Digitalisasi Sekolah, Mendikbudristek Klaim Mampu Wujudkan Lompatan Pendidikan Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi ( Mendikbudristek ) Nadiem Makarim mengklaim, pihaknya telah menyediakan platform yang bermanfaat bagi ekosistem pendidikan di Indonesia.
Hal itu, usai pihaknya diketahui mampu mendulang angka positif dalam segi digitalisasi pendidikan.
Angka positif tersebut, diketahui usai PISA merilis data pendidikan selama 20 tahun terakhir. Tercatat, sebelum adanya digitalisasi pendidikan oleh Kemendikbudristek, terdapat 70 persen siswa usia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum untuk literasi dan numerasi.
Nadiem mengatakan, dengan adanya catatan positif melewati masa kelam pendidikan tersebut, Ia turut terharu atas capaian transformasi digital dalam menyediakan platform yang bermanfaat bagi ekosistem pendidikan di Indonesia.
"Saya melihatnya itu merinding, karena tiga tahun yang lalu kita mencanangkan ide untuk benar-benar mendigitalisasi aktivitas kita di Kemendikbud. Pada saat itu, saya sama sekali tidak mengetahui apakah hal sebesar ini bisa terjadi atau tidak, tapi kita berkomitmen. Ternyata hasilnya terlihat sekali," ujar Nadiem dalam keterangannya,Kamis (11/8/2022).
Senada dengan hal itu, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin) M. Hasan Chabibie mengungkap, bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memegang peranan penting dalam melakukan transformasi pendidikan nasional.
“Sesuai dengan arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk dapat memanfaatkan teknologi dalam memecahkan masalah krisis pendidikan yang ada,” ungkapnya.
Hasan mencatat, adapun platform yang sudah ada pada ekosistem teknologi pendidikan di Indonesia saat ini adalah Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, ARKAS, SIPLah, Tanya BOS, Akun Belajar.id dan Kampus Merdeka.
Hal itu, usai pihaknya diketahui mampu mendulang angka positif dalam segi digitalisasi pendidikan.
Angka positif tersebut, diketahui usai PISA merilis data pendidikan selama 20 tahun terakhir. Tercatat, sebelum adanya digitalisasi pendidikan oleh Kemendikbudristek, terdapat 70 persen siswa usia 15 tahun berada di bawah kompetensi minimum untuk literasi dan numerasi.
Nadiem mengatakan, dengan adanya catatan positif melewati masa kelam pendidikan tersebut, Ia turut terharu atas capaian transformasi digital dalam menyediakan platform yang bermanfaat bagi ekosistem pendidikan di Indonesia.
"Saya melihatnya itu merinding, karena tiga tahun yang lalu kita mencanangkan ide untuk benar-benar mendigitalisasi aktivitas kita di Kemendikbud. Pada saat itu, saya sama sekali tidak mengetahui apakah hal sebesar ini bisa terjadi atau tidak, tapi kita berkomitmen. Ternyata hasilnya terlihat sekali," ujar Nadiem dalam keterangannya,Kamis (11/8/2022).
Senada dengan hal itu, Kepala Pusat Data dan Teknologi Informasi (Kapusdatin) M. Hasan Chabibie mengungkap, bahwa teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memegang peranan penting dalam melakukan transformasi pendidikan nasional.
“Sesuai dengan arahan langsung dari Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk dapat memanfaatkan teknologi dalam memecahkan masalah krisis pendidikan yang ada,” ungkapnya.
Hasan mencatat, adapun platform yang sudah ada pada ekosistem teknologi pendidikan di Indonesia saat ini adalah Merdeka Mengajar, Rapor Pendidikan, ARKAS, SIPLah, Tanya BOS, Akun Belajar.id dan Kampus Merdeka.