UGM Wisuda 1.551 Lulusan Sarjana dan Diploma, Ini Pesan Rektor
loading...
A
A
A
Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) rata-rata untuk lulusan Program Sarjana periode ini adalah 3,42. Sedangkan Indeks Prestasi Kumulatif rata-rata untuk lulusan Program Sarjana Terapan periode ini adalah 3,59 dan untuk Program Diploma Tiga rerata IPKnya adalah 3,33.
Wisudawan Program Sarjana yang memiliki IPK tertinggi diraih oleh Tariq Hidayat Pangestu dari Program Studi Hukum, Fakultas Hukum, yang menyelesaikan studi sarjananya dengan IPK 3,97.
Sementara IPK tertinggi lulusan Program Sarjana Terapan diraih oleh Al Razi Sena dari Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan, Sekolah Vokasi, yang lulus dengan IPK 3,99.
Sedangkan lulusan IPK tertinggi untuk Program Diploma Tiga diraih oleh Ananda Eka Rachmadhani dari Program Studi Bahasa Korea, Sekolah Vokasi, yang menyelesaikan studinya dengan IPK 3,88.
Rektor UGM dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada wisudawan dan wisudawati yang lulus pada periode ini sehingga menjadi bagian dari alumni UGM. Meski selama dua tahun terakhir selama perkuliahan akibat pandemi menyebabkan interaksi antara dosen dengan mahasiswa berkurang.
Namun, menurutnya hal itu tidak perlu menjadikan wisudawan berkecil hati atau menjadi kurang percaya diri, karena di tengah kondisi yang kurang ideal justru dibentuk untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri, dan mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan.
“Saudara-saudara tentu akan menghadapi tantangan yang tidak mudah ketika akan memasuki dunia kerja. Namun, di UGM Saudara telah dididik dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman, serta nilai-nilai luhur yang menjadi pegangan dalam menjalani kehidupan. Karena itu, saya percaya wisudawan dan wisudawati sekalian memiliki modal yang cukup,” ungkapnya.
Rektor menambahkan, lulusan perguruan tinggi saat ini menghadapi begitu banyak perubahan dan ketidakpastian akan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Namun, hal itu jangan membuat kita tenggelam dalam pesimisme, karena ada ruang bagi setiap kita untuk tetap bisa berkarya. “Kesuksesan bukan hal yang mudah untuk diraih dalam sekejap, dan kegagalan adalah hal yang wajar terjadi. Namun, setelah melewati semua ini, kita harus mampu bangkit kembali,” paparnya.
Rektor juga mengingatkan agar para wisudawan untuk selalu peka dalam melihat peluang, cepat dalam mengambil inisiatif, dan giat membangun jejaring, karena bangsa Indonesia memerlukan banyak talenta muda untuk turun tangan mengatasi berbagai persoalan yang ada di tengah masyarakat.
“Sangat wajar jika kita terus bertanya kapan pandemi akan berakhir? Tapi kita juga perlu sesekali bertanya, apa yang bisa kita lakukan di masa sekarang ini? Ada jenis pekerjaan tertentu yang justru semakin banyak dicari di masa pandemi ini. Usaha-usaha baru yang bermunculan merespons perubahan tren dan kebutuhan masyarakat, nyatanya juga bisa tumbuh subur dan berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan kerja masih terbuka lebar, terutama bagi mereka yang memiliki kompetensi dan daya inovasi,” ujarnya.
Wisudawan Program Sarjana yang memiliki IPK tertinggi diraih oleh Tariq Hidayat Pangestu dari Program Studi Hukum, Fakultas Hukum, yang menyelesaikan studi sarjananya dengan IPK 3,97.
Sementara IPK tertinggi lulusan Program Sarjana Terapan diraih oleh Al Razi Sena dari Program Studi Manajemen Informasi Kesehatan, Sekolah Vokasi, yang lulus dengan IPK 3,99.
Sedangkan lulusan IPK tertinggi untuk Program Diploma Tiga diraih oleh Ananda Eka Rachmadhani dari Program Studi Bahasa Korea, Sekolah Vokasi, yang menyelesaikan studinya dengan IPK 3,88.
Rektor UGM dalam pidato sambutannya menyampaikan ucapan selamat kepada wisudawan dan wisudawati yang lulus pada periode ini sehingga menjadi bagian dari alumni UGM. Meski selama dua tahun terakhir selama perkuliahan akibat pandemi menyebabkan interaksi antara dosen dengan mahasiswa berkurang.
Namun, menurutnya hal itu tidak perlu menjadikan wisudawan berkecil hati atau menjadi kurang percaya diri, karena di tengah kondisi yang kurang ideal justru dibentuk untuk menjadi pribadi yang lebih mandiri, dan mampu beradaptasi terhadap berbagai perubahan.
“Saudara-saudara tentu akan menghadapi tantangan yang tidak mudah ketika akan memasuki dunia kerja. Namun, di UGM Saudara telah dididik dengan pengetahuan dan keterampilan yang relevan dengan perkembangan zaman, serta nilai-nilai luhur yang menjadi pegangan dalam menjalani kehidupan. Karena itu, saya percaya wisudawan dan wisudawati sekalian memiliki modal yang cukup,” ungkapnya.
Rektor menambahkan, lulusan perguruan tinggi saat ini menghadapi begitu banyak perubahan dan ketidakpastian akan apa yang akan terjadi di masa mendatang. Namun, hal itu jangan membuat kita tenggelam dalam pesimisme, karena ada ruang bagi setiap kita untuk tetap bisa berkarya. “Kesuksesan bukan hal yang mudah untuk diraih dalam sekejap, dan kegagalan adalah hal yang wajar terjadi. Namun, setelah melewati semua ini, kita harus mampu bangkit kembali,” paparnya.
Rektor juga mengingatkan agar para wisudawan untuk selalu peka dalam melihat peluang, cepat dalam mengambil inisiatif, dan giat membangun jejaring, karena bangsa Indonesia memerlukan banyak talenta muda untuk turun tangan mengatasi berbagai persoalan yang ada di tengah masyarakat.
“Sangat wajar jika kita terus bertanya kapan pandemi akan berakhir? Tapi kita juga perlu sesekali bertanya, apa yang bisa kita lakukan di masa sekarang ini? Ada jenis pekerjaan tertentu yang justru semakin banyak dicari di masa pandemi ini. Usaha-usaha baru yang bermunculan merespons perubahan tren dan kebutuhan masyarakat, nyatanya juga bisa tumbuh subur dan berkembang. Hal ini menunjukkan bahwa kesempatan kerja masih terbuka lebar, terutama bagi mereka yang memiliki kompetensi dan daya inovasi,” ujarnya.