Teknologi Kuantum, ITB: Generasi Baru yang akan Mengubah Kehidupan Masyarakat
loading...
A
A
A
JAKARTA - Perkembangan teknologi kuantum generasi baru; yang disebut juga sebagai Revolusi Kuantum Kedua, berpotensi untuk mengubah kehidupan masyarakat. Beberapa perangkat yang terlahir dari teknologi ini mulai tersedia, baik berupa perangkat komunikasi kuantum, pembangkit bilangan acak kuantum, maupun komputer kuantum yang dapat diakses oleh masyarakat.
Berangkat dari perkembangan teknologi kuantum, Institut Teknologi Bandung ( ITB ) mulai berperan aktif dan berkontribusi melakukan inovasi pada bidang ini. Prof. Andriyan B Suksmono menceritakan ketertarikannya pada teknologi ini sudah cukup lama, bahkan saat akan mengambil S3 di University of Tokyo.
“Saat masuk program studi doktor, saya ingin sekali melakukan penelitian informasi kuantum. Sayangnya, tidak banyak profesor yang menawarkan topik tersebut,” kata Prof. Andriyan, dilansir dari laman resmi ITB, Jumat (25/2/2022).
Guru Besar pada Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, sekaligus anggota Kelompok Keilmuan Teknik Telekomunikasi ini mengatakan, pihaknya sangat senang ketika mendapat kesempatan untuk meneliti pengolahan sinyal dan jaringan syaraf bernilai kompleks. Topik ini cukup dekat dengan bidang informasi kuantum, setidaknya sama-sama memakai bilangan kompleks.
Menanggapi perkembangan teknologi ini, pada 2021 ITB mendirikan QLAB-STEI, yaitu laboratorium yang meneliti hal-hal yang terkait dengan teknologi kuantum generasi kedua. Walaupun jumlah penelitinya masih sedikit, beberapa kegiatan riset ke arah sana sudah mulai dilakukan.
Contohnya adalah pengembangan algoritma kuantum untuk pemecahan masalah optimasi dan quantum machine learning. Prof. Andriyan sendiri tertarik meneliti pencarian matriks Hadamard dengan komputer kuantum dan berharap dapat mencapai hasil yang signifikan.
Prof. Andriyan berpendapat bahwa studi teknologi kuantum generasi baru di tanah air meskipun sudah mendesak, saat ini baru sebatas di beberapa lembaga penelitian dan perguruan tinggi.
“Kita belum menyaksikan inisiatif teknologi kuantum secara nasional. Tetapi, semua hal itu akan berubah tidak lama lagi. Pemerintah cukup terbuka dengan teknologi baru yang berdampak besar ke masyarakat. Saya percaya teknologi kuantum akan serius dipertimbangkan sebagai sebagai salah satu agenda utama dalam reorganisasi badan riset nasional,” tambahnya.
Dengan pertumbuhan yang sangat cepat, komputasi kuantum dapat digunakan untuk memecahkan masalah optimasi dengan lebih baik, merancang material baru, dan membantu percepatan penemuan obat. Jika teknologi tersebut sudah siap untuk diproduksi, negara diharapkan untuk dapat mengantisipasi perkembangan drastis tersebut dan mengambil inisiatif dalam penyebarannya.
“Revolusi kuantum kedua akan mengubah hidup kita dan akan membuka jendela ke berbagai kemungkinan yang meningkatkan kualitas hidup manusia.” pungkasnya.
Berangkat dari perkembangan teknologi kuantum, Institut Teknologi Bandung ( ITB ) mulai berperan aktif dan berkontribusi melakukan inovasi pada bidang ini. Prof. Andriyan B Suksmono menceritakan ketertarikannya pada teknologi ini sudah cukup lama, bahkan saat akan mengambil S3 di University of Tokyo.
“Saat masuk program studi doktor, saya ingin sekali melakukan penelitian informasi kuantum. Sayangnya, tidak banyak profesor yang menawarkan topik tersebut,” kata Prof. Andriyan, dilansir dari laman resmi ITB, Jumat (25/2/2022).
Guru Besar pada Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI) ITB, sekaligus anggota Kelompok Keilmuan Teknik Telekomunikasi ini mengatakan, pihaknya sangat senang ketika mendapat kesempatan untuk meneliti pengolahan sinyal dan jaringan syaraf bernilai kompleks. Topik ini cukup dekat dengan bidang informasi kuantum, setidaknya sama-sama memakai bilangan kompleks.
Menanggapi perkembangan teknologi ini, pada 2021 ITB mendirikan QLAB-STEI, yaitu laboratorium yang meneliti hal-hal yang terkait dengan teknologi kuantum generasi kedua. Walaupun jumlah penelitinya masih sedikit, beberapa kegiatan riset ke arah sana sudah mulai dilakukan.
Contohnya adalah pengembangan algoritma kuantum untuk pemecahan masalah optimasi dan quantum machine learning. Prof. Andriyan sendiri tertarik meneliti pencarian matriks Hadamard dengan komputer kuantum dan berharap dapat mencapai hasil yang signifikan.
Prof. Andriyan berpendapat bahwa studi teknologi kuantum generasi baru di tanah air meskipun sudah mendesak, saat ini baru sebatas di beberapa lembaga penelitian dan perguruan tinggi.
“Kita belum menyaksikan inisiatif teknologi kuantum secara nasional. Tetapi, semua hal itu akan berubah tidak lama lagi. Pemerintah cukup terbuka dengan teknologi baru yang berdampak besar ke masyarakat. Saya percaya teknologi kuantum akan serius dipertimbangkan sebagai sebagai salah satu agenda utama dalam reorganisasi badan riset nasional,” tambahnya.
Dengan pertumbuhan yang sangat cepat, komputasi kuantum dapat digunakan untuk memecahkan masalah optimasi dengan lebih baik, merancang material baru, dan membantu percepatan penemuan obat. Jika teknologi tersebut sudah siap untuk diproduksi, negara diharapkan untuk dapat mengantisipasi perkembangan drastis tersebut dan mengambil inisiatif dalam penyebarannya.
“Revolusi kuantum kedua akan mengubah hidup kita dan akan membuka jendela ke berbagai kemungkinan yang meningkatkan kualitas hidup manusia.” pungkasnya.
(mpw)