Tim ITS Rancang Alat Berbasis Solar Cell untuk Usir Hama
loading...
A
A
A
JAKARTA - Maraknya serangan hama mengakibatkan penurunan produksi pertanian dan membuat para petani mengalami banyak kerugian, salah satunya di Desa Pranggang, Plosoklaten, Kediri.
Berawal dari permasalahan tersebut, tim dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) yang tergabung dalam tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) mengembangkan alat pembasmi hama otomatis berbasis solar cell atau tenaga surya.
Angger Dzaky Hanif, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam tim ini mengungkapkan penggunaan pestisida sudah tak lagi menjadi solusi tepat untuk mengendalikan hama.
Selain karena berpotensi meningkatkan populasi hama, penggunaan pestisida juga perlu ditekan demi ekosistem yang stabil. “Untuk itu, kami mencoba membuat sebuah alat yang ramah lingkungan dan berguna dalam memperbaiki kualitas panen,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (18/11/2021).
Berbeda dari alat lain yang pembangkitnya berasal dari batu bara dan diesel, sambung Angger, alat ini merupakan sistem energi terbarukan yang dapat menyuplai energi bersih.
Untuk itu, alat ini tidak akan menghasilkan gas karbondioksida dalam prosesnya. “Di samping itu, alat ini terdiri dari sensor cahaya, jaring listrik, pengusir tikus, dan panel surya sebagai sumber energi ramah lingkungannya,” terangnya.
Panel surya tersebut, lanjutnya, didapat dari konversi energi matahari menjadi energi listrik. Sedangkan sistem sensor cahaya digunakan agar alat dapat tetap bekerja secara otomatis saat malam hari.
Berbeda dari alat pembasmi hama di pasaran, alat ini menggunakan net (jaring) listrik yang dilengkapi dengan penggabungan sinar ultraviolet (UV) dan gelombang ultrasonik yang dapat mengurangi hama tanpa merusak ekosistem.
Berawal dari permasalahan tersebut, tim dosen dan mahasiswa Departemen Teknik Elektro Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) yang tergabung dalam tim Kuliah Kerja Nyata dan Pengabdian kepada Masyarakat (KKN Abmas) mengembangkan alat pembasmi hama otomatis berbasis solar cell atau tenaga surya.
Angger Dzaky Hanif, salah satu mahasiswa yang tergabung dalam tim ini mengungkapkan penggunaan pestisida sudah tak lagi menjadi solusi tepat untuk mengendalikan hama.
Selain karena berpotensi meningkatkan populasi hama, penggunaan pestisida juga perlu ditekan demi ekosistem yang stabil. “Untuk itu, kami mencoba membuat sebuah alat yang ramah lingkungan dan berguna dalam memperbaiki kualitas panen,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (18/11/2021).
Berbeda dari alat lain yang pembangkitnya berasal dari batu bara dan diesel, sambung Angger, alat ini merupakan sistem energi terbarukan yang dapat menyuplai energi bersih.
Untuk itu, alat ini tidak akan menghasilkan gas karbondioksida dalam prosesnya. “Di samping itu, alat ini terdiri dari sensor cahaya, jaring listrik, pengusir tikus, dan panel surya sebagai sumber energi ramah lingkungannya,” terangnya.
Panel surya tersebut, lanjutnya, didapat dari konversi energi matahari menjadi energi listrik. Sedangkan sistem sensor cahaya digunakan agar alat dapat tetap bekerja secara otomatis saat malam hari.
Berbeda dari alat pembasmi hama di pasaran, alat ini menggunakan net (jaring) listrik yang dilengkapi dengan penggabungan sinar ultraviolet (UV) dan gelombang ultrasonik yang dapat mengurangi hama tanpa merusak ekosistem.