Banji Jamping Guru Visioner

Jum'at, 19 November 2021 - 07:17 WIB
loading...
”Banji Jamping”...
Banji Jamping Guru Visioner
A A A
Anton Suparyanta
Esais, Buruh di Perbukuan PT Intan Pariwara Jawa Tengah

Siapakah kini yang masih menampik webinar atau zoominar? Awalnya dicerca, kini diakrabi. Refleksinya, pandemi covid-19 dan era digital menjungkirbalikkan cara pandang pembelajaran terhadap laju zaman.

Era digital, era virtual, dunia maya sudah jamak di mata dan telinga pelaku pendidikan bangsa. Salah satu tonggaknya gaduh webinar atau zoominar yang benar-benar memaksa adab segera berlari. Tak ada celah aman di zona nyaman. Semua gaduh. Apa pun ditali digitalisasi.

baca juga: Mudah, Begini Cara Mengecek Kuota Internet Gratis Kemendikbudristek

Kiwari adalah era adaptif. Moda gerak dunia adaptif. Tak bisa dimungkiri, ranah pendidikan pun adaptif. Untuk dunia pendidikan era digital-virtual seperti yang berkecamuk ini, masih potensialkah peran dan peranan guru di kelas? Lalu, seberapa adaptifkah buku-buku teks pelajaran ketika menyoal guru-guru di tengah karut-marut dampak pandemi? Yang pasti adalah butuh notula-notula reflektif.

Semua lini kehidupan bergerak! Zaman berubah. Kurikulum berubah. Kompetensi berubah. Pembelajaran berubah. Peranti (sarana dan prasarana) belajar berubah. Pola dan cara ajar berubah. Apakah mindset para guru juga berubah? Saat inilah momentum guru adaptif ditagih. Visionernya, guru bergerak untuk belajar berubah. Platform digitalisasi terkuak.

Guru Visioner

Roh adaptif ini telah ditabuh Mas Menteri Nadiem. Kapan ditagih? Perubahan tidak dapat dimulai dari atas. Semuanya berawal dan berakhir dari guru. Jangan menunggu aba-aba, jangan menunggu perintah. Ambillah langkah pertama. Di mana pun Anda berada, lakukan perubahan kecil di kelas Anda: 1) ajaklah kelas berdiskusi, bukan hanya mendengarkan; 2) berikan kesempatan kepada murid untuk mengajar di kelas; 3) cetuskan proyek bakti sosial yang melibatkan seluruh kelas; 4) temukan suatu bakat dalam diri murid yang kurang percaya diri; 5) tawarkan bantuan kepada guru yang sedang mengalami kesulitan.

baca juga: Kemendikbudristek Bekali Guru dengan Kemampuan Komunikasi Publik

Mas Menteri Nadiem kembali menegaskan, apa pun perubahan kecil itu, jika setiap guru melakukannya serentak, kapal besar bernama Indonesia ini pasti akan bergerak. Efek pandemi covid-19 membuat dunia jungkir balik. Ujung-ujungnya, pandemi bukanlah musuh, melainkan mitra pikir mondial agar segera bergerak adaptif.

Renungkan lima pesan Mas Menteri Nadiem kepada guru tadi. Guru dan pelajar sama-sama pembelajar, sama-sama pendidik. Guru pun harus siap menjadi teladan para pelajar yang baik manakala si pelajar memerankan guru cilik. Tidak perlu ilmu pinunjul untuk guru, tetapi perlu dedikasi dan pelayanan ultima. Guru tidak lagi di depan, tetapi di samping menggandeng pelajar untuk bergerak maju demi perubahan.

Di sinilah roh cura personalis (empati pendampingan pribadi) berkarya. Sadarilah karitasi. Sebab guru sebagai pengajar terbaik terkini telah digeser sepenuhnya oleh eksistensi “Mbah Gugel”. “Mbah Gugel”-lah guru paling jempol untuk pemenuhan kognitif. “Mbah Gugel” menjadi guru mesin pencari tercepat, terbanyak, terlengkap, pun terbaru.

baca juga: Kemendikbudristek Dorong Perguruan Tinggi Segera Kirim Usulan KIP Kuliah

Satu sisi, mentalitas guru-lelah segera terganti peranti. Solusinya, lompatlah guru. Rebutlah karakter, berdayakan nilai-nilai karakter. Sebab sisi ini tidak dimiliki peranti secanggih apa pun. Peranti cuma robot yang sudah pasti berjiwa suwung. Guru sebagai pengajar telah mati hingga detik ini.

Guru sebagai pendidik yang cura personalis sangat diidolai. Guru diakui sebagai jenama atau merek profesi tinggallah mengolah karakter. Guru tetaplah pengampu nomor satu untuk nilai-nilai karakter. Karakter manusiawi tetap selalu gagal disisipi kecerdasan buatan (AI, artificial intelligence). Guru yang berkarakter inilah kini dicari dan dirindui para pelajar. Apalagi, Mas Menteri menggeber profil Pelajar Pancasila.

baca juga: Ada Evaluasi Menyeluruh, Kemendikbudristek Tunda Seleksi Guru PPPK Tahap II

Mas Menteri Nadiem telah mengikrarkan bakat, hobi, dan portofolio menjadi tunggangan pendidikan. Literasi, numerasi, dan karakter menjadi garda depan meskipun masih abstrak. Hanya guru yang berkarakter pembelajar akan pinunjul. Guru sadar. Guru paham bermain “banji jamping” (bungee jumping: terjun lenting, lompat aja) metani bakat, hobi, dan portofolio para pelajar.

Artinya, jika mau mengeklaim diri seorang guru yang penuh dinamika dan jatmika, silakan keluar dari zona nyaman. Di sanalah taman merdeka belajar dengan status guru merdeka akan tumbuh penuh apresiasi. Bukan ribut hipokrisi karena merebut jatah sertifikasi. Dengan demikian, muncullah citraan baru dengan istilah guru penggerak yang kini sedang bergolak. Tunjukkan kapabilitasmu, para guru! Kapabilitas menjadi tunggangan baru selain kompetensi.

Guru Belajar

Paul Suparno, sang penghimpun opini dalam kitab Guru Sains Indonesia pada Zaman Modern (2020) tentu sudah memikirkan out of the box untuk para guru sains khususnya dan guru mapel liyan pada umumnya. Hanya guru yang “terluka” berkat menyadari isi kitab ini akan cakap meraih milestone di depan sana.

baca juga: ISODEL 2021 Digelar Desember, Kemendikbudristek Targetkan 1.000 Partisipan

Paul membongkar cura personalis (Latin) yang berarti perhatian secara pribadi untuk setiap orang yang menyandang profesi guru. Cura berarti perhatian. Personalis berarti pribadi. Dalam ranah pendidikan, cura personalis berarti setiap pelajar dikelola secara pribadi, unik, dan khusus. Pelajar tidak dijadikan objek atau robot, tetapi diselami sebagai pribadi manusia yang harus diperhatikan, butuh didampingi.

Pelajar bukanlah robot atau siborg yang diperlakukan sama persis, tetapi cetaklah menjadi pribadi unik dengan segala persoalan dan kemajuannya. Namun, perlu diperhatikan secara khusus dengan kekhasan dan keadaannya. Cura personalis berarti menugasi guru memperhatikan dan menaruh perhatian secara pribadi kepada setiap pelajar.

Menelusur nalar Paul ini layaknya menyeruput barisan opini renyah seputar guru yang merdeka, tidak hanya guru sains semata seperti tersurat di sampul. Tamsilnya, menonjollah satire yang men-trending-kan jenama profesi. Lantip, lungit, dan jatmika menjadi tipikal paparan. Bagi sesama guru yang tidak kebak kawruh tentang dedikasi dan integritas, tentu buru-buru melontar cap jemawa. Jatuhlah moto klasik “digugu lan ditiru” untuk sandangan guru pada era digital-virtual ini!

baca juga: Dua Tahun Pemerintahan: Gebrakan Kemendikbudristek Wujudkan SDM Unggul

Kaum awam, guru, dan kaum literat (melek huruf) wajib paham. Ada lima bagian yang terdiri atas dua puluh tiga bab. Tidak bisa dimungkiri bahwa pembelajaran era digital-virtual menelikung sekaligus guru dan pelajar, bukan hanya guru sains belaka. Tidak sedikit guru yang mengarus, lalu hanya menghanyutkan diri.

Imbasnya, tunaslah pribadi-pribadi semu yang senantiasa menuntut syarat. Gelitiklah dengan sedikit istilah nakal: guru-semu, pengajar-semu, pendidik-semu. Bahkan, mengajar-semu dengan unjuk PPT, aplikasi, atau media gawai. Nah, gagah dan jemawalah. Akan tetapi, ada mentalitas guru yang lesap. Di antaranya kegagahan buku-buku teks ajar tidak bisa lagi diandalkan. Kurikulum makin membangkai tidak teruji. Guru ribut ilmu antargenerasi. Institusi menggembosi profesi (apa pun) dengan dalih seragam sertifikasi.

baca juga: Kemendikbudristek Sebut 4 Universitas Siber Lahir Setahun Terakhir

Inilah deret satirenya. Guru tidak lagi merdeka. Semu. Digitalisasi-virtualisasi membunuh nyali guru. Artinya, siapa pun guru yang tidak peka atau tidak adaptif tersangkut digital, ia tergilas informasi. Hebatnya, informasi terkini adalah humus bagi para pelajar. Gilanya, tidak sedikit pelajar terkini sudah tergila-gila gawai, gadget, atau medsos, dan informasi.

Para pelajar terkini adalah anak gadget. Jadi, ilmu, pengetahuan, dan wawasan tergres sudah diperangkap alat canggih yang setiap saat bisa diunduh dengan kelincahan jemari. Jadilah barisan homo digitalis. Karenanya, jadilah guru pembelajar, bukan semata-mata guru pengajar. Bukan zamannya lagi mengelap-lap keemasan Oemar Bakri.

Hanya model-model guru petarung yang laik diunggulkan menjadi barisan guru penggerak era Nadiem. Guru berjenama, guru bersahabat media menjadi idola guru trendi ala Mas Menteri. Pertanyaan lanjut, ke manakah para guru (sains) Indonesia pada era digital-virtual ini? Cukupkah mandek dan jemawa pada ajang olimpiade mapel? Silaukah dengan Asesmen Nasional yang mulai dirayakan? Benar-benar ampuh satire ini!***
(hdr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Baru Berusia 15 Tahun...
Baru Berusia 15 Tahun Yuyun Maemunah Diterima di Unesa, Cita-cita Jadi Guru
5 Daerah dengan Progres...
5 Daerah dengan Progres Penyaluran Tunjangan Guru Tertinggi di Indonesia, Karang Asem Hampir 100 %
25 Contoh Ucapan Hari...
25 Contoh Ucapan Hari Raya Idulfitri 2025 untuk Teman dan Guru Sekolah
10 Ucapan Selamat Hari...
10 Ucapan Selamat Hari Raya Nyepi 2025 yang Cocok Dibagikan Murid kepada Guru
SMA Taruna Nusantara...
SMA Taruna Nusantara Buka Lowongan Guru 2025, Sekolah Berasrama Terbaik di Indonesia
25 Ucapan Selamat Idul...
25 Ucapan Selamat Idul Fitri 2025 dari Murid untuk Guru, Singkat Namun Penuh Ketulusan
5 Ucapan Selamat Idulfitri...
5 Ucapan Selamat Idulfitri 1446 H untuk Guru, Penuh Doa dan Makna
Siapa Calon Guru di...
Siapa Calon Guru di Sekolah Rakyat? Gus Ipul Beri Bocoran Ini
TPG Guru dan Pengawas...
TPG Guru dan Pengawas PAI akan Ditransfer sebelum Lebaran 2025
Rekomendasi
Profil 4 Istri Raja...
Profil 4 Istri Raja Hussein Yordania, Siapa Saja Mereka?
Penyelundupan Ilegal...
Penyelundupan Ilegal di Perbatasan Korea Utara dan China Picu Tragedi Kemanusiaan
Pengusaha Muda Blak-blakan...
Pengusaha Muda Blak-blakan Soal Efek Bahaya dari Perang Tarif AS dan China
KPK Terima 561 Laporan...
KPK Terima 561 Laporan Terkait Gratifikasi Hari Raya Idulfitri, Total Rp341 Juta
KPK Siap Hadapi Gugatan...
KPK Siap Hadapi Gugatan Praperadilan Eks Dirut Taspen Antonius Kosasih
Batas Pelaporan SPT...
Batas Pelaporan SPT Tahunan Diperpanjang, 12,79 Juta Wajib Pajak Sudah Serahkan
Berita Terkini
Pendaftaran Beasiswa...
Pendaftaran Beasiswa BCA 2026 Dibuka, Kuliah Gratis, Uang Saku, Kesempatan Kerja
1 jam yang lalu
MNC University Jajaki...
MNC University Jajaki Peluang Kerja Sama dengan LP3I
2 jam yang lalu
Wamen Stella Apresiasi...
Wamen Stella Apresiasi Visi Riset Unika Atma Jaya dalam Perkuat Pendidikan Tinggi Indonesia
2 jam yang lalu
PIP 2025 Sudah Diumumkan...
PIP 2025 Sudah Diumumkan Cair, Tapi Kok Belum Masuk? Ini 5 Alasan Belum Diterima
3 jam yang lalu
Efisien dan Tepat Sasaran:...
Efisien dan Tepat Sasaran: Mekanisme Tunjangan Langsung ke Rekening, Banjir Pujian Para Guru
3 jam yang lalu
7 Dokter Spesialis Paling...
7 Dokter Spesialis Paling Dibutuhkan Masyarakat, Bisa Jadi Pilihan Mahasiswa Kedokteran
6 jam yang lalu
Infografis
Mulai Januari 2025 Gaji...
Mulai Januari 2025 Gaji Guru Non-ASN Bakal Naik Rp2 Juta
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved