Coventry University, mitra dekat Indonesia dan KBRI London. Saya percaya penganugerahan gelar bergengsi ini mencerminkan kerja keras yang telah dia dedikasikan di dunia pendidikan. Oleh karena itu, saya berharap hal ini akan terus menginspirasi Ibu Prita dan timnya di LSPR untuk menemukan cara baru untuk kerja sama antara institusi pendidikan. Kerja sama yang adaptif dan antisipatif tentu saja memungkinkan generasi muda Indonesia menangkap peluang baru dan membantu mempercepat pemulihan dari pandemi global ini,” ungkapnya.

Sementara itu, dituturkan oleh Profesor Mike Hardy CMG, OBE, FRSA, Coventry University, “Ibu Prita Kemal Gani adalah contoh luar biasa dari pemimpin abad 21 yang berfokus pada kehidupan dan kebutuhan kaum muda. Karyanya telah terbukti mampu menciptakan peluang dan meningkatkan kualitas humas di ranah publik. Dari sisi kemanusiaan, kontribusi Prita kepada masyarakat jauh lebih luas dibandingkan kehidupan profesionalnya. Untuk itu, kami merasa terhormat dan mengakui Ibu Prita dengan memberikan penghargaan berupa gelar doktor kehormatan dari Universitas kami,” ujarnya.

Sebelumnya, tokoh Indonesia yang juga telah menerima gelar doktor kehormatan untuk bidang kesehatan dari Coventry University pada 2017 adalah Prof. Dr. Ali Ghufron Mukti, MSc., Ph.D. Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM) .

Misi Prita untuk Dunia PR dan Komunikasi

Sebagai profesional PR atau humas yang telah lama berkiprah di industri kehumasan di Indonesia, regional, dan global, Prita memiliki misi untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu tren kehumasan di dunia, terutama di ASEAN. “Zaman dulu, ketika saya belajar kehumasan adalah kehumasan western style. Namun sekarang, kita semua belajar dari masing-masing negara,” ceritanya.

Lebih jauh Prita menegaskan, Indonesia telah menghasilkan tenaga humas paling banyak di dunia. Saat ini, Indonesia mempunyai 226.000 profesional humas yang terdata melalui LinkedIn.

Sementara itu, Indonesia juga mempunyai sekitar 210 Perguruan Tinggi dengan Fakultas Komunikasi Jurusan Kehumasan, di mana setiap tahunnya sedikitnya telah meluluskan sekitar 10 ribu lulusan kehumasan.

Lulusan tersebut tentu saja dapat diserap oleh berbagai perusahaan di Indonesia, baik berskala nasional maupun multinasional. Termasuk, jaringan hotel terkemuka di dunia, yang beroperasi di Indonesia, terutama di Bali.

“Perusahaan-perusahaan tersebut mempunyai departemen kehumasan dan pastinya banyak keterlibatan Humas Indonesia dalam International operation," Prita meyakini.

Akhir Oktober lalu, menurut Prita, Indonesia baru saja memegang kepemimpinan dalam G20 (setelah Italy). Dampaknya, Sepanjang 2022 nanti akan banyak event, forum, serta diskusi yang berkaitan dengan pembahasan tentang G20 dari 20 negara yang terlibat di dalamnya.

“Untuk diseminasi informasi terkait dengan event-event tersebut, tentu saja menjadi tugas humas, antara lain Humas Indonesia. Selain G20, Indonesia juga memegang peran penting di COP26, ASEAN, UN, PBB, SDG. Dengan demikian, Humas Indonesia juga sangat berperan dalam dunia internasional,” paparnya.

Peran humas lainnya, ditegaskan Prita, adalah ketika Indonesia berhasil menangani Covid-19.

Dalam menghadapi tantangan di masa pandemi, dikatakan Prita, ada 5 hal yang harus dilakukan seorang profesional PR. Pertama, disiplin dan konsisten. Artinya, walaupun pekerjaan PR telah banyak terbantu dengan teknologi dan kesempatan WFH, di masa pandemi ini, PR harus tetap menghasilkan pekerjaan yang unggul dan tepat waktu serta hasil yang memuaskan.

Kedua, untuk bisa bertahan menjadi Humas Profesional, maka harus selalu kreatif dan inovatif dengan cara banyak membaca dan mendengar. “Profesional PR juga harus selalu melakukan riset dan melatih diri untuk menganalisis hasil riset tersebut untuk merancang program PR,” ujar Prita.

Ketiga, PR harus menguasai ilmu bergaul (relationship skill) agar mudah diterima di masyarakat dan dapat berperan di masyarakat. Keempat, PR harus menguasai Bahasa Inggris, terus belajar teknologi, beradaptasi dengan teknologi maupun perangkatnya,serta dapat memanfaatkan data.

Kelima, profesional PR juga harus menjadi anggota kehumasan dari berbagai organisasi di dunia, sehingga mempunyai jejaring yang luas.
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2180 seconds (0.1#10.140)