Penelitian Mahasiswa ITS Dukung Zero Waste Raih Emas di I3c Malaysia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sudah bukan rahasia umum bahwa salah satu ancaman terbesar bagi kelestarian lingkungan adalah sampah plastik . Menyadari hal tersebut, mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) mengembangkan inovasi pengelolaan limbah plastik multilayer melalui pemisahan polimer menuju zero waste.
Dr Hendro Juwono MSi selaku dosen pembimbing tim menyampaikan bahwa latar belakang diangkatnya penelitian ini adalah karena tingginya angka limbah plastik di dunia, khususnya plastik jenis multilayer.
“Limbah ini banyak terjadi penumpukan akibat rendahnya angka industri daur ulang yang dapat memanfaatkan limbah plastik multilayer tersebut,” ujarnya katanya melalui siaran pers, Rabu (22/12/2021).
Plastik multilayer terbentuk lebih dari satu jenis polimer. Hal ini menjadikan tingkat daur ulang dan nilai limbah pascakonsumsi yang rendah dibandingkan dengan jenis limbah lainnya. Menariknya, dalam penelitian ini tim berupaya memecah layer tersebut sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
Penelitian yang dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan ini. Dimulai dengan mengekstrak plastik kemasan yang telah dipreparasi menggunakan dua variasi pelarut, yaitu N-Hexane dan Pertalite selama 180 menit pada suhu 50 derajat celcius.
Setelah ekstraksi, dilakukan pengujian X-ray fluorescence (XRF) dan Fourier-transform infrared spectroscopy (FT-IR) untuk mengetahui jenis polimer dalam layer plastik.
Hasilnya menunjukkan logam tertinggi yang terkandung dalam layer adalah Titanium, Kromium, dan Aluminium. Sedangkan jenis plastik yang terkandung adalah polypropylene.
Selanjutnya, dilakukan pengujian menggunakan SEM-EDX Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray untuk melihat kualitas fisik lapisan hasil pemisahan. “Hasilnya, menunjukkan pemisahan dengan larutan pertalite lebih bagus daripada n-Hexane,” ungkapnya.
Dr Hendro Juwono MSi selaku dosen pembimbing tim menyampaikan bahwa latar belakang diangkatnya penelitian ini adalah karena tingginya angka limbah plastik di dunia, khususnya plastik jenis multilayer.
“Limbah ini banyak terjadi penumpukan akibat rendahnya angka industri daur ulang yang dapat memanfaatkan limbah plastik multilayer tersebut,” ujarnya katanya melalui siaran pers, Rabu (22/12/2021).
Plastik multilayer terbentuk lebih dari satu jenis polimer. Hal ini menjadikan tingkat daur ulang dan nilai limbah pascakonsumsi yang rendah dibandingkan dengan jenis limbah lainnya. Menariknya, dalam penelitian ini tim berupaya memecah layer tersebut sehingga berpotensi untuk dimanfaatkan lebih lanjut.
Penelitian yang dilaksanakan selama kurang lebih empat bulan ini. Dimulai dengan mengekstrak plastik kemasan yang telah dipreparasi menggunakan dua variasi pelarut, yaitu N-Hexane dan Pertalite selama 180 menit pada suhu 50 derajat celcius.
Setelah ekstraksi, dilakukan pengujian X-ray fluorescence (XRF) dan Fourier-transform infrared spectroscopy (FT-IR) untuk mengetahui jenis polimer dalam layer plastik.
Hasilnya menunjukkan logam tertinggi yang terkandung dalam layer adalah Titanium, Kromium, dan Aluminium. Sedangkan jenis plastik yang terkandung adalah polypropylene.
Selanjutnya, dilakukan pengujian menggunakan SEM-EDX Scanning Electron Microscope-Energy Dispersive X-Ray untuk melihat kualitas fisik lapisan hasil pemisahan. “Hasilnya, menunjukkan pemisahan dengan larutan pertalite lebih bagus daripada n-Hexane,” ungkapnya.