SMP Labschool Kebayoran akan Unjuk Kebolehan di Festival Seni dan Budaya di Turki
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Sekolah Menengah Pertama ( SMP ) Labschool Kebayoran, Jakarta, akan kembali mengikuti festival seni dan budaya internasional di Canakkale Turkey.
Sejumlah tarian yang akan ditampilkan antara lain, Tari Bada Hatam dari Betawi, Tari Zapin dari Riau Melayu, dan Tari Gemohing dari NTT. Tari-tari tersebut diiringi oleh musik tradisional Indonesia.
Kepala SMP Labschool Kebayoran Yati Suwartini mengatakan bahwa SMP Labschool telah mengikuti festival seni dan budaya internasional sebanyak 10 kali sejak tahun 2010. Dua tahun terakhir terjadi pandemi sehingga perlombaan hanya mengikuti secara online.
Lebih lanjut Yati mengatakan festival ini sebagai salah satu upaya mengharumkan budaya Indonesia sebagai negara yang kaya akan keragaman suku bangsa, etnis, dan budaya. Tidak hanya tari dan musik busana Indonesia dalam festival juga akan membawa paket kuliner dan baju adat yang akan dipamerkan.
Dia menilai bahwa siswa sebagai generasi yang akan memimpin Indonesia ke depan harus memiliki wawasan global. Namun mereka tidak boleh lepas dari bangsa Indonesia dan melupakan warisan budaya.
Mereka akan mempromosikan bahwa kebudayaan telah menjadi ciri dan identitas Indonesia yang juga sekaligus berperan sebagai dasar ketahanan nasional serta pemersatu bangsa.
"Mereka akan memimpin negeri ini. Dia akan ingat bahwa mereka insyaallah akan berkontribusi tidak hanya untuk Indonesia tapi juga untuk global," kata Yati Suwartini kepada wartawan, Jumat (19/8/2022).
"Sebenarnya mereka tidak hanya akan mempromosikan tari dan musik tapi lengkap dengan busana, kuliner juga souvernir," jelasnya.
Manajer Tim Wiwik Widyastuti mengatakan bahwa tiga tari yang akan ditampilkan di Turki telah dilakukan perubahan sedikit dan tidak terpaku pada tari tradisional asli budaya. Dia menegaskan pada setiap gerakan memiliki makna yang tersimpan di dalamnya.
"Pada tari ini memiliki makna gotong royong, keceriaan para remaja, adu ketangkasan satu sama lain. Sehingga nuansa tradisi muncul tari di Indonesia," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa terpilihnya tiga tari termasuk NTT yang di akan ditampilkan di Turkey karena untuk memperkenalkan budaya baru. Sebab, selama ini setiap pementasan di Turkey yang dibawa adalah tari dari Aceh.
"Kita akan membawa budaya lain yang sangat kaya di Indonesia," jelasnya.
Wakil Ketua Tim Misi Budaya bernama Calissa Atailla Ramadina mengatakan bahwa dia bersama tim telah belajar selama kurang lebih 1,5 bulan. Dia mengaku latihan dimulai dari nol yang sama sekali tidak mengetahui gerakan dan alat-alat yang perlu pembiasaan.
Dia berharap dengan latihan yang dijalani hampir setia hari tersebut dapat menghasilkan buah yang membahagiakan. Dengan momentum ini dia ingin sekali mengharumkan nama SMP Labschool Jakarta dan Indonesia menjadi harum.
"Pasti degdegan. Tapi kita yakin bisa. Target kami pasti juara dan membawa nama baik Labschool dan Indonesia," tutupnya.
Sejumlah tarian yang akan ditampilkan antara lain, Tari Bada Hatam dari Betawi, Tari Zapin dari Riau Melayu, dan Tari Gemohing dari NTT. Tari-tari tersebut diiringi oleh musik tradisional Indonesia.
Kepala SMP Labschool Kebayoran Yati Suwartini mengatakan bahwa SMP Labschool telah mengikuti festival seni dan budaya internasional sebanyak 10 kali sejak tahun 2010. Dua tahun terakhir terjadi pandemi sehingga perlombaan hanya mengikuti secara online.
Lebih lanjut Yati mengatakan festival ini sebagai salah satu upaya mengharumkan budaya Indonesia sebagai negara yang kaya akan keragaman suku bangsa, etnis, dan budaya. Tidak hanya tari dan musik busana Indonesia dalam festival juga akan membawa paket kuliner dan baju adat yang akan dipamerkan.
Dia menilai bahwa siswa sebagai generasi yang akan memimpin Indonesia ke depan harus memiliki wawasan global. Namun mereka tidak boleh lepas dari bangsa Indonesia dan melupakan warisan budaya.
Mereka akan mempromosikan bahwa kebudayaan telah menjadi ciri dan identitas Indonesia yang juga sekaligus berperan sebagai dasar ketahanan nasional serta pemersatu bangsa.
"Mereka akan memimpin negeri ini. Dia akan ingat bahwa mereka insyaallah akan berkontribusi tidak hanya untuk Indonesia tapi juga untuk global," kata Yati Suwartini kepada wartawan, Jumat (19/8/2022).
"Sebenarnya mereka tidak hanya akan mempromosikan tari dan musik tapi lengkap dengan busana, kuliner juga souvernir," jelasnya.
Manajer Tim Wiwik Widyastuti mengatakan bahwa tiga tari yang akan ditampilkan di Turki telah dilakukan perubahan sedikit dan tidak terpaku pada tari tradisional asli budaya. Dia menegaskan pada setiap gerakan memiliki makna yang tersimpan di dalamnya.
"Pada tari ini memiliki makna gotong royong, keceriaan para remaja, adu ketangkasan satu sama lain. Sehingga nuansa tradisi muncul tari di Indonesia," jelasnya.
Dia mengatakan bahwa terpilihnya tiga tari termasuk NTT yang di akan ditampilkan di Turkey karena untuk memperkenalkan budaya baru. Sebab, selama ini setiap pementasan di Turkey yang dibawa adalah tari dari Aceh.
"Kita akan membawa budaya lain yang sangat kaya di Indonesia," jelasnya.
Wakil Ketua Tim Misi Budaya bernama Calissa Atailla Ramadina mengatakan bahwa dia bersama tim telah belajar selama kurang lebih 1,5 bulan. Dia mengaku latihan dimulai dari nol yang sama sekali tidak mengetahui gerakan dan alat-alat yang perlu pembiasaan.
Dia berharap dengan latihan yang dijalani hampir setia hari tersebut dapat menghasilkan buah yang membahagiakan. Dengan momentum ini dia ingin sekali mengharumkan nama SMP Labschool Jakarta dan Indonesia menjadi harum.
"Pasti degdegan. Tapi kita yakin bisa. Target kami pasti juara dan membawa nama baik Labschool dan Indonesia," tutupnya.
(mpw)