Penyelarasan Skema Seleksi Masuk PTN Tingkatkan Kualitas Penerimaan Mahasiswa Baru
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) terus berupaya mewujudkan peningkatan kualitas pembelajaran di berbagai jenjang pendidikan. Melalui transformasi skema masuk Perguruan Tinggi Negeri (PTN), Kemendikbudristek berupaya memperbaiki kualitas input sekaligus menyelaraskan terobosan kebijakan pembelajaran di jenjang pendidikan dasar dan menengah.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam mengatakan, tujuan dari kebijakan ini utamanya adalah menyambungkan transformasi, perubahan-perubahan, dinamika-dinamika yang sudah dikembangkan melalui kebijakan Merdeka Belajar dari pendidikan dasar hingga menengah dengan transformasi yang dilakukan di pendidikan tinggi dengan Kampus Merdeka.
Berdasarkan data tahun 2020/2021, terdapat lebih dari 3,2 juta siswa lulus dari jenjang SMA/SMK/sederajat. Mahasiswa baru yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi secara nasional adalah lebih dari 2,1 juta mahasiswa. Dari jumlah tersebut, sekitar 762 ribu mahasiswa diterima di PTN, baik akademik maupun vokasi. Merujuk angka tersebut, skema seleksi masuk PTN harus memberikan kesempatan yang luas bagi calon mahasiswa untuk dapat menempuh pendidikan tinggi sesuai minat dan bakatnya.
Dengan demikian, calon mahasiswa lebih bebas dalam menentukan program studi pilihannya tanpa merasa dibatasi. Sebab, skema masuk PTN berkorelasi kuat dengan kualitas lulusan perguruan tinggi yang mampu bersaing dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Nizam mengatakan, siapa pun dengan kurikulum apa pun bisa mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri sesuai dengan skema seleksi yang baru. "Justru salah satu latar belakang di balik perubahan transformasi ini tentu juga untuk bisa mengakomodasi pergerakan kurikulum, di samping mentransformasi pembelajaran di SMA," jelas Nizam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB): Mewujudkan Transformasi Skema Masuk Pendidikan Tinggi Negeri Berkeadilan, dikutip Minggu (18/9/2022).
Calon peserta seleksi diharapkan bisa lebih fokus pada pembelajaran, penguasaan materi, kemampuan bernalar, kemampuan literasi dan numerasi yang lebih mendalam, serta kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan di dalam menyelesaikan berbagai permasalahan secara lintas keilmuan.
Menurut Nizam, Kurikulum 2013 mengaitkan nilai-nilai authentic learning yang implementasinya ada di dalam tes seleksi yang baru. Dia mendorong para peserta untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam proses penyelesaian masalah, peningkatan kemampuan bernalar, baik secara matematis maupun bahasa. "Adik-adik, berpikir secara kritis itu yang penting, tetap belajar semangat, sukses," ujarnya seraya menekankan bahwa tes skolastik relevan untuk kesuksesan studi dan karier di masa depan.
Nizam menambahkan, Kemendikbudristek melakukan persiapan dan diskusi yang panjang termasuk dengan para pimpinan perguruan tinggi, hingga akhirnya kebijakan ini ditetapkan pada Agustus lalu. Sosialisasi seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang sudah berjalan selama ini, kata Nizam, biasanya dilakukan pada bulan Desember.
“Jadi kalau untuk seleksi masuk tahun 2023 itu biasanya akan disosialisasikan sampai detail jadwal, petunjuk teknis, pada akhir tahun 2022. Di bulan Desember, tentu saja para rektor PTN secara masif bersama dengan Kemendikbudristek bersinergi mengoptimalkan penyampaikan informasi."
Nizam pun berpesan kepada calon mahasiswa agar tidak perlu khawatir, karena seleksi masuk perguruan tinggi tahun 2023 akan berjalan dengan baik. Menurutnya, tugas calon mahasiswa adalah belajar dengan serius, ikuti pembelajaran di kelas. "Jangan hanya sekadar menghafal, tetapi memahami dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut terutama dengan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan konkret."
Orang tua siswa SMAN 1 Yogyakarta, Astuti Andriyani, berharap dengan adanya transformasi seleksi masuk perguruan tinggi akan berdampak positif untuk masa depan anak-anak. "Kami berharap dengan perubahan ini anak-anak kami ke depannya tidak hanya menguasai konten belajar tapi sisi lain juga memperhatikan bakat, minat, dan karakternya secara holistik,” ujar Astuti.
Ari Aryanto, Guru Bimbingan Konseling (BK) SMA Negeri 2 Cibinong menyampaikan, kebijakan ini lebih fleksibel karena membantu peserta didik mengembangkan potensi dan minatnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. “Yang tadinya hanya berfokus pada mata pelajaran tertentu yang diujikan, sekarang semua mata pelajaran peserta didik didorong supaya bisa meningkatkan prestasi di semua mata pelajaran. Terutama di kelas 12 ini penting sekali mengubah pola pikir anak yang dulu mungkin mereka mengerjakan soal menggunakan cara cepat, sekarang mereka didorong untuk lebih kritis dengan menalar soal-soal yang akan dikerjakan."
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dirjen Diktiristek) Nizam mengatakan, tujuan dari kebijakan ini utamanya adalah menyambungkan transformasi, perubahan-perubahan, dinamika-dinamika yang sudah dikembangkan melalui kebijakan Merdeka Belajar dari pendidikan dasar hingga menengah dengan transformasi yang dilakukan di pendidikan tinggi dengan Kampus Merdeka.
Berdasarkan data tahun 2020/2021, terdapat lebih dari 3,2 juta siswa lulus dari jenjang SMA/SMK/sederajat. Mahasiswa baru yang melanjutkan studi ke perguruan tinggi secara nasional adalah lebih dari 2,1 juta mahasiswa. Dari jumlah tersebut, sekitar 762 ribu mahasiswa diterima di PTN, baik akademik maupun vokasi. Merujuk angka tersebut, skema seleksi masuk PTN harus memberikan kesempatan yang luas bagi calon mahasiswa untuk dapat menempuh pendidikan tinggi sesuai minat dan bakatnya.
Dengan demikian, calon mahasiswa lebih bebas dalam menentukan program studi pilihannya tanpa merasa dibatasi. Sebab, skema masuk PTN berkorelasi kuat dengan kualitas lulusan perguruan tinggi yang mampu bersaing dalam dunia usaha dan dunia industri (DUDI).
Nizam mengatakan, siapa pun dengan kurikulum apa pun bisa mengikuti seleksi masuk ke perguruan tinggi negeri sesuai dengan skema seleksi yang baru. "Justru salah satu latar belakang di balik perubahan transformasi ini tentu juga untuk bisa mengakomodasi pergerakan kurikulum, di samping mentransformasi pembelajaran di SMA," jelas Nizam Webinar Silaturahmi Merdeka Belajar (SMB): Mewujudkan Transformasi Skema Masuk Pendidikan Tinggi Negeri Berkeadilan, dikutip Minggu (18/9/2022).
Calon peserta seleksi diharapkan bisa lebih fokus pada pembelajaran, penguasaan materi, kemampuan bernalar, kemampuan literasi dan numerasi yang lebih mendalam, serta kemampuan untuk memanfaatkan pengetahuan di dalam menyelesaikan berbagai permasalahan secara lintas keilmuan.
Menurut Nizam, Kurikulum 2013 mengaitkan nilai-nilai authentic learning yang implementasinya ada di dalam tes seleksi yang baru. Dia mendorong para peserta untuk menggunakan pengetahuan yang dimiliki dalam proses penyelesaian masalah, peningkatan kemampuan bernalar, baik secara matematis maupun bahasa. "Adik-adik, berpikir secara kritis itu yang penting, tetap belajar semangat, sukses," ujarnya seraya menekankan bahwa tes skolastik relevan untuk kesuksesan studi dan karier di masa depan.
Nizam menambahkan, Kemendikbudristek melakukan persiapan dan diskusi yang panjang termasuk dengan para pimpinan perguruan tinggi, hingga akhirnya kebijakan ini ditetapkan pada Agustus lalu. Sosialisasi seleksi masuk perguruan tinggi negeri yang sudah berjalan selama ini, kata Nizam, biasanya dilakukan pada bulan Desember.
“Jadi kalau untuk seleksi masuk tahun 2023 itu biasanya akan disosialisasikan sampai detail jadwal, petunjuk teknis, pada akhir tahun 2022. Di bulan Desember, tentu saja para rektor PTN secara masif bersama dengan Kemendikbudristek bersinergi mengoptimalkan penyampaikan informasi."
Nizam pun berpesan kepada calon mahasiswa agar tidak perlu khawatir, karena seleksi masuk perguruan tinggi tahun 2023 akan berjalan dengan baik. Menurutnya, tugas calon mahasiswa adalah belajar dengan serius, ikuti pembelajaran di kelas. "Jangan hanya sekadar menghafal, tetapi memahami dan mengaplikasikan pengetahuan tersebut terutama dengan
menyelesaikan permasalahan-permasalahan konkret."
Orang tua siswa SMAN 1 Yogyakarta, Astuti Andriyani, berharap dengan adanya transformasi seleksi masuk perguruan tinggi akan berdampak positif untuk masa depan anak-anak. "Kami berharap dengan perubahan ini anak-anak kami ke depannya tidak hanya menguasai konten belajar tapi sisi lain juga memperhatikan bakat, minat, dan karakternya secara holistik,” ujar Astuti.
Ari Aryanto, Guru Bimbingan Konseling (BK) SMA Negeri 2 Cibinong menyampaikan, kebijakan ini lebih fleksibel karena membantu peserta didik mengembangkan potensi dan minatnya pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi. “Yang tadinya hanya berfokus pada mata pelajaran tertentu yang diujikan, sekarang semua mata pelajaran peserta didik didorong supaya bisa meningkatkan prestasi di semua mata pelajaran. Terutama di kelas 12 ini penting sekali mengubah pola pikir anak yang dulu mungkin mereka mengerjakan soal menggunakan cara cepat, sekarang mereka didorong untuk lebih kritis dengan menalar soal-soal yang akan dikerjakan."
(zik)