Mahasiswa Unair Ciptakan Ring Jantung Bioreseorbable Atasi Penyakit Akibat Kolesterol
loading...
A
A
A
JAKARTA - Empat mahasiswa Teknik Biomedis Universitas Airlangga (Unair) membuat inovasi berupa stent yang bersifat Bioreseorbable (mudah terserap). I novasi ini diciptakan untuk mengatasi penyakit aterosklerosis.
Aterosklerosis merupakan masalah kesehatan yang diakibatkan oleh penumpukan kolesterol pada pembuluh darah arteri. Hal ini bisa memicu beberapa penyakit serius seperti serangan jantung dan stroke akibat tersumbatnya aliran darah dalam tubuh.
Umumnya, jika gejala aterosklerosis muncul bisa diobati dengan pemberian obat. Namun, jika sudah parah harus ada prosedur untuk menanganinya, salah satunya dengan pemasangan ring jantung (stent).
Baca juga: Universitas Bakrie Tambah Guru Besar Baru di Bidang Ilmu Studi Media dan Budaya
Atas dasar inilah, keempat mahasiswa itu membuat stent bioreseorbable dari Polylactic Acid/Polycaprolactone (PLA/PLC). Ketua Tim Cakra Abdillah menjelaskan, inovasi tersebut berangkat dari ia yang mendapati salah satu keluarganya yang menjalani operasi pemasangan stent.
“Dari sana saya mulai tertarik untuk mendalami stent karena kebetulan saya juga dari Teknik Biomedik yang juga pernah mempelajari itu,” ungkapnya, dikutip dari laman Unair, Jumat (19/8/2022).
Cakra mengungkapkan, dengan penggunaan bahan berupa PLA/PLC memungkinkan stent yang terpasang ini nantinya bisa secara otomatis terdegradasi dalam tubuh. “Sehingga ketika pembuluh darah sudah normal, stent tidak mengganggu aliran darah,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, stent ciptaan mereka juga dilapisi Kitosan Sulfat yang berfungsi sebagai anti trombus sehingga meminimalisir adanya pembekuan darah. “Jadi stent kami ini terdiri dari dua lapisan yakni PLA dan PLC yang kemudian dilapisi oleh Kitosan Sulfat yang semuanya dicetak menggunakan 3D Printing,” tandasnya.
Baca juga: Shalwaa Kia Melepas Kesempatan Beasiswa demi Memilih Jadi Paskibraka di Alor NTT
Stent besutan Cakra, India Maretta Hulu, Nisrin Novel, dan Daria Aulia Izdihar Bintang ini juga lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2022. Penelitian yang dibimbing oleh Dr Prihartini Widiyanti ini tengah menjalani uji in vitro sebelum nantinya diketahui tingkat efektivitasnya.
Selaku ketua tim, Cakra berharap nantinya penelitian ini bisa menghasilkan data yang positif sehingga bisa untuk ditindaklanjuti ke tahap selanjutnya. Ia menuturkan bahwa jika nantinya hasil dari uji in vitro ini sesuai yang diharapkan, bisa dikembangkan untuk dilakukan uji in vivo untuk mengetahui tingkat keamanannya.
“Melalui penelitian kami ini harapannya nanti bisa benar-benar dikembangkan sebuah stent yang bioreseorbable untuk penanganan medis aterosklerosis,” ucapnya.
Aterosklerosis merupakan masalah kesehatan yang diakibatkan oleh penumpukan kolesterol pada pembuluh darah arteri. Hal ini bisa memicu beberapa penyakit serius seperti serangan jantung dan stroke akibat tersumbatnya aliran darah dalam tubuh.
Umumnya, jika gejala aterosklerosis muncul bisa diobati dengan pemberian obat. Namun, jika sudah parah harus ada prosedur untuk menanganinya, salah satunya dengan pemasangan ring jantung (stent).
Baca juga: Universitas Bakrie Tambah Guru Besar Baru di Bidang Ilmu Studi Media dan Budaya
Atas dasar inilah, keempat mahasiswa itu membuat stent bioreseorbable dari Polylactic Acid/Polycaprolactone (PLA/PLC). Ketua Tim Cakra Abdillah menjelaskan, inovasi tersebut berangkat dari ia yang mendapati salah satu keluarganya yang menjalani operasi pemasangan stent.
“Dari sana saya mulai tertarik untuk mendalami stent karena kebetulan saya juga dari Teknik Biomedik yang juga pernah mempelajari itu,” ungkapnya, dikutip dari laman Unair, Jumat (19/8/2022).
Cakra mengungkapkan, dengan penggunaan bahan berupa PLA/PLC memungkinkan stent yang terpasang ini nantinya bisa secara otomatis terdegradasi dalam tubuh. “Sehingga ketika pembuluh darah sudah normal, stent tidak mengganggu aliran darah,” jelasnya.
Selain itu, lanjutnya, stent ciptaan mereka juga dilapisi Kitosan Sulfat yang berfungsi sebagai anti trombus sehingga meminimalisir adanya pembekuan darah. “Jadi stent kami ini terdiri dari dua lapisan yakni PLA dan PLC yang kemudian dilapisi oleh Kitosan Sulfat yang semuanya dicetak menggunakan 3D Printing,” tandasnya.
Baca juga: Shalwaa Kia Melepas Kesempatan Beasiswa demi Memilih Jadi Paskibraka di Alor NTT
Stent besutan Cakra, India Maretta Hulu, Nisrin Novel, dan Daria Aulia Izdihar Bintang ini juga lolos didanai oleh Kementerian Pendidikan, Riset, dan Teknologi dalam Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) tahun 2022. Penelitian yang dibimbing oleh Dr Prihartini Widiyanti ini tengah menjalani uji in vitro sebelum nantinya diketahui tingkat efektivitasnya.
Selaku ketua tim, Cakra berharap nantinya penelitian ini bisa menghasilkan data yang positif sehingga bisa untuk ditindaklanjuti ke tahap selanjutnya. Ia menuturkan bahwa jika nantinya hasil dari uji in vitro ini sesuai yang diharapkan, bisa dikembangkan untuk dilakukan uji in vivo untuk mengetahui tingkat keamanannya.
“Melalui penelitian kami ini harapannya nanti bisa benar-benar dikembangkan sebuah stent yang bioreseorbable untuk penanganan medis aterosklerosis,” ucapnya.
(nnz)