Mahasiswa UNPAR Sabet 2 Juara di Ajang Indonesia Chemical Engineering Challenge 2022
loading...

Mahasiswa Teknik Kimia UNPAR-Dok. UNPAR
A
A
A
BANDUNG - Merancang pabrik yang dapat mengurangi emisi karbon dioksida (CO2) hingga pemanfaatan bambu untuk industri kimia mengantarkan mahasiswa Teknik Kimia Universitas Katolik Parahyangan menjadi runner-up 1 dan 2 dalam ajang Indonesia Chemical Engineering Challenge (IchEC) 2022.
Dalam kompetisi terbuka bagi mahasiswa Teknik Kimia di kawasan Asia Tenggara itu, dua kelompok mahasiswa UNPAR berhasil menyabet posisi runner-up dalam kategori Plant Design. Kelompok pertama-KRY-yang beranggotakan Raisa Maharani Taniandina, Kemiko, dan Shafira Yasmin menang sebagai runner-up pertama dengan perancangan pabrik berjudul “Sustainable Production of Biomethanol from Biomass-Derived Syngas”.
Keunggulan perancangan pabrik ini adalah penggunaan two-stage gasification yang dapat mengurangi emisi CO2. Keunggulan lainnya yaitu pretreatment corn cobs yang menggunakan solvent DESs (choline-chloride/glycerol) yang ramah lingkungan, tidak beracun, murah, mudah didapat dan dibuat, serta highly biodegradable.
Berdasarkan kelayakan ekonomi, total investment cost yang dibutuhkan cukup kecil (US$ 41.4 million), payback period yang berada jauh dibawah umur pabrik (3,96 tahun), dan break event point sebesar 61,53 persen.
Raisa Maharani menuturkan, berkat bantuan para dosen, kelompoknya dibimbing dalam proses pengerjaan perancangan pabrik. Tak sekadar meraih kemenangan, kompetisi plant design IChEC 2022 ini membawa pengalaman tersendiri, karena sebagai mahasiswa, timnya mengetahui sejauh mana kemampuan diri berkat para juri yang memiliki berbagai latar belakang dan pengalaman beragam di dunia industry.
Dalam kompetisi terbuka bagi mahasiswa Teknik Kimia di kawasan Asia Tenggara itu, dua kelompok mahasiswa UNPAR berhasil menyabet posisi runner-up dalam kategori Plant Design. Kelompok pertama-KRY-yang beranggotakan Raisa Maharani Taniandina, Kemiko, dan Shafira Yasmin menang sebagai runner-up pertama dengan perancangan pabrik berjudul “Sustainable Production of Biomethanol from Biomass-Derived Syngas”.
Keunggulan perancangan pabrik ini adalah penggunaan two-stage gasification yang dapat mengurangi emisi CO2. Keunggulan lainnya yaitu pretreatment corn cobs yang menggunakan solvent DESs (choline-chloride/glycerol) yang ramah lingkungan, tidak beracun, murah, mudah didapat dan dibuat, serta highly biodegradable.
Berdasarkan kelayakan ekonomi, total investment cost yang dibutuhkan cukup kecil (US$ 41.4 million), payback period yang berada jauh dibawah umur pabrik (3,96 tahun), dan break event point sebesar 61,53 persen.
Raisa Maharani menuturkan, berkat bantuan para dosen, kelompoknya dibimbing dalam proses pengerjaan perancangan pabrik. Tak sekadar meraih kemenangan, kompetisi plant design IChEC 2022 ini membawa pengalaman tersendiri, karena sebagai mahasiswa, timnya mengetahui sejauh mana kemampuan diri berkat para juri yang memiliki berbagai latar belakang dan pengalaman beragam di dunia industry.
Lihat Juga :