Dari Thailand hingga Senegal, Kisah Mahasiswa Asing Menemukan UI

Rabu, 06 April 2022 - 21:50 WIB
loading...
Dari Thailand hingga...
Fatou Diagne Mbaye, asal Senegal, mahasiswa S2 Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Foto/Dok/Humas UI
A A A
JAKARTA - Demi menyediakan akses pendidikan yang inklusif dan merata, Universitas Indonesia (UI) membuka kesempatan belajar seluas-luasnya bagi siapa pun, termasuk warga negara asing.

Dalam Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, disebutkan bahwa “Warga negara asing dapat menjadi peserta didik pada satuan pendidikan yang diselenggarakan dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia”.



Untuk menjalankan amanah tersebut, UI menyediakan berbagai program belajar bagi mahasiswa asing .

Program belajar di UI bagi mahasiswa asing meliputi program degree (berjenjang) dan non-degree. Program degree meliputi sarjana dan pascasarjana, sedangkan program non-degree memfasilitasi pertukaran pelajar selama 6–12 bulan bagi mahasiswa dari universitas mitra. Pada 2021, mahasiswa asing yang terdaftar di UI berjumlah 1.320 orang (berasal dari 62 negara).

Jumlah mahasiswa asing terbanyak berasal dari negara jiran, yakni Malaysia dengan 209 mahasiswa, lalu Australia (180 mahasiswa), Filipina (172 mahasiswa), Korea Selatan (171 mahasiswa), dan Jepang (86 mahasiswa). Mereka menyebar di 17 fakultas, dengan Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya (FIB) yang paling banyak diminati.



Menurut Fatou Diagne Mbaye, asal Senegal, mahasiswa S2 Fakultas Hukum, UI merupakan universitas terbaik di Indonesia, sehingga banyak diminati warga negara asing. Selain itu, prestasi UI yang mampu menembus peringkat 200 universitas terbaik di dunia juga menjadi alasan banyaknya mahasiswa asing yang memilih melanjutkan studi di UI.

Sedangkan Abdulroman Ngopulae, mahasiswa S2 Kesejahteraan Sosial, mengungkapkan bahwa ia tertarik pada UI, karena kampus ini memiliki lingkungan yang asri, dipenuhi pepohonan. Mahasiswa yang berasal dari Thailand ini berbagi cerita tentang proses ia “menemukan” UI.

“Saat menempuh pendidikan sarjana di salah satu universitas di Jakarta, saya pernah datang di acara Mata Najwa yang dihadiri Presiden Ketiga Indonesia, Alm. BJ. Habibie. Karena diadakan di Ballroom UI, saya memanfaatkan momen itu untuk berwisata keliling UI. Saat itulah saya termotivasi untuk melanjutkan studi pascasarjana di sini karena UI memiliki fasilitas dan pemandangan bagus serta kawasan ramah lingkungan,” kata Abdulroman.

Selain mengikuti kegiatan belajar-mengajar di kelas, UI memiliki unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang bisa diikuti mahasiswa asing. Fatou yang merupakan mahasiswa jurusan Hukum Perdagangan Internasional menjadi anggota Ikatan Mahasiswa Hukum Bidang Kajian Strategis Tahun 2020/2021. Menurutnya, seminar dan diskusi di himpunan ini mendukung perkuliahan serta membantu mahasiswa mendapatkan lowongan magang dan kerja.

Sementara itu, Abdulroman justru tertarik mengikuti pelatihan membuat batik yang diadakan lembaga Bahasa Indonesia bagi Penutur Asing (BIPA) UI. Batik adalah salah satu budaya favoritnya karena merupakan ciri khas dan kebanggaan masyarakat Indonesia.

Selama masa pandemi Covid-19, kegiatan perkuliahan diadakan secara daring. Situasi ini menjadi kendala bagi kedua mahasiswa asing tersebut, karena tidak dapat berinteraksi langsung dengan dosen dan mahasiswa lain. Meski begitu, semangat untuk menyelesaikan studi tetap dimiliki Fatou dan Abdulroman.

“Setelah saya lulus, saya berharap semoga kampus UI bisa menerima lebih banyak mahasiswa/i dari Negara Thailand untuk berkuliah di sini. Semoga kampus UI dapat mempertahankan gelar kampus terbaik dan unggul di antara seluruh kampus di Indonesia, baik secara kualitas dan kuantitas,” kata Abdulroman.

Selama menempuh pendidikan di UI, Fatou juga memiliki kesan terhadap masyarakat, budaya, dan lingkungan Indonesia. Menurutnya, Indonesia dan Senegal memiliki persamaan dan perbedaan.

“Dari segi budaya, sebenarnya orang Indonesia sangat mirip dengan orang Senegal. Mayoritas warganya beragama Islam. Bisa dibilang kita berbagi beberapa sifat yang sama, yaitu ramah dan sopan. Perbedaannya dari segi makanan. Makanan di Senegal lebih banyak roti, cheese, dan butter. Kami punya makanan khas bernama Delian yang terbuat dari nasi dan millet. Yang saya tahu, makanan Indonesia banyak dipengaruhi makanan China, sedangkan makanan Senegal banyak dipengaruhi makanan Perancis, sehingga tidak pedas,” kata Fatou menjelaskan.

Fatou dan Abdulroman adalah mahasiswa program beasiswa Kemitraan Negara Berkembang (KNB) yang dikelola Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti), Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi RI. Beasiswa ini ditawarkan kepada pelamar terpilih yang berasal dari negara berkembang. Sebagai salah satu universitas tujuan KNB, UI mendukung penuh program tersebut demi perluasan akses pendidikan.

Jumlah mahasiswa internasional menunjukkan visibilitas global institusi pendidikan tinggi. Oleh karena itu, untuk mendukung internasionalisasi universitas di Indonesia dan mengakomodasi meningkatnya minat belajar dari pelamar di seluruh dunia, UI membuka akses pendaftaran pendidikan mahasiswa asing di https://admission.ui.ac.id/.
(mpw)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
FKH Unair Masuk 100...
FKH Unair Masuk 100 Besar Dunia di QS WUR 2025: Satu-Satunya di Indonesia!
7 Perguruan Tinggi di...
7 Perguruan Tinggi di Indonesia yang Punya Hutan Kampus, Luasnya Berhektare-hektare
Bestie, Ini 10 Ucapan...
Bestie, Ini 10 Ucapan Lebaran Hari Raya Idulfitri 2025 untuk Teman Kuliah
Siswa MAN 4 Jakarta...
Siswa MAN 4 Jakarta Ghifran Majid Diterima di 13 Kampus Ternama Dunia, Apa Rahasianya?
Lulusan Sastra Indonesia...
Lulusan Sastra Indonesia Bisa Kerja di Mana Saja? Bukan Cuma Jadi Sastrawan
MNC University Kerja...
MNC University Kerja Sama dengan LSP SDM TIK untuk Tingkatkan Kompetensi Dosen dan Mahasiswa
IPB Masuk 50 Besar Dunia...
IPB Masuk 50 Besar Dunia dalam QS WUR 2025, Peringkat 1 di ASEAN
Pengembangan Soft Skills...
Pengembangan Soft Skills Mahasiswa, Kunci Meningkatkan Daya Saing di Dunia Kerja
7 Bidang Ilmu IPB, ITB,...
7 Bidang Ilmu IPB, ITB, UI, Unair, dan UGM Tembus Top 100 Dunia, Daftar di SNBT 2025?
Rekomendasi
Siapa Mike Tyson Modern?...
Siapa Mike Tyson Modern? Lawan Jake Paul yang Dianggap Ganas di Ring Tinju
Turun dari Mobil Tanpa...
Turun dari Mobil Tanpa Sepengetahuan Keluarga, Bocah asal Bogor Tertinggal di Rest Area saat Arus Balik
Tokoh Republik Peringatkan...
Tokoh Republik Peringatkan Pemilu Sela Mandi Darah jika Tarif Trump Rusak Ekonomi AS
64.567 Kendaraan Melintas...
64.567 Kendaraan Melintas di Gerbang Tol Cikampek Utama Hari ini saat Puncak Arus Balik Lebaran
Inilah Alasan Mengapa...
Inilah Alasan Mengapa Harus Selalu Menjaga Wudu
Misinterpretasi Kebijakan
Misinterpretasi Kebijakan
Berita Terkini
13 Rektor ITS dari Masa...
13 Rektor ITS dari Masa ke Masa, Dokter, Militer, hingga yang Diangkat Jadi Menteri
5 jam yang lalu
10 Sekolah Kedinasan...
10 Sekolah Kedinasan Gratis yang Banyak Diburu di 2024, Lulus Jadi PNS
7 jam yang lalu
Ayah Maia Estianty Ternyata...
Ayah Maia Estianty Ternyata Mantan Rektor ITS dan Arsitek Legendaris, Ini Profilnya
9 jam yang lalu
Penerima PIP Dicek Lewat...
Penerima PIP Dicek Lewat DTKS Kemensos! Simak Cara Lengkap dan Syaratnya
11 jam yang lalu
Cara Cek Apakah Kamu...
Cara Cek Apakah Kamu Penerima PIP 2025 atau Bukan, Mudah dan Cepat!
12 jam yang lalu
Handal atau Andal, Mana...
Handal atau Andal, Mana Kata yang Baku Menurut KBBI?
21 jam yang lalu
Infografis
Israel akan Caplok Sebagian...
Israel akan Caplok Sebagian Wilayah Gaza hingga Tawanan Dibebaskan
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved