Eduly, Platform Donasi Kebutuhan Sekolah Gagasan Mahasiswa ITS
loading...
A
A
A
Fitur ini disediakan untuk memudahkan donatur dalam mengirimkan barang. “Kita mau donatur tidak merasa diberatkan saat mereka ingin menyumbangkan barangnya, sehingga kami sediakan dua pilihan ini,” ungkap Akmal.
Baca juga: Jadi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Ini Kompetensi yang Harus Dikuasai Lulusannya
Dengan begini, orang yang tidak tahu ke mana harus menyumbangkan barang bekas sekolahnya akan semakin termudahkan. Selain itu, anak-anak yang merasa tidak bisa melanjutkan sekolah karena tidak memiliki perlengkapan pun akan berkurang.
“Hal ini tentunya akan membantu mengurangi tingkat anak putus sekolah dan diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” harap Akmal.
Gagasan yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah itu pun telah berhasil membawa medali emas pada ajang ASEAN Innovative Science, Environmental, and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2022 kategori Social Science, awal Februari lalu.
Akmal bersama anggota timnya yakni Tiffany Rachmania Darmawan, Venia Sollery Aliyya Hasna, Muhammad Aqshal Putra Pratama, dan Ariq Ahnafalah Syakban menggarap karya tulis ini selama sebulan dengan bimbingan dosen Siska Arifiani.
Baca juga: Jadi Mahasiswa Kesehatan Masyarakat, Ini Kompetensi yang Harus Dikuasai Lulusannya
Dengan begini, orang yang tidak tahu ke mana harus menyumbangkan barang bekas sekolahnya akan semakin termudahkan. Selain itu, anak-anak yang merasa tidak bisa melanjutkan sekolah karena tidak memiliki perlengkapan pun akan berkurang.
“Hal ini tentunya akan membantu mengurangi tingkat anak putus sekolah dan diharapkan bisa meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia,” harap Akmal.
Gagasan yang dituangkan dalam karya tulis ilmiah itu pun telah berhasil membawa medali emas pada ajang ASEAN Innovative Science, Environmental, and Entrepreneur Fair (AISEEF) 2022 kategori Social Science, awal Februari lalu.
Akmal bersama anggota timnya yakni Tiffany Rachmania Darmawan, Venia Sollery Aliyya Hasna, Muhammad Aqshal Putra Pratama, dan Ariq Ahnafalah Syakban menggarap karya tulis ini selama sebulan dengan bimbingan dosen Siska Arifiani.
(nz)