ChildFund-Kemendikbudristek Inisiasi Program Pengembangan Soft Skills di Pendidikan Vokasi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Keterampilan teknis adalah keniscayaan dalam pengembangan sumber daya manusia, terutama bagi orang muda saat memasuki dunia kerja dan bisnis. Oleh karena itu diperlukan pendidikan keterampilan teknis ( soft skills ) di sekolah kejuruan dan politeknik yang dilakukan secara terstruktur dan masif.
ChildFund International di Indonesia berinisiatif menjadi pionir integrasi keterampilan nonteknis dalam pendidikan vokasi. Kolaborasi di bidang peningkatan keterampilan teknis bagi peserta didik di satuan pendidikan vokasi ini akan berlangsung selama 3 tahun.
Demikian pernyataan Country Director ChildFund di Indonesia Hanneke Oudkerk menyambut penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang telah berlangsung di Magelang.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto berharap kerja sama dengan ChildFund dapat berkontribusi pada pengembangan kemampuan nonteknis kecakapan hidup dan kesiapan kerja.
“Keterampilan nonteknis merupakan hal paling penting yang dibutuhkan dunia kerja dan industry,” ujar Wikan, melalui siaran pers, Selasa (24/5/2022).
Baca: KTT G20 akan Gunakan Bus Listrik Buatan Konsorsium Perguruan Tinggi
Dalam sambutannya Wikan menyebutkan bahwa penandatangan kesepakatan bukan sesuatu yang datang begitu saja tanpa dasar. Ia menyebut ChildFund sebagai contoh lembaga yang telah menguji coba integrasi pendidikan keterampilan nonteknis di SMKN 1 Pringapus, Kabupaten Semarang, dan berhasil.
Karenanya, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi merasa perlu untuk bersinergi dalam mengembangkan dan mengimplementasi hal ini lebih lanjut. Implementasi Modul Kecakapan Hidup dan Kesiapan Kerja Orang Muda di SMK ChildFund sebagai lembaga pembangunan internasional yang berfokus pada anak dan orang muda usia 0 – 24 tahun telah bekerja meningkatkan kualitas orang muda melalui program Enhancing & Empowering Youth (ENERGY).
Salah satunya melalui pengembangan modul kecakapan hidup dan kesiapan kerja. Menurut Youth Development Specialist ChildFund di Indonesia Meinrad Indra Cahya, modul ini menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang komprehensif untuk meningkatkan kepercayaan diri bagi orang muda untuk memasuki dunia kerja dan usaha.
Beberapa komponan penting di dalam modul ini di antaranya literasi keuangan, komunikasi, kesetaraan gender, kesehatan reproduksi dan konsep perlindungan anak. Selain melalui pembelajaran tatap muka, ChildFund juga melakukan langkah digitalisasi sehingga materi keterampilan nonteknis ini juga dapat digunakan dalam pembelajaran daring.
Baca juga: UI dan Coventry University akan Berkolaborasi Kembangkan Pendidikan Internasional
Sejalan dengan pernyataan Dirjen Pendidikan Vokasi, Meinrad menyatakan sejak tahun 2021 ChildFund bermitra dengan SMKN 1 Pringapus dalam mengintegrasikan modul keterampilan nonteknis ke dalam kurikulum pendidikan vokasi.
Dengan materi yang berjenjang, terstruktur dan berkesinambungan, modul ini akan disampaikan kepada siswa kelas 10 hingga 12. Siswa kelas 10 SMKN 1 Pringapus mengungkapkan pembelajaran keterampilan teknis yang mereka dapatkan membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Niken Ritmayanti, salah seorang guru SMKN 1 Pringapus, menyebutkan bahwa implementasi pembelajaran keterampilan nonteknis ini membuat para siswa terarah sejak awal, apa tujuan mereka, dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Para siswa dilatih untuk mengenal potensi dirinya. Ia juga menilai para siswa yang telah mendapat materi keterampilan nonteknis tampak lebih percaya diri dibanding siswa lainnya, terutama dalam berkomunikasi.
Meinrad menyatakan keterampilan nonteknis merupakan salah satu komponen terpenting untuk menjembatani link dan match dengan dunia industri. Sementara, dunia pendidikan vokasi saat ini lebih didominasi oleh keterampilan teknis (hard skills).
“Saat ini pendidikan keterampilan hidup di SMK dan politeknik masih dilakukan secara sporadis dan berdasar permintaan,” lanjutnya.
Menurutnya, modul kecakapan hidup dan kesiapan kerja ChildFund memiliki potensi untuk diterapkan di lebih banyak SMK-SMK pusat keunggulan serta politeknik negeri yang berada di bawah satuan Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.
Tidak hanya berkaitan dengan kesiapan kerja, ia berharap apa yang ChildFund lakukan ini dapat mendorong orang muda untuk berpartisipasi aktif sebagai agen perubahan di komunitas tempat mereka berada.
ChildFund International di Indonesia berinisiatif menjadi pionir integrasi keterampilan nonteknis dalam pendidikan vokasi. Kolaborasi di bidang peningkatan keterampilan teknis bagi peserta didik di satuan pendidikan vokasi ini akan berlangsung selama 3 tahun.
Demikian pernyataan Country Director ChildFund di Indonesia Hanneke Oudkerk menyambut penandatanganan kesepakatan kerja sama dengan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi yang telah berlangsung di Magelang.
Di tempat yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi Wikan Sakarinto berharap kerja sama dengan ChildFund dapat berkontribusi pada pengembangan kemampuan nonteknis kecakapan hidup dan kesiapan kerja.
“Keterampilan nonteknis merupakan hal paling penting yang dibutuhkan dunia kerja dan industry,” ujar Wikan, melalui siaran pers, Selasa (24/5/2022).
Baca: KTT G20 akan Gunakan Bus Listrik Buatan Konsorsium Perguruan Tinggi
Dalam sambutannya Wikan menyebutkan bahwa penandatangan kesepakatan bukan sesuatu yang datang begitu saja tanpa dasar. Ia menyebut ChildFund sebagai contoh lembaga yang telah menguji coba integrasi pendidikan keterampilan nonteknis di SMKN 1 Pringapus, Kabupaten Semarang, dan berhasil.
Karenanya, Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi merasa perlu untuk bersinergi dalam mengembangkan dan mengimplementasi hal ini lebih lanjut. Implementasi Modul Kecakapan Hidup dan Kesiapan Kerja Orang Muda di SMK ChildFund sebagai lembaga pembangunan internasional yang berfokus pada anak dan orang muda usia 0 – 24 tahun telah bekerja meningkatkan kualitas orang muda melalui program Enhancing & Empowering Youth (ENERGY).
Salah satunya melalui pengembangan modul kecakapan hidup dan kesiapan kerja. Menurut Youth Development Specialist ChildFund di Indonesia Meinrad Indra Cahya, modul ini menyediakan pengetahuan dan keterampilan yang komprehensif untuk meningkatkan kepercayaan diri bagi orang muda untuk memasuki dunia kerja dan usaha.
Beberapa komponan penting di dalam modul ini di antaranya literasi keuangan, komunikasi, kesetaraan gender, kesehatan reproduksi dan konsep perlindungan anak. Selain melalui pembelajaran tatap muka, ChildFund juga melakukan langkah digitalisasi sehingga materi keterampilan nonteknis ini juga dapat digunakan dalam pembelajaran daring.
Baca juga: UI dan Coventry University akan Berkolaborasi Kembangkan Pendidikan Internasional
Sejalan dengan pernyataan Dirjen Pendidikan Vokasi, Meinrad menyatakan sejak tahun 2021 ChildFund bermitra dengan SMKN 1 Pringapus dalam mengintegrasikan modul keterampilan nonteknis ke dalam kurikulum pendidikan vokasi.
Dengan materi yang berjenjang, terstruktur dan berkesinambungan, modul ini akan disampaikan kepada siswa kelas 10 hingga 12. Siswa kelas 10 SMKN 1 Pringapus mengungkapkan pembelajaran keterampilan teknis yang mereka dapatkan membantu meningkatkan kepercayaan diri mereka dalam berkomunikasi dengan orang lain.
Niken Ritmayanti, salah seorang guru SMKN 1 Pringapus, menyebutkan bahwa implementasi pembelajaran keterampilan nonteknis ini membuat para siswa terarah sejak awal, apa tujuan mereka, dan apa yang akan mereka lakukan selanjutnya. Para siswa dilatih untuk mengenal potensi dirinya. Ia juga menilai para siswa yang telah mendapat materi keterampilan nonteknis tampak lebih percaya diri dibanding siswa lainnya, terutama dalam berkomunikasi.
Meinrad menyatakan keterampilan nonteknis merupakan salah satu komponen terpenting untuk menjembatani link dan match dengan dunia industri. Sementara, dunia pendidikan vokasi saat ini lebih didominasi oleh keterampilan teknis (hard skills).
“Saat ini pendidikan keterampilan hidup di SMK dan politeknik masih dilakukan secara sporadis dan berdasar permintaan,” lanjutnya.
Menurutnya, modul kecakapan hidup dan kesiapan kerja ChildFund memiliki potensi untuk diterapkan di lebih banyak SMK-SMK pusat keunggulan serta politeknik negeri yang berada di bawah satuan Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek.
Tidak hanya berkaitan dengan kesiapan kerja, ia berharap apa yang ChildFund lakukan ini dapat mendorong orang muda untuk berpartisipasi aktif sebagai agen perubahan di komunitas tempat mereka berada.
(nnz)