Kemenag Dorong Lembaga Pendidikan Kedepankan Inovasi dan Berpikir Without the Box

Sabtu, 11 Desember 2021 - 16:08 WIB
loading...
Kemenag Dorong Lembaga Pendidikan Kedepankan Inovasi dan Berpikir Without the Box
Dirjen Pendis Kemenag Muhammad Ali Ramdhani saat memberikan pengarahan pengumuman Madrasah Award dan Adiktis 2021 di Jakarta, Jumat (10/12/2021).
A A A
JAKARTA - Dirjen Pendidikan Islam ( Pendis ) Kementerian Agama Muhammad Ali Ramdhani mendorong lembaga pendidikan agar mengedepankan pola pendekatan inovasi. hal ini untuk memberikan yang terbaik pada anak negeri dengan tidak hanya berpikir out of the box tapi harus without the box.

"Untuk menjadi the best maka kita harus menggunakan pola-pola tersendiri. kita selalu menggunakan pola pendekatan inovasi untuk memberikan yang terbaik. Kita tidak cukup dengan out of box, tetapi harus bekerja without of box, untuk menghadirkan yang terbaik," kata M Ali Ramdhani saat pengumuman Madrasah Award dan Adiktis 2021, Jumat (10/12/2021).



Ramdhani mengatakan, dunia saat ini adalah dunia yang penuh dengan kontestasi. Penyelenggara pendidikan harus memiliki kekuatan daya tanding dan daya saing dengan berbagai elemen lainnya. Tangga capaian prestasi merupakan sebuah langkah panjang dari berbagai ikhtiar dan doa yang menghasilkan dua kelompok, yaitu pemenang atau the winner dan orang yang kalah atau the loser.

"Bagi mereka yang belum memperoleh anugerah, mari belajar kembali agar kemudian anugerah itu dapat menyapa lembaga atau individu kita bersama. sebab, perlu kita sadar, pembelajar sepanjang hayat merupakan hal yang esensial dalam hidup kita semua," katanya.

Menurutnya, salah satu kemampuan elementer manusia adalah ketika dia beradaptasi dalam dinamika kehidupan, di mana proses pembelajaran tidak boleh berhenti pada sebuah titik. Bahkan, lanjut dia, Banyak filusuf yang mengingatkan bahwa orang terpelajar hanyalah pemilik masa lalu dan orang yang terus belajar yang akan menjadi pemilik masa depan.



"Kalau kita hanya melakukan rata-rata maka kita akan habis tenggelam di telan masa. Hari ini kita harus melakukan upaya-upaya extra ordinary. Best practise itu penting, belajar dari institusi yang lebih maju penting, tapi kita harus menemukan practise-practise yang tidak sekedar best practise," harapnya.

Ramdhani juga menceritakan pernah berdiskudi dengan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas di sebuah Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN). Jika madrasah dan PTKI hanya mengandalkan best practise, belajar ke lembaga-lembaga pendidikan lain, maka posisi madrasah dan PTKI hanya menjadi trendsetter.

"Selama masih di posisi itu, kita hanya pengikut, kita hanya menjadi posisi kedua, tidak pernah giat unggul sebab kita belajar dari tempat lain. Untuk menjadi the best maka kita harus menggunakan pola-pola tersendiri. Kita selalu menggunakan pola pendekatan inovasi," terangnya.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3123 seconds (0.1#10.140)