Kisah Perjuangan Siswa SD yang Sekolah sambil Berjualan, Nomor 1 Menguras Air Mata

Rabu, 29 Juni 2022 - 16:22 WIB
loading...
Kisah Perjuangan Siswa SD yang Sekolah sambil Berjualan, Nomor 1 Menguras Air Mata
Seorang siswa sekolah dasar menjajakan jajanan di sekolahnya untuk membantu kebutuhan ekonomi keluarga. Foto/Ist
A A A
JAKARTA - Sebagai seorang siswa , seharusnya anak-anak fokus untuk belajar dan menggapai mimpi mereka. Namun, beberapa siswa harus bekerja keras untuk bisa memenuhi kebutuhannya dan keluarga karena faktor ekonomi.

Bahkan, beberapa siswa yang masih duduk di bangku SD juga harus bekerja keras di umurnya yang masih sangat belia. Tak jarang kisah kegigihan mereka ini viral di sosial media .



Melansir dari berbagai sumber, berikut ini adalah kisah-kisah viral anak SD sambil berjualan atau kerja.

1. Duren Sawit, Jakarta Timur

Kisah Anak SD berinisial G yang bersekolah di salah satu sekolah di Duren Sawit, Jakarta Timur viral di sosial media pada November 2019 lalu. Cerita ini dibagikannya ke sebuah grup kumpulan pengemudi ojek online.

Anak SD ini harus bekerja keras dengan menjual gorengan dan menjadi tukang parkir setelah selesai belajar online. Ini dilakukannya agar ia bisa membayar cicilan motor sang ayah yang sudah meninggal dunia karena serangan jantung.



Sang ibu yang merupakan orang tua tunggal mencari nafkah dengan menjaga warung kopi. Ibunya juga terkadang menjadi ojek panggilan jika ada tetangga yang minta diantar.

Penghasilan yang diperoleh ibunya tidak cukup untuk kehidupan sehari-hari apalagi membayar cicilan. Hal inilah yang mendorong anak SD ini untuk membantu ibunya.

2. Garut, Jawa Barat

Demi memperoleh uang jajan, anak SD berusia tujuh tahun di Garut, Jawa Barat harus menjual bakso tahu. Dengan menggunakan seragam dan tas sekolah, anak SD berinisial E ini memikul gerobak bakso tahu.

Setiap harinya, E memperoleh upah rata-rata Rp5 ribu karena dagangan ini merupakan milik tetangganya. Ia berjualan karena tidak ingin merepotkan bibi yang sudah merawatnya dari kecil. Sementara, orang tuanya di luar kota.

Setiap hari, E menuju ke sekolah sembari menyusuri kampung-kampung dan mulai berjualan. Meskipun teman-temannya terkadang menertawakannya, E tetap ikhlas dan semangat berjualan.

3. Pondok Aren, Tangerang Selatan

Anak SD berusia 12 tahun asal Pondok Aren, Tangerang harus mengadu nasib berjualan cilok agar dapat tetap bersekolah. Setelah kedua orang tuanya meninggal, tidak ada yang sanggup membiayainya. Kisahnya ini viral di sosial media pada Februari 2019 lalu.

Anak berinisial P ini juga berjualan agar bisa membantu kakaknya untuk menghidupi lima orang anggota keluarganya. Dengan menggunakan sepeda keranjang putih, P berkeliling hingga pukul 21.00 WIB menjual cilok-ciloknya.

Hasil jualan yang diperolehnya ddigunakan untuk keperluan sehari-hari. Semuanya dijalankan secara ikhlas. Cita-citanya pun mulia yaitu ingin membeli rumah sendiri dari hasil berjualan cilok.

4. Mampang Prapatan, Jakarta Selatan

Lampu Merah Mampang Prapatan, Jakarta Selatan menjadi lokasi seorang anak SD berinisial A yang berusia 9 tahun mengais rejeki. A membantu ibunya untuk menjual kue kepada pengendara motor yang berhenti di lampu merah.

Kegiatan ini biasa dilakukannya pukul 13.00 hingga 16.00 WIB. Ibunya juga ikut ke daerah dekat lampu merah dan mengawasi anaknya dari jauh. Banyak orang sekitar yang mencibir ibu anak SD ini karena membiarkan anaknya berjualan.

Padahal A tidak pernah dipaksa oleh ibunya, melainkan karena keinginannya sendiri. Anak SD ini tidak tega dengan ibunya yang harus mengurus A dan empat kakaknya setelah ayahnya meninggal dunia karena kecelakaan kerja. Meskipun sambil berjualan kue, prestasi anak SD ini tidak menurun di sekolah.

5. Sumedang Utara, Sumedang

Covid-19 menjadi dampak untuk JS yang merupakan siswa SD di salah satu sekolah di Sumedang Utara, Kabupaten Sumedang. JS yang baru berusia 11 tahun harus berjualan es buah keliling untuk mencari uang agar tetap bisa menimba ilmu di masa pandemi Covid-19.

Anak ini mulai berjualan dari jam 9 hingga sore hari tanpa ada paksaan dari orang tuanya. Uang yang berhasil diperolehnya digunakan untuk membeli kuota internet untuk belajar online. Selain itu, uang ini juga digunakan untuk modal usaha, bayar token listrik, dan bayar kontrakan.

Tim Litbang MPI
(mpw)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.7459 seconds (0.1#10.140)