50 Siswa Madrasah Bersaing Ketat Jadi Duta Harmoni Nasional
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak 50 siswa-siswi madrasah dari berbagai wilayah di Tanah Air telah terpilih menjadi finalis Duta Harmoni untuk membantu membumikan gerakan moderasi beragama di Indonesia. Para pelajar pilihan ini terus mematangkan bakat, program dan rencana aksinya untuk bisa menjadi yang terbaik.
Potret ketatnya kompetisi untuk terpilih menjadi Duta Harmoni ini antara lain terlihat pada Pelatihan Mentoring Motivator Muda Moderasi Beragama yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) di Kota Bogor, Rabu (24/11/2021). Tiap finalis diadu untuk tampil mengenalkan budaya daerahnya masing-masing. Pertemuan ini menjadi semarak lantaran setiap finalis juga datang dengan mengenakan baju kedaerahan.
Beberapa finalis juga menyuguhkan keaslian budaya daerah seperti menari, berpantun, geguritan hingga gurindam 12. Selain penampilan mereka banyak memukai peserta dari daerah lain, dari kegiatan ini tiap peserta juga mendapat pengetahuan berharga tentang kekayaan budaya Indonesia. “Performance budaya ini sengaja kita adakan karena cinta budaya lokal atau daerah bisa memperkuat karakter moderat,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag M Ali Ramdhani di Jakarta, Jumat (26/11/2021).
Pada Pelatihan Mentoring Motivator Muda Moderasi Beragama di Kota Bogor, ujar Ali Ramdhani, para finalis juga menunjukkan kemampuannya di depan Menteri Agama periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin dan Direktur Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Kemenag Muh Isom Yusqi.
Dia menjelaskan, 50 finalis Duta Harmoni ini merupakan siswa hasil seleksi dari 751 siswa yang mengikuti seleksi dari 34 provinsi di Indonesia. “Proses seleksi saat ini masuk dalam tahap penjurian final. Mereka adalah yang terbaik setelah melewati serangkaian seleksi ketat dari sekolah, daerah dan provinsi," terangnya.
Ramdhani menilai, penggunaan Duta Harmoni ini menjadi strategi Kemenag menanamkan moderasi beragama di kalangan milenial. Penyasaran kalangan milenial penting karena di era teknologi digital ini, banyak konten di platform media sosial yang menyesatkan. Bahkan jika tak hati-hati, kalangan milenial yang merupakan pengguna aktif digital (digital native) ini bisa terjebak dan terpapar dengan ideologi berpaham ekstremisme.
“Jika mereka turut mengamplifikasi konten-konten negatif, hal itu kian membahayakan pada kesatuan bangsa. Atas dasar itu, kalangan milenial terus disasar agar memiliki pemahaman kebangsaan yang benar dan komprehensif,” tandasnya.
Direktur KSKK Kemenag Muh Isom Yusqi mengungkapkan, Duta Harmoni bertujuan untuk menanamkan pemahaman kalangan muda agar sudah terbiasa dengan keragaman yang ada di Indonesia. Mereka diajarkan untuk memuliakan manusia tanpa membedakan agama, warna kulit, daerah, suku, bahasa dan dan lain sebagainya.
“Untuk itu, kader-kader Duta Harmoni ini akan terus kita gencarkan. Kita yakin investasi ini akan berdampak baik terhadap Indonesia di masa mendatang,” terangnya.
Potret ketatnya kompetisi untuk terpilih menjadi Duta Harmoni ini antara lain terlihat pada Pelatihan Mentoring Motivator Muda Moderasi Beragama yang digelar oleh Kementerian Agama (Kemenag) di Kota Bogor, Rabu (24/11/2021). Tiap finalis diadu untuk tampil mengenalkan budaya daerahnya masing-masing. Pertemuan ini menjadi semarak lantaran setiap finalis juga datang dengan mengenakan baju kedaerahan.
Beberapa finalis juga menyuguhkan keaslian budaya daerah seperti menari, berpantun, geguritan hingga gurindam 12. Selain penampilan mereka banyak memukai peserta dari daerah lain, dari kegiatan ini tiap peserta juga mendapat pengetahuan berharga tentang kekayaan budaya Indonesia. “Performance budaya ini sengaja kita adakan karena cinta budaya lokal atau daerah bisa memperkuat karakter moderat,” ujar Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag M Ali Ramdhani di Jakarta, Jumat (26/11/2021).
Pada Pelatihan Mentoring Motivator Muda Moderasi Beragama di Kota Bogor, ujar Ali Ramdhani, para finalis juga menunjukkan kemampuannya di depan Menteri Agama periode 2014-2019 Lukman Hakim Saifuddin dan Direktur Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan dan Kesiswaan (KSKK) Kemenag Muh Isom Yusqi.
Dia menjelaskan, 50 finalis Duta Harmoni ini merupakan siswa hasil seleksi dari 751 siswa yang mengikuti seleksi dari 34 provinsi di Indonesia. “Proses seleksi saat ini masuk dalam tahap penjurian final. Mereka adalah yang terbaik setelah melewati serangkaian seleksi ketat dari sekolah, daerah dan provinsi," terangnya.
Ramdhani menilai, penggunaan Duta Harmoni ini menjadi strategi Kemenag menanamkan moderasi beragama di kalangan milenial. Penyasaran kalangan milenial penting karena di era teknologi digital ini, banyak konten di platform media sosial yang menyesatkan. Bahkan jika tak hati-hati, kalangan milenial yang merupakan pengguna aktif digital (digital native) ini bisa terjebak dan terpapar dengan ideologi berpaham ekstremisme.
“Jika mereka turut mengamplifikasi konten-konten negatif, hal itu kian membahayakan pada kesatuan bangsa. Atas dasar itu, kalangan milenial terus disasar agar memiliki pemahaman kebangsaan yang benar dan komprehensif,” tandasnya.
Direktur KSKK Kemenag Muh Isom Yusqi mengungkapkan, Duta Harmoni bertujuan untuk menanamkan pemahaman kalangan muda agar sudah terbiasa dengan keragaman yang ada di Indonesia. Mereka diajarkan untuk memuliakan manusia tanpa membedakan agama, warna kulit, daerah, suku, bahasa dan dan lain sebagainya.
“Untuk itu, kader-kader Duta Harmoni ini akan terus kita gencarkan. Kita yakin investasi ini akan berdampak baik terhadap Indonesia di masa mendatang,” terangnya.
(mpw)