Jelang Tahun Ajaran Baru, Sekolah Tambah Fasilitas Pencegahan Covid-19

Sabtu, 06 Juni 2020 - 11:07 WIB
loading...
A A A
Belajar di rumah sudah dilakukan selama tiga bulan, tidak ada perbedaan dalam hal pengajaran. Setiap hari anak-anak belajar bersama melalui berbagai platform online. Untuk urusan biaya SPP pun tidak ada potongan. "Namun nanti diakhir semester akan dievaluasi siapa siswa yang tidak bayar SPP akibat terdamapak Covid-19. Sekolah akan bantu dan setiap siswa akan berbeda jumlahnya dalam menerima bantuan dari sekolah " ungkapnya. (Baca juga: Budi Hartono Bersama 10 Anak Bertahan di Rumah Hampir Roboh)

Berbeda dengan SMA Suluh, Yayasan Al-Azhar akan memberikan potongan untuk biaya SPP siswanya per bulan. Nor Kaerudin Direktur Pendidikan Yayasan Al-Azhar mengatakan, mereka ikut berempati dengan keadaan saat ini sehingga turut memberikan keringanan bagi orangtua mulai bayaran bulan Mei lalu.

Mengenai belajar mengajar secara langsung, Al Azhar BSD dan Metland yang menjadi tanggung jawabnya akan melihat situasi dan arahan dari pemerintah. "Di Tangerang Selatan (Tangsel) yang kurvanya masih landai kemungkinan akan membuka sekolah 50 persen," jelasnya.

Nantinya satu kelas hanya ada 15 anak saja dan tetap diminta untuk menuruti protokol pencegahan Covid-19. Namun, jika tahun ajaran baru dimulai dan Tangsel masih mengalami kenaikan virus yang signifikan. Belajar di rumah akan terus dilanjutkan, sebab menurut Nor, sebelum pandemi jenjang SMP dan SMA sudah terbiasa dengan pengajaran jarak jauh.

"Sistem belajar di rumah, menggunakan Google Meet dan Zoom. Tidak ada keluhan akses dari anak-anak hanya siswa SD saja yang masih butuh penyesuaian," ungkapnya. (Baca juga: Oxford Universitas Terbaik Sejagat, Tsinghua Pimpin Asia)

Sementara itu, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) meminta kepada sekolah untuk tidak terburu-buru membuka sekolah. Meskipun ada opsi 50 persen, Sekjen KPAI, Rita Pranawati berharap semua pihak hendaknya menyadari jika kluster sekolah harusnya menjadi kluster yang terakhir dibuka.

"Itu prinsip dasar kalau semua sudah aman baru sekolah bisa dibuka. Sebab, anak tidak ada jaminan untuk selalu menerapkan protokoler pencegahan Covid," ujarnya.

Pembelajaran jarak jauh masih harus dilakukan. Meskipun masih banyak keluhan untuk akses belajar, itu menjadi kewajiban guru untuk mengikuti kemampuan anak. "Jangan terlalu baku, tidak semua anak dari keluarga yang sama. Sehingga guru wajib peka melihat setiap perbedaan itu. Guru harus bisa mengikuti siswa agar dia dapat mengerjakan tugas dengan mudah," saran Rita. (Ananda Nararya)
(ysw)
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1420 seconds (0.1#10.140)