Kemendikbudristek Sebut 4 Universitas Siber Lahir Setahun Terakhir

Kamis, 28 Oktober 2021 - 19:41 WIB
loading...
Kemendikbudristek Sebut...
Webinar ICE Institute untuk Indonesia Satu. Foto/tangkapan layar
A A A
JAKARTA - Selama satu tahun terakhir ada empat cyber university atau universitas siber yang lahir di Indonesia. Hal itu dikatakan Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset dan Teknologi (Ristekdikti) Kemendikbudristek Prof Nizam.

"Yang pertama ICE Institute yang berada di bawah UT. Kemudian Universitas Siber Asia. Kemudian juga ada Muhammadiyah Cyber University serta UIC, Universitas Indonesia Cerdas," katanya pada Webinar ICE Institute untuk Indonesia Satu yang dipantau dari YouTube, Kamis (28/10/2021).

Nizam menyampaikan, segala upaya harus dilakukan agar semua pihak mampu beradaptasi dengan perubahan dunia yang begitu cepat. Termasuk juga dalam penyelenggaraan pendidikan tinggi di Tanah Air.

Guru Besar UGM ini menjelaskan, adanya empat universitas siber ini adalah salah satu dampak dari pandemi yang ternyata mampu mengakselerasi dunia pendidikan tinggi di dalam melakukan transformasi digital. "Mari terus dorong dan kembangkan transformasi digital sehingga kita menjadi pemain digital dan tidak sekadar konsumen digital," harap Nizam.



Nizam mengatakan, sejak 2020 Kemendikbudristek sudah melakukan transformasi pendidikan tinggi dengan kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Melalui MBKM Kemendikburistek menyiapkan SDM yang lebih agile, kreatif, inovatif, produktif dan berakhlak mulia melalui kurikulum yang fleksibel dan adaptif.

"Sehingga kita bisa mengikuti dinamika di dunia kerja dan teknologi sehingga dalam waktu pendek kita bisa beradaptasi dengan perubahan ini," ungkapnya.

Dia juga mengatakan, untuk menyiapkan SDM di masa depan maka pengembangan kompetensi-kompetensi baru sangat penting. Misalnya kompetensi di bidang digital analytic, cyber security, IoT, dan juga deep learning.

Karena itu, ujar Nizam, melalui MBKM ini memberikan ruang seluas-luasnya bagi para mahasiswa untuk bisa menyesuaikan kompetensinya dengan perubahan yang terjadi di dunia kerja.

Dalam kesempatan yang sama, Kepala ICE Institute Prof Paulina Pannen menyampaikan, ICE Institute sudah diresmikan pada 28 Juli 2021 dan sudah berjalan sebagai lokapasar mata kuliah daring di indonesia.

Saat ini, katanya Paulina, ICE Institute mempunyai 1.381 mata kuliah daring dari EdX. Kemudian 165 mata kuliah dari konsorsium ICE Institute. Konsorsium ICE Institute saat ini terdiri dari 14 perguruan tinggi di Indonesia ditambah dengan mitra EdX.

"Jumlah mahasiswa yang menempuh kuliah di ICE Institute saat ini ada kurang lebih 3.700 orang dan yang sudah lulus dari beberapa mata kuliah EdX sampai saat ini ada 220 orang," ungkap Paulina.

Paulina mengatakan, Webinar ICE Institute untuk Indonesia Satu ini merupakan salah satu seri webinar yang digelar ICE Institute setiap bulan. Webinar ini menjadi wadah penyampaian inovasi dan sarana berbagi informasi terkini tentang perkembangan ilmu pengetahuan terdiri dari 7 (tujuh) bidang ilmu yang berbeda.

Rektor UT Prof Ojat Darojat juga berharap ke depan akan ada lebih banyak perguruan tinggi akan bergabung dalam konsorsium ICE Institute guna mengembangkan pembelajaran dalam jaringan secara nasional agar menjadi lebih masif lagi.

Prof Ojat menyampaikan, dalam momentum Sumpah Pemuda, kehadiran ICE Institute diharapkan dapat diterima generasi muda sebagai digital native. "Saya kira ICE Institute merupakan wadah yang sangat tepat bisa menjembatani dan memberikan pemahaman, pengetahuan, serta best practice bagi kita semua," ujarnya.
(zik)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1747 seconds (0.1#10.140)