Kolaborasi dengan Kemenhan, PMM-PKBN Profesi Digital dan Bela Negara Diluncurkan

Rabu, 14 September 2022 - 16:20 WIB
loading...
Kolaborasi dengan Kemenhan,...
Kepala LLDikti Wilayah III Paristiyanti Nurwardani pada peluncuran PMM-PKBN di UBSI Kaliabang, Bekasi. Foto/Humas LLDikti III.
A A A
JAKARTA - Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah III menginisiasi program program Pertukaran Mahasiswa Merdeka melalui Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PMM-PKBN). Program yang menargetkan 5.000 mahasiswa sebagai peserta ini bertujuan untuk menciptakan talenta digital unggul dari perguruan tinggi.

Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim telah meluncurkan program Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM) yang bertujuan agar mahasiswa mendapatkan wawasan baru, mendapat banyak pengalaman dan toleransi sesama individu sambil mengikuti perkuliahan.

Baca juga: Inovatif, Mahasiswa UGM Buat Robot Pendeteksi Kekeroposan Pohon

Program ini menjadi unggulan karena memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk dapat menggunakan hak belajarnya di luar program studi dan perguruan tinggi asal. Program PMM akan mendorong pemulihan pandemi dan membawa Indonesia menyongsong ke masa depan. PMM juga membuka kesempatan antar mahasiswa dan antar perguruan tinggi untuk saling berkolaborasi.

Berkaitan dengan hal tersebut, Kepala LLDikti Wilayah III Paristiyanti Nurwardani selaku inisiator PMM-PKBN menggandeng Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan (BADIKLAT Kemenhan) dalam menyinergikan PMM dengan Pembinaan Kesadaran Bela Negara (PKBN). PMM-PKBN menjadi program kolaborasi baru antara Kemendikbudristek dan Kemenhan sebagai upaya penguatan literasi digital di era revolusi industry 4.0 dan society 5.0, antara lain digital skill, digital culture, digital etic, dan digital safety.

Dalam peluncuran PMM-PKBN yang dibuka dengan upacara 5.000 mahasiswa dan kuliah umum 3 Menteri, Paris menuturkan, output dari program PMM-PKBN ini adalah mahasiswa dapat menyetarakan Satuan Kredit Semester (SKS) setara 20 SKS, mendapatkan sertifikasi dari Lembaga Sertifikasi Profesi dari Perguruan Tinggi yang telah ditunjuk, dan sertifikat Bela Negara dari Badiklat Kemenhan yang dapat meningkatkan daya saing.

“Dalam program PMM-PKBN, mahasiswa, harus dapat bekerja sama dan disiapkan menjadi tenaga ahli yang profesional yang berwawasan dan bertalenta digital. Ditambah lagi, program ini akan membekali mahasiswa dengan keterampilan di luar bidang keahlian sebagaimana dituangkan program MBKM,” katanya pada Peluncuran PMM-PKBN di Universitas BSI Kaliabang Bekasi, melalui siaran pers Rabu (14/9/2022).

Paris menambahkan “Kenapa harus PMM-PKBN profesi digital? Karena hidup bernegara itu dipengaruhi oleh konten yang lekat dengan ruang-ruang digital, yang dalam hal ini kita implementasikan melalui perguruan tinggi, para dosen, dan mahasiswa. Oleh karena itu, dari Jakarta untuk Indonesia, kita bersama-sama membela negara dengan membangun kekuatan siber melalui program PMM-PKBN,” lanjutnya.

Pada kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kemendikbudristek Nizam menyampaikan, melalui program ini mahasiswa dapat mengambil paket mata kuliah sekaligus mendapat beragam pengayaan lain yang dapat menjadi bekal berharga bagi masa depannya seperti membangun soft skills, membangun kompetensi dan membangun semangat kebersamaan.

Baca juga: Hary Tanoe: Terus Kembangkan MNC University, Turut Serta Membangun NKRI

“Di abad ke 21 ini, generasi muda harus memiliki sejumlah keterampilan, seperti Communication, Colaboration, Creativity, Critical Thinking agar memiliki daya saing. Ditambah lagi kemampuan berkolaborasi, menjalin jaringan, dan bekerja menjadi kemampuan yang harus dimiliki insan Pendidikan tinggi, yaitu dosen dan mahasiswa,” katanya.

Sejalan dengan hal tersebut, Kabadiklat Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Tandyo Budi meyakini bahwa informasi dan komunikasi saat ini sudah menjadi bagian dari infrastruktur pembangunan sebuah bangsa yang menyentuh hampir seluruh aspek kehidupan “Bela negara tidak selalu identik dengan pendidikan militer, tetapi melalui hal lain. Misalnya saja di bidang keamanan siber yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan. Kita menyadari saat ini ada saja serangan di dunia maya dan telah menjadi trend baru dalam perang modern di abad-21,” jelasnya.

Rektor Universitas BSI, Dr. Ir. Mochamad Wahyudi selaku tuan rumah dan bagian dari konsorsium menjelaskan “Kuliah umum bela negara ini memiliki beberapa tujuan, yakni mengeksplor dan mempelajari keberagaman pelaksanaan Tri Darma di perguruan tinggi, berteman dengan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi, dan berkesempatan belajar di perguruan tinggi yang lain. Ada beberapa paket dalam kuliah umum yang dapat dipilih oleh mahasiswa seperti Paket A profesi artificial intelligence, Paket B profesi data science, Paket C profesi cyber security, Paket D communication specialist, dan Paket E web programming,” paparnya.

Acara ini ditutup dengan kuliah umum dari Menko PMK Prof. Dr. Muhadjir Effendy. “Kemampuan bela negara yang baik di tengah keberagaman bangsa adalah salah satu kunci untuk pembangunan manusia di Indonesia. Kita semua harus turut serta. Program PMM-PKBN ini mendukung program transformasi digital di Indonesia yang dicananangkan oleh Presiden Jokowi, salah satunya pengembangan roadmap transformasi digital di sektor-sektor strategis, terutama sektor pendidikan dan menyiapkan kebutuhan SDM yang berkompetensi talenta digital,” tandasnya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2783 seconds (0.1#10.140)