Kemendikbudristek Sebut 4 Universitas Siber Lahir Setahun Terakhir
loading...
A
A
A
JAKARTA - Selama satu tahun terakhir ada empat cyber university atau universitas siber yang lahir di Indonesia. Hal itu dikatakan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ristekdikti) Kemendikbudristek Prof Nizam.
"Yang pertama ICE Institute yang berada di bawah UT. Kemudian Universitas Siber Asia. Kemudian juga ada Muhammadiyah Cyber University serta UIC, Universitas Indonesia Cerdas," katanya pada Webinar ICE Institute untuk Indonesia Satu yang dipantau dari YouTube, Kamis (28/10/2021).
Nizam menyampaikan, segala upaya harus dilakukan agar semua pihak mampu beradaptasi dengan perubahan dunia yang begitu cepat. Termasuk juga dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi di Tanah Air.
Guru Besar UGM ini menjelaskan, adanya empat universitas siber ini adalah salah satu dampak dari pandemi yang ternyata mampu mengakselerasi dunia pendidikan tinggi di dalam melakukan transformasi digital. "Mari terus dorong dan kembangkan transformasi digital sehingga kita menjadi pemain digital dan tidak sekadar konsumen digital," harap Nizam.
Nizam mengatakan, sejak 2020 Kemendikbudristek sudah melakukan transformasi pendidikan tinggi dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Melalui MBKM Kemendikburistek menyiapkan SDM yang lebih agile, kreatif, inovatif, produktif dan berakhlak mulia melalui kurikulum yang fleksibel dan adaptif.
"Sehingga kita bisa mengikuti dinamika di dunia kerja dan teknologi sehingga dalam waktu pendek kita bisa beradaptasi dengan perubahan ini," ungkapnya.
Dia juga mengatakan, untuk menyiapkan SDM di masa depan maka pengembangan kompetensi-kompetensi baru sangat penting. Misalnya kompetensi di bidang digital analytic, cyber security, IoT, dan juga deep learning.
Karena itu, ujar Nizam, melalui MBKM ini memberikan ruang seluas-luasnya bagi para mahasiswa untuk bisa menyesuaikan kompetensinya dengan perubahan yang terjadi di dunia kerja.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala ICE Institute Prof Paulina Pannen menyampaikan, ICE Institute sudah diresmikan pada 28 Juli 2021 dan sudah berjalan sebagai lokapasar mata kuliah daring di indonesia.
"Yang pertama ICE Institute yang berada di bawah UT. Kemudian Universitas Siber Asia. Kemudian juga ada Muhammadiyah Cyber University serta UIC, Universitas Indonesia Cerdas," katanya pada Webinar ICE Institute untuk Indonesia Satu yang dipantau dari YouTube, Kamis (28/10/2021).
Nizam menyampaikan, segala upaya harus dilakukan agar semua pihak mampu beradaptasi dengan perubahan dunia yang begitu cepat. Termasuk juga dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi di Tanah Air.
Guru Besar UGM ini menjelaskan, adanya empat universitas siber ini adalah salah satu dampak dari pandemi yang ternyata mampu mengakselerasi dunia pendidikan tinggi di dalam melakukan transformasi digital. "Mari terus dorong dan kembangkan transformasi digital sehingga kita menjadi pemain digital dan tidak sekadar konsumen digital," harap Nizam.
Nizam mengatakan, sejak 2020 Kemendikbudristek sudah melakukan transformasi pendidikan tinggi dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Melalui MBKM Kemendikburistek menyiapkan SDM yang lebih agile, kreatif, inovatif, produktif dan berakhlak mulia melalui kurikulum yang fleksibel dan adaptif.
"Sehingga kita bisa mengikuti dinamika di dunia kerja dan teknologi sehingga dalam waktu pendek kita bisa beradaptasi dengan perubahan ini," ungkapnya.
Dia juga mengatakan, untuk menyiapkan SDM di masa depan maka pengembangan kompetensi-kompetensi baru sangat penting. Misalnya kompetensi di bidang digital analytic, cyber security, IoT, dan juga deep learning.
Karena itu, ujar Nizam, melalui MBKM ini memberikan ruang seluas-luasnya bagi para mahasiswa untuk bisa menyesuaikan kompetensinya dengan perubahan yang terjadi di dunia kerja.
Dalam kesempatan yang sama, Kepala ICE Institute Prof Paulina Pannen menyampaikan, ICE Institute sudah diresmikan pada 28 Juli 2021 dan sudah berjalan sebagai lokapasar mata kuliah daring di indonesia.