Keterbatasan Fisik Tak Halangi Putri Buruh Pabrik Ini untuk Kuliah di UGM
loading...
A
A
A
“Saat tidak bisa melihat saya tidak merasa gimana-gimana. Seperti anak kecil pada umumnya, tetap bermain. Bahkan, naik sepeda karena gak bisa gowes ya pakai kaki aja,”kata gadis kelahiran Jakarta 17 Desember 1998 ini.
Karena kondisinya yang sudah tidak bisa melihat lagi, keluarga pada akhirnya memutuskan untuk Aulia berhenti sekolah terlebih dahulu. Sejak tahun 2006 Aulia tidak lagi melanjutkan sekolah untuk fokus menjalani terapi maupun pengobatan.
Beragam upaya telah ditempuh oleh keluarga untuk kesembuhan Aulia, namun belum bisa mendapatkan hasil yang positif. Akhirnya, keluarga berusaha untuk ikhlas menerima takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.
Beruntung, Aulia adalah gadis yang kuat dan tak kenal putus asa. Ia tidak merasa sedih atas kondisi dirinya yang kekuarangan. Semangat untuk menjalani hidup dan bersekolah layaknya anak-anak lain pada umumnya sangat besar. Ia pun mulai melanjutkan sekolah di tahun 2014 silam.
Semangat Aulia untuk melanjutkan sekolah patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, di tengah keterbatasannya, ia tak ragu untuk sekolah jauh dari ibu kota. Kemauan kuatnya untuk mandiri dan dorongan dari keluarga besarnya akhirnya memantapkan niatnya untuk mencari ilmu hingga ke Yogyakarta.
“Mulai 2014 saya lanjut ke salah satu SLB di Yogyakarta yakni SLB Yaketunis dari bangku SD hingga SMP. Itu awalnya Ayah Ibu kurang setuju karena kan jauh dari rumah, namun om dan tante menyakinkan kami dan buktinya saya berhasil mandiri,” tuturnya.
Lepas bangku SMP, Aulia pun melanjutkan pendidikan ke SMP negeri. Ia masuk melalui jalur afirmasi bagi penyandang disabilitas dan diterima di SMA N 1 Sewon Bantul. Selama menjalani masa SMA dia tidak merasa kesulitan untuk berbaur dengan pelajar lainnya. Ia merasa diterima dengan baik dan tidak sedikit teman yang membantunya selama belajar hingga lulus SMA.
Aulia memang anak yang tidak bisa hanya diam berpangku tangan. Selain sekolah ia juga aktif dalam cabang olahraga Goalball atau bola gawang yang dikhususkan bagi tunanetra. Lewat Goalball ini sukses menghantarkannya bersama tim meraih sejumlah prestasi.
Beberapa di antaranya adalah juara 1 cabang olahraga Goalball dalam Pekan Olahraga Daerah (PORDA) DIY tahun 2019 dan juara 3 di Kejuaraan Goalball Tingkat Nasional 2018.
Keinginan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya tetap membara di hati Aulia. Selepas SMA ia memantapkan hati untuk ikut ujian masuk perguruan tinggi melalui jalur UTBK dengan pilihan pertama di UGM, namun gagal.
Karena kondisinya yang sudah tidak bisa melihat lagi, keluarga pada akhirnya memutuskan untuk Aulia berhenti sekolah terlebih dahulu. Sejak tahun 2006 Aulia tidak lagi melanjutkan sekolah untuk fokus menjalani terapi maupun pengobatan.
Beragam upaya telah ditempuh oleh keluarga untuk kesembuhan Aulia, namun belum bisa mendapatkan hasil yang positif. Akhirnya, keluarga berusaha untuk ikhlas menerima takdir yang telah digariskan oleh Yang Maha Kuasa.
Beruntung, Aulia adalah gadis yang kuat dan tak kenal putus asa. Ia tidak merasa sedih atas kondisi dirinya yang kekuarangan. Semangat untuk menjalani hidup dan bersekolah layaknya anak-anak lain pada umumnya sangat besar. Ia pun mulai melanjutkan sekolah di tahun 2014 silam.
Semangat Aulia untuk melanjutkan sekolah patut diacungi jempol. Bagaimana tidak, di tengah keterbatasannya, ia tak ragu untuk sekolah jauh dari ibu kota. Kemauan kuatnya untuk mandiri dan dorongan dari keluarga besarnya akhirnya memantapkan niatnya untuk mencari ilmu hingga ke Yogyakarta.
“Mulai 2014 saya lanjut ke salah satu SLB di Yogyakarta yakni SLB Yaketunis dari bangku SD hingga SMP. Itu awalnya Ayah Ibu kurang setuju karena kan jauh dari rumah, namun om dan tante menyakinkan kami dan buktinya saya berhasil mandiri,” tuturnya.
Lepas bangku SMP, Aulia pun melanjutkan pendidikan ke SMP negeri. Ia masuk melalui jalur afirmasi bagi penyandang disabilitas dan diterima di SMA N 1 Sewon Bantul. Selama menjalani masa SMA dia tidak merasa kesulitan untuk berbaur dengan pelajar lainnya. Ia merasa diterima dengan baik dan tidak sedikit teman yang membantunya selama belajar hingga lulus SMA.
Aulia memang anak yang tidak bisa hanya diam berpangku tangan. Selain sekolah ia juga aktif dalam cabang olahraga Goalball atau bola gawang yang dikhususkan bagi tunanetra. Lewat Goalball ini sukses menghantarkannya bersama tim meraih sejumlah prestasi.
Beberapa di antaranya adalah juara 1 cabang olahraga Goalball dalam Pekan Olahraga Daerah (PORDA) DIY tahun 2019 dan juara 3 di Kejuaraan Goalball Tingkat Nasional 2018.
Keinginan untuk mendapatkan pendidikan setinggi-tingginya tetap membara di hati Aulia. Selepas SMA ia memantapkan hati untuk ikut ujian masuk perguruan tinggi melalui jalur UTBK dengan pilihan pertama di UGM, namun gagal.