ITS Rancang Inovasi Gerakan Seribu Tangan Palsu untuk Bantu Difabel

Selasa, 21 Juni 2022 - 19:01 WIB
loading...
ITS Rancang Inovasi Gerakan Seribu Tangan Palsu untuk Bantu Difabel
ITS merancang inovasi Gerakan Seribu Tangan Palsu. Foto/Humas ITS.
A A A
JAKARTA - Karya inovatif dan bermanfaat bagi masyarakat kembali dihasilkan Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS). Sebuah inovasi pembentukan ekosistem masyarakat yang ramah terhadap sahabat difabel melalui Gerakan Seribu Tangan Palsu yang diinisiasi melalui Program Pengabdian kepada Masyarakat (Abmas) Prioritas ITS.

Gerakan Seribu Tangan Palsu ini merupakan sebuah ikhtiar yang diprakarsai bersama-sama oleh dosen ITS dengan memperhatikan perkembangan inovasi khusus difabel.

Diketahui bahwa lebih dari satu miliar orang diperkirakan mengalami disabilitas. Setara dengan sekitar 15 persen dari populasi dunia, dengan 190 juta (3,8 persen) orang berusia 15 tahun ke atas mengalami kesulitan yang signifikan dalam beraktivitas. Sehingga seringkali membutuhkan pelayanan perawatan kesehatan.

Baca: 2 Dosen IPB Masuk Top 100 Ilmuwan Terbaik Indonesia Versi AD Scientific Index 2022

Ketua Pelaksana Abmas Prioritas ITS Djoko Kuswanto ST MBiotech mengungkapkan bahwa di Indonesia sendiri, diketahui terdapat lima kategori disabilitas yaitu disabilitas fisik, intelektual, mental, sensorik, dan multiple/multiple.

Sementara itu, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020, jumlah penyandang disabilitas di Indonesia mencapai 22,5 juta atau sekitar 8 persen. "Dari permasalahan ini yang menjadi tolok ukur utama dalam pengembangan inovasi, sekaligus menyelesaikan permasalahan Sustainable Development Goals (SDGs)," katanya, melalui siaran pers, Selasa (21/6/2022).

Pengembangan karya abmas ini dilakukan sesuai dengan kemampuan para sivitas akademika dan masyarakat umum seperti memberi donasi, membantu mencetak dengan printer 3D, memberi info keberadaan sahabat difabel, membantu dokumentasi, membantu mengukur, menyumbang material, dan lain sebagainya.

Dari pengembangan bantuan dasar, Djoko berharap penuh kepada pemerintah dan instansi terkait agar tujuan mulia ini bisa mendapatkan dukungan berkelanjutan untuk sahabat difabel bila ada kerusakan, perubahan karena umur, atau sebab lain hingga pada update inovasinya.

Baca juga: Ingin Masuk Oxford? Cek Syarat Kuliah dan Tips Suksesnya

Gerakan Seribu Tangan Palsu ini juga sudah disesuaikan agar berbasis teknologi printer 3D model prostetik tangan open source karya laboratorium Integrated Digital Design (iDIG) Departemen Desain Produk Industri (Despro) ITS. Tak hanya itu, sudah disiapkan pula beserta dukungan Asosiasi Printer Tridimensi Indonesia dengan model prostetik tersebut yang akan terus bertambah dan di-update.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1013 seconds (0.1#10.140)