Pakar Gizi IPB University Beberkan Pemicu Obesitas pada Remaja
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sejumlah dosen dan mahasiswa Program Studi Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi (MIJMG) Sekolah Vokasi IPB University memberikan penyuluhan di SMP PGRI 5 Bogor. Kegiatan penyuluhan gizi bertema “Cara Mencegah Obesitas pada Remaja dengan Pola Makan yang Sehat”.
Tujuan dilaksanakan kegiatan penyuluhan ini adalah memberikan edukasi mengenai pentingnya menerapkan pola makan yang sehat untuk mencegah terjadinya obesitas pada kalangan remaja di SMP PGRI 5 Bogor.
Sementara, luaran yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan pengetahuan tentang pola makan yang sehat sehingga dapat mencegah terjadinya obesitas pada murid-murid SMP.
Materi yang diberikan yaitu tentang faktor pemicu obesitas yang salah satunya adalah faktor genetik. Hal ini ditunjukkan dengan anak remaja yang tidak menerapkan pola makan yang sehat.
Materi lainnya yaitu penjelasan mengenai gambaran umum dari obesitas, pencegahan obesitas, melakukan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), cara mengatur pola makan dengan konsep piramida gizi seimbang, anjuran asupan makanan, serta penyakit apa saja yang ditimbulkan dari obesitas pada remaja.
Dosen Sekolah Vokasi IPB University Rosyda Dianah, MKM, mengatakan, pola makan merupakan faktor paling utama yang dapat memicu terjadinya obesitas, yaitu mengonsumsi makanan dalam porsi besar, tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat, dan rendah serat.
Ia menerangkan, kebiasaan pola makan yang salah pada anak remaja sekarang di antaranya lebih memilih junk food, makanan dan minuman kemasan, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur.
“Cita rasa yang enak dan gurih pada junk food menjadi penyebab mengapa anak remaja lebih suka mengkonsumsi makanan siap saji,” kata Rosyda Dianah dalam keterangan pers, Kamis (17/3/2022).
Oleh karena itu, lanjutnya, perlu adanya solusi pencegahan terjadinya obesitas pada remaja di antaranya dengan rajin berolahraga, mengatur kualitas makan, mengurangi konsumsi fast food dan cemilan, serta mengatur pola makan dan pola tidur.
Sementara, Nilam Rosiana Putri dan Shafira Kusumaningsih menyampaikan materi mengenai standar Angka Kecukupan Gizi pada remaja. Angka Kecukupan Gizi merupakan angka yang menunjukkan kecukupan gizi bagi remaja serta konsep gizi seimbang berupa piramida gizi seimbang dan konsep isi piringku.
Selain menjelaskan materi tersebut, kedua pemateri juga menjelaskan mengenai jenis-jenis makanan yang dianjurkan untuk pencegahan obesitas pada remaja serta cara menyusun menu yang baik dan benar.
Mahasiswa IPB University itu juga memberikan contoh bahan makanan berdasarkan kandungan gizi dan manfaatnya. Contohnya pada bahan makanan ikan, daging ayam tanpa kulit, sayuran hijau, dan ubi jalar yang mengandung kandungan gizi rendah lemak.
Bahan makanan tersebut bisa mencegah penimbunan lemak pada tubuh remaja. Selain itu, oat, berry, biji chia, dan kentang merupakan contoh bahan makanan yang mengandung rendah kalori.
“Kalau roti, pir, jagung, dan tomat itu mengandung kandungan zat gizi dan tinggi serat. Banyak riset membuktikan bahwa pola makan tinggi serat membantu mengurangi risiko obesitas, penyakit jantung, dan diabetes. Mengonsumsi makanan tinggi serat juga bisa meningkatkan fungsi pencernaan,” kata Nilam Rosiana Putri.
Tujuan dilaksanakan kegiatan penyuluhan ini adalah memberikan edukasi mengenai pentingnya menerapkan pola makan yang sehat untuk mencegah terjadinya obesitas pada kalangan remaja di SMP PGRI 5 Bogor.
Sementara, luaran yang diharapkan adalah terjadinya peningkatan pengetahuan tentang pola makan yang sehat sehingga dapat mencegah terjadinya obesitas pada murid-murid SMP.
Materi yang diberikan yaitu tentang faktor pemicu obesitas yang salah satunya adalah faktor genetik. Hal ini ditunjukkan dengan anak remaja yang tidak menerapkan pola makan yang sehat.
Materi lainnya yaitu penjelasan mengenai gambaran umum dari obesitas, pencegahan obesitas, melakukan perhitungan Indeks Massa Tubuh (IMT), cara mengatur pola makan dengan konsep piramida gizi seimbang, anjuran asupan makanan, serta penyakit apa saja yang ditimbulkan dari obesitas pada remaja.
Dosen Sekolah Vokasi IPB University Rosyda Dianah, MKM, mengatakan, pola makan merupakan faktor paling utama yang dapat memicu terjadinya obesitas, yaitu mengonsumsi makanan dalam porsi besar, tinggi energi, tinggi lemak, tinggi karbohidrat, dan rendah serat.
Ia menerangkan, kebiasaan pola makan yang salah pada anak remaja sekarang di antaranya lebih memilih junk food, makanan dan minuman kemasan, serta kurangnya konsumsi buah dan sayur.
“Cita rasa yang enak dan gurih pada junk food menjadi penyebab mengapa anak remaja lebih suka mengkonsumsi makanan siap saji,” kata Rosyda Dianah dalam keterangan pers, Kamis (17/3/2022).
Oleh karena itu, lanjutnya, perlu adanya solusi pencegahan terjadinya obesitas pada remaja di antaranya dengan rajin berolahraga, mengatur kualitas makan, mengurangi konsumsi fast food dan cemilan, serta mengatur pola makan dan pola tidur.
Sementara, Nilam Rosiana Putri dan Shafira Kusumaningsih menyampaikan materi mengenai standar Angka Kecukupan Gizi pada remaja. Angka Kecukupan Gizi merupakan angka yang menunjukkan kecukupan gizi bagi remaja serta konsep gizi seimbang berupa piramida gizi seimbang dan konsep isi piringku.
Selain menjelaskan materi tersebut, kedua pemateri juga menjelaskan mengenai jenis-jenis makanan yang dianjurkan untuk pencegahan obesitas pada remaja serta cara menyusun menu yang baik dan benar.
Mahasiswa IPB University itu juga memberikan contoh bahan makanan berdasarkan kandungan gizi dan manfaatnya. Contohnya pada bahan makanan ikan, daging ayam tanpa kulit, sayuran hijau, dan ubi jalar yang mengandung kandungan gizi rendah lemak.
Bahan makanan tersebut bisa mencegah penimbunan lemak pada tubuh remaja. Selain itu, oat, berry, biji chia, dan kentang merupakan contoh bahan makanan yang mengandung rendah kalori.
“Kalau roti, pir, jagung, dan tomat itu mengandung kandungan zat gizi dan tinggi serat. Banyak riset membuktikan bahwa pola makan tinggi serat membantu mengurangi risiko obesitas, penyakit jantung, dan diabetes. Mengonsumsi makanan tinggi serat juga bisa meningkatkan fungsi pencernaan,” kata Nilam Rosiana Putri.
(mpw)