Tim ITB Raih Juara Nasional ASEAN Data Science Explorer 2022
loading...
A
A
A
Khususnya terkait enam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan PBB (United Nations Sustainable Development Goals), yaitu (1) Kesehatan dan Kesejahteraan, (2) Pendidikan yang Berkualitas, (3) Kesetaraan Gender, (4) Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi, (5) Inovasi Industri dan Infrastruktur, serta (6) Kota dan Komunitas Berkelanjutan.
Solusi yang diajukan kaum muda tidak terbatas pada kampanye, kebijakan, produk, layanan, atau rekomendasi relawan. Lebih jauh, solusi ini juga akan didistribusikan kepada badan-badan ASEAN yang relevan untuk dipertimbangkan. Pemenang dinilai berdasarkan kemampuan mereka merancang konsep terbaik untuk menangani masalah sosial ekonomi ASEAN, yang didukung oleh wawasan berbasis data.
Kriteria penjurian meliputi aspek kreativitas, kelayakan, inovasi, dan kemampuan tim untuk mendemonstrasikan solusi yang akan diimplementasikan. Sebagai juara pertama, Tim Matrix Explorers dari Institut Teknologi Bandung mewakili Indonesia untuk Final Regional ASEAN DSE 2022 yang akan berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, pada 12 Oktober 2022.
Baca juga: 4 Kampus Terbaik di Indonesia yang Masuk 1000 Besar Dunia Versi Webometrics
Berikut adalah rincian pemenangnya:
Juara pertama: Tim Matrix Explorers yang terdiri dari Rini Nur Fatimah dan Muhammad Fijar Aswad dari Institut Teknologi Bandung. Proyek mereka berfokus dalam mendidik masyarakat ASEAN tentang pentingnya mengurangi konsumsi listrik untuk menanggulangi perubahan iklim.
Runner-up: Tim Caunchy y-Riemann Plus Ultra, beranggotakan Richardy Lobo' Sapan dan Joey Mangalo dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Mereka merancang proyek yang memberdayakan kaum muda menuju masa depan yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat ASEAN.
Runner-up kedua: Tim Theodolit Sprint, yang terdiri dari Muhammad Faisal Anshory dan Lukman Fadlansyah Ramadhan dari Institut Teknologi Bandung merancang proyek mengenai ketahanan perkotaan terhadap bencana yang didorong oleh perubahan iklim.
Di tahun keenam ini, ASEANDSE terus memberdayakan muda-mudi dari seluruh Asia Tenggara melalui sesi pemberdayaan virtual dan kompetisi yang diadakan di tingkat nasional dan regional. Kompetisi tahun ini diikuti 778 siswa dari sepuluh negara ASEAN yang akan mewakili negara mereka. Para peserta ditugaskan membuat storyboard atau proposal analitik data untuk mengatasi masalah sosial-ekonomi, mempromosikan kesadaran masyarakat ASEAN dan UN-SDGs di kawasan tersebut.
Program ini juga bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan alumni program di sepuluh negara ASEAN untuk memberikan sesi pemberdayaan secara langsung kepada kaum muda yang memiliki akses terbatas ke teknologi dan penyandang disabilitas. Dukungan dan kolaborasi berkelanjutan dengan LSM serta alumni program memungkinkan program ini untuk memberikan pelatihan SAP Analytics Cloud kepada 3.619 anak muda yang memiliki keterbatasan akses pada tahun 2022.
Solusi yang diajukan kaum muda tidak terbatas pada kampanye, kebijakan, produk, layanan, atau rekomendasi relawan. Lebih jauh, solusi ini juga akan didistribusikan kepada badan-badan ASEAN yang relevan untuk dipertimbangkan. Pemenang dinilai berdasarkan kemampuan mereka merancang konsep terbaik untuk menangani masalah sosial ekonomi ASEAN, yang didukung oleh wawasan berbasis data.
Kriteria penjurian meliputi aspek kreativitas, kelayakan, inovasi, dan kemampuan tim untuk mendemonstrasikan solusi yang akan diimplementasikan. Sebagai juara pertama, Tim Matrix Explorers dari Institut Teknologi Bandung mewakili Indonesia untuk Final Regional ASEAN DSE 2022 yang akan berlangsung di Phnom Penh, Kamboja, pada 12 Oktober 2022.
Baca juga: 4 Kampus Terbaik di Indonesia yang Masuk 1000 Besar Dunia Versi Webometrics
Berikut adalah rincian pemenangnya:
Juara pertama: Tim Matrix Explorers yang terdiri dari Rini Nur Fatimah dan Muhammad Fijar Aswad dari Institut Teknologi Bandung. Proyek mereka berfokus dalam mendidik masyarakat ASEAN tentang pentingnya mengurangi konsumsi listrik untuk menanggulangi perubahan iklim.
Runner-up: Tim Caunchy y-Riemann Plus Ultra, beranggotakan Richardy Lobo' Sapan dan Joey Mangalo dari Universitas Indonesia dan Institut Teknologi Bandung. Mereka merancang proyek yang memberdayakan kaum muda menuju masa depan yang berkelanjutan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat ASEAN.
Runner-up kedua: Tim Theodolit Sprint, yang terdiri dari Muhammad Faisal Anshory dan Lukman Fadlansyah Ramadhan dari Institut Teknologi Bandung merancang proyek mengenai ketahanan perkotaan terhadap bencana yang didorong oleh perubahan iklim.
Di tahun keenam ini, ASEANDSE terus memberdayakan muda-mudi dari seluruh Asia Tenggara melalui sesi pemberdayaan virtual dan kompetisi yang diadakan di tingkat nasional dan regional. Kompetisi tahun ini diikuti 778 siswa dari sepuluh negara ASEAN yang akan mewakili negara mereka. Para peserta ditugaskan membuat storyboard atau proposal analitik data untuk mengatasi masalah sosial-ekonomi, mempromosikan kesadaran masyarakat ASEAN dan UN-SDGs di kawasan tersebut.
Program ini juga bekerja sama dengan lembaga swadaya masyarakat (LSM) dan alumni program di sepuluh negara ASEAN untuk memberikan sesi pemberdayaan secara langsung kepada kaum muda yang memiliki akses terbatas ke teknologi dan penyandang disabilitas. Dukungan dan kolaborasi berkelanjutan dengan LSM serta alumni program memungkinkan program ini untuk memberikan pelatihan SAP Analytics Cloud kepada 3.619 anak muda yang memiliki keterbatasan akses pada tahun 2022.