Kuatkan Kebudayaan Nasional, Kominfo dan Kemendikbudristek Gulirkan Gerakan Seniman Masuk Sekolah

Sabtu, 19 Maret 2022 - 16:12 WIB
loading...
Kuatkan Kebudayaan Nasional,...
Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) adalah program yang dijalankan Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
A A A
SURAKARTA - Undang-Undang (UU) Nomor 5 Tahun 2017 tentang pemajuan kebudayaan membawa semangat baru dalam upaya pelindungan, pengembangan pemanfaatan, dan pembinaan kebudayaan nasional. Sejalan dengan itu Presiden Republik Indonesia mengamanatkan agar memberikan peran strategis bagi kebudayaan nasional dalam pembangunan.

Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) adalah program yang dijalankan Direktorat Kesenian, Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dalam bentuk program seniman memberikan pembelajaran kesenian pada kegiatan ekstrakurikuler di sekolah mulai jenjang SD, SMP, hingga SMA/SMK.

Untuk mendukung program tersebut, Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik, Kementerian Komunikasi dan Informatika melakukan kegiatan sosialisasi tentang Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) dengan format diskusi secara hybrid.

Program yang dilaksanakan bekerja sama dengan Direktorat Jenderal Kebudayaan ini bertujuan untuk menggalakkan kembali seni budaya lokal di sekolah dan untuk mencintai seni budaya lokal, dan menghasilkan konten dalam rangka penyebarluasan informasi yang dikemas secara menarik untuk dapat disebarluaskan kepada masyarakat.

Forum diskusi pemajuan kebudayaan 'Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) dalam Menggalakkan Kecintaan terhadap Seni Budaya Lokal' dilaksanakan pada Jumat (18/3/2022) di Surakarta, Jawa Tengah dengan menghadirkan lima narasumber, yaitu Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Wiryanta, Kepala Sekolah SMAN 1 Surakarta Yusmar Setyobudi, Kepala Sekolah SMPN 1 Surakarta Sutarmo, dan seniman Bambang Prijosusilo serta sebagai keynote Kasubag TU Direktorat Pengembangan dan Pemanfaatan Kebudayaan Kemendikbudristek Ike Rofiqoh Fazri.

Forum dihadiri oleh peserta meliputi Tim GSMS Kemendikbud serta siswa SMAN 1 dan SMPN 1 Surakarta sebanyak 50 secara daring maupun luring.

Acara ini sebagai satu upaya Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS) yang diharapkan mampu menginspirasi, memenuhi pendidikan anak seutuhnya, untuk membangun iklim sekolah yang menyenangkan, mengasyikkan, mencerdaskan, dan menguatkan.

"Keberlangsungan budaya lokal dan nasional menjadi tanggung jawab kita semua. Di rumah bertanggungjawab terhadap orangtua. Di sekolah bertanggungjawab kepada guru. Kecintaan terhadap budaya bisa ditubuhkan setiap menyampaikan pelajaran disisipkan nilai-nilai budaya lokal," kata Sutarmo.

Kegiatan GSMS diharapkan juga dapat menciptakan warga sekolah yang dapat mengapresiasi seni budaya yang ada di masyarakat. Menurut Kepala Sekolah SMAN 1 Surakarta Yusmar Setyobudi, mempertebal dan meyakini budaya Indonesia sangat beragam. "Seperti menghormati adat istiadat dan mengenali adat istiadat di Indonesia terutama, khususnya Surakarta lebih mengetahui budaya lokal, mengetahui unggah unggah dengan mempelajari karakter. Pilih teman yang bisa mencintai budaya serta bahasa yang baik untuk digunakan," katanya.

Acara ini juga diharapkan dapat membantu dan memfasilitasi keterbatasan sekolah dalam menghadirkan guru seni budaya yang selama ini menjadi kendala di satuan pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA/SMK. Gerakan Seniman Masuk Sekolah tahun 2022 dilaksanakan dengan target 250 sekolah dengan melibatkan 250 seniman, serta 2.500 siswa/siswi.

Bambang Prijosusilo berpendapat bahwa budaya kita dengan nilai-nilai luhur harus dikuatkan dengan realita yang ada dan kejujuran diri kita sendiri di kehidupan sehari-hari. "Cintai dan junjung tinggi nilai kebudayaan dengan melaksanakannya di setiap kesempatan," katanya.

Program GSMS ini dilaksanakan agar para peserta didik dapat menyerap secara langsung ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki seniman. Program ini dilaksanakan dalam rangka menanamkan kecintaan dan wawasan yang lebih luas tentang karya seni budaya sehingga dapat memperkuat karakter para peserta didik. Hasil kegiatan ekstrakurikuler dapat dipresentasikan dalam bentuk pameran/pementasan dengan melibatkan guru, tenaga pendidik, komite sekolah, masyarakat di sekitarnya untuk diapresiasi.

Pada acara tersebut Ike Rofiqoh Fazri menyampaikan bahwa semestinya kita mulai melaksanakan pembiasaan sederhana dari kecil, cintai budaya indonesia. Terbuka dengan budaya luar agar lebih kreatif dan inovatif. CM
(ars)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1169 seconds (0.1#10.140)