Pakar UGM Bagikan Tips Gunakan Tanaman Herbal yang Aman
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia yang berada di daerah tropis dianugerahi beragam flora. Banyak dari flora-flora di Indonesia tersebut yang kemudian dapat dijadikan obat atau yang disebut juga sebagai tanaman herbal .
Contohnya seperti tanaman Tempuyung, atau dengan nama latin-nya Sonchus arvensis berguna sebagai obat batu ginjal. Kemudian ada tanaman Mimba (Azadirachta indica) sebagai obat diabetes.
Ada pula tanaman Purwoceng (Pimpinella pruatjan) untuk meningkatkan gairah seksual dan tanaman Pegagan (Centella asiatica) untuk menghambat penuaan, dan lain sebagainya.
Baca: Kisah Menarik Mahasiwa ITB Penerima Beasiswa IISMA di Ceko
Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi tanaman-tanaman obat tersebut. Berikut telah dirangkum tips dan trik dari Pakar Obat Herbal Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Djoko Santosa.
1. Pastikan kebenaran dari bahan
Hal pertama yang perlu diperhatikan ketika memanfaatkan tanaman herbal adalah memastikan kebenaran dari tanaman yang hendak dikonsumsi, apakah tanaman tersebut adalah tanaman yang dimaksud atau hanya mirip saja.
Djoko menuturkan, kepastian pada kebenaran bahan sangat penting. Sebab, jika salah bahan maka pertama khasiat yang diharapkan tidak didapatkan; atau kemungkinan kedua, tanaman yang dikonsumsi malah dapat memberikan efek buruk pada tubuh.
Baca juga: Menahan Tangis di Depan Anggota DPR, Guru: Jangan Jadikan Kami Mainan
“Jadi, yang pertama adalah (memastikan) betulnya bahan. Kalau tidak betul maka bisa jadi masalah. (Sebagai contoh ketika) harusnya mengonsumsi Lempuyang Wangi untuk niat menurunkan kolesterol, tapi (karena salah identifikasi) malah mengonsumsi Lempuyang Gajah yang malah nambah kegemukan,” katanya melansir laman resmi UGM di ugm.ac.id, Kamis (10/2/2022).
“Jadi, efeknya bisa berkebalikan. Padahal, (kedua tanaman) itu satu keluarga tanaman yang sangat dekat sekali (mirip-mirip),” lanjutnya.
2. Perhatikan waktu panen yang tepat
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam memanen tanaman-tanaman herbal tersebut. Sebab, waktu panen dapat memengaruhi khasiat dari tanaman-tanaman tersebut.
“(kalau yang dikonsumsi adalah daun dari tanaman herbal tersebut), (maka) daun itu mestinya dipanen ketika sudah mekar sempurna. (Sehingga) lebih baik kalau dipanen itu pagi hari. Daun sirih hijau atau daun teh cocok dipanen dipagi hari. Tapi ada pengecualian, contohnya adalah daun cengkeh. Daun cengkeh itu (seharusnya) dipanen malah setelah dia gugur. Sebab, kandungan Metil Eugenol-nya (akan) sangat tinggi sekali (setelah dia gugur),” jelasnya.
3. Perhatikan cara pengelolaannya
Terakhir, pengelolaan tanaman-tanaman herbal tersebut juga semestinya diolah dengan cara yang tepat pula. Dalam cara pengirisan misalnya, pengirisan menggunakan pisau sebaiknya mengikuti arah dari serat yang bakal diiris. Jika tidak, khasiat dari obat herbal tersebut bisa mengalami penurunan.
Dr. Ika Puspita Sari, sejawat Dr. Djoko Santosa di Fakultas Farmasi UGM menginformasikan, Fakultas Farmasi UGM membuka layanan konsultasi gratis kepada masyarakat untuk diajarkan menggunakan obat herbal secara tepat. Masyarakat dipersilakan untuk menghubungi unit pengabdian masyarakat Fakultas Farmasi UGM.
Contohnya seperti tanaman Tempuyung, atau dengan nama latin-nya Sonchus arvensis berguna sebagai obat batu ginjal. Kemudian ada tanaman Mimba (Azadirachta indica) sebagai obat diabetes.
Ada pula tanaman Purwoceng (Pimpinella pruatjan) untuk meningkatkan gairah seksual dan tanaman Pegagan (Centella asiatica) untuk menghambat penuaan, dan lain sebagainya.
Baca: Kisah Menarik Mahasiwa ITB Penerima Beasiswa IISMA di Ceko
Akan tetapi, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mengonsumsi tanaman-tanaman obat tersebut. Berikut telah dirangkum tips dan trik dari Pakar Obat Herbal Fakultas Farmasi Universitas Gadjah Mada (UGM) Dr. Djoko Santosa.
1. Pastikan kebenaran dari bahan
Hal pertama yang perlu diperhatikan ketika memanfaatkan tanaman herbal adalah memastikan kebenaran dari tanaman yang hendak dikonsumsi, apakah tanaman tersebut adalah tanaman yang dimaksud atau hanya mirip saja.
Djoko menuturkan, kepastian pada kebenaran bahan sangat penting. Sebab, jika salah bahan maka pertama khasiat yang diharapkan tidak didapatkan; atau kemungkinan kedua, tanaman yang dikonsumsi malah dapat memberikan efek buruk pada tubuh.
Baca juga: Menahan Tangis di Depan Anggota DPR, Guru: Jangan Jadikan Kami Mainan
“Jadi, yang pertama adalah (memastikan) betulnya bahan. Kalau tidak betul maka bisa jadi masalah. (Sebagai contoh ketika) harusnya mengonsumsi Lempuyang Wangi untuk niat menurunkan kolesterol, tapi (karena salah identifikasi) malah mengonsumsi Lempuyang Gajah yang malah nambah kegemukan,” katanya melansir laman resmi UGM di ugm.ac.id, Kamis (10/2/2022).
“Jadi, efeknya bisa berkebalikan. Padahal, (kedua tanaman) itu satu keluarga tanaman yang sangat dekat sekali (mirip-mirip),” lanjutnya.
2. Perhatikan waktu panen yang tepat
Hal kedua yang perlu diperhatikan adalah ketepatan dalam memanen tanaman-tanaman herbal tersebut. Sebab, waktu panen dapat memengaruhi khasiat dari tanaman-tanaman tersebut.
“(kalau yang dikonsumsi adalah daun dari tanaman herbal tersebut), (maka) daun itu mestinya dipanen ketika sudah mekar sempurna. (Sehingga) lebih baik kalau dipanen itu pagi hari. Daun sirih hijau atau daun teh cocok dipanen dipagi hari. Tapi ada pengecualian, contohnya adalah daun cengkeh. Daun cengkeh itu (seharusnya) dipanen malah setelah dia gugur. Sebab, kandungan Metil Eugenol-nya (akan) sangat tinggi sekali (setelah dia gugur),” jelasnya.
3. Perhatikan cara pengelolaannya
Terakhir, pengelolaan tanaman-tanaman herbal tersebut juga semestinya diolah dengan cara yang tepat pula. Dalam cara pengirisan misalnya, pengirisan menggunakan pisau sebaiknya mengikuti arah dari serat yang bakal diiris. Jika tidak, khasiat dari obat herbal tersebut bisa mengalami penurunan.
Dr. Ika Puspita Sari, sejawat Dr. Djoko Santosa di Fakultas Farmasi UGM menginformasikan, Fakultas Farmasi UGM membuka layanan konsultasi gratis kepada masyarakat untuk diajarkan menggunakan obat herbal secara tepat. Masyarakat dipersilakan untuk menghubungi unit pengabdian masyarakat Fakultas Farmasi UGM.
(nz)