SINDOnews-Pesantren Attaqwa Putra Bekasi Kolaborasi Gelar Pelatihan Jurnalistik untuk Santri
loading...
A
A
A
JAKARTA - Portal berita SINDOnews.com kembali menggelar pelatihan jurnalistik untuk santri. Bertajuk SINDOnews Goes to Pesantren (SGTP), kegiatan kali ini berlangsung di Pondok Pesantren Attaqwa Putra, Babelan, Bekasi, Jawa Barat, Selasa (27/9/2022).
Lebih dari 200 santri yang merupakan siswa madrasah aliyah Attaqwa Putra hadir sebagai peserta. Turut hadir sekaligus membuka acara yakni Pemimpin Umum Pondok Pesantren Attaqwa KH Husnul Amal Mas’ud, Lc, D.E.S.A, Kepala Madrasah Aliyah Attaqwa Putra Dr KH Iman Fadlurohman MA, serta sebagian Dewan Guru.
Baca juga: Profil Prof Bambang Sudibyo, Mantan Menteri Pendidikan Indonesia yang Pernah Menjadi Ketua Umum BAZNAS
Sebagai pemateri yaitu Koordinator Fotografer MNC Portal Indonesia (MPI) Ratman Suratman dan Redaktur Pelaksana SINDOnews Andryanto Wisnuwidodo. Pelatihan jurnalistik yang juga hasil kolaborasi dengan Koran SINDO ini dipandu Musyrif Pondok Pesantren Attaqwa Muhammad Rizky Setiawan.
KH Husnul Amal menyambut baik penyelenggaraan SGTP. Menurut dia, acara ini bisa menjadi salah satu wadah bagi santri untuk menambah ilmu pengetahuan. Dengan demikian, santri tidak hanya sekadar belajar ilmu agama, tetapi juga dunia penulisan. “Ini adalah kesempatan emas, jadi silakan disimak baik-baik, Insya Allah akan bermanfaat bagi kalian semua,” tutur Kiai Husnul.
Hal senada disampaikan Kiai Iman Fadlurohman. Kepada para santri dirinya berpesan, mempelajari jurnalistik, terlebih ketika nantinya benar-benar menjadi jurnalis, tidak saja akan menambah pengalaman, namun juga bisa kenalan dengan orang-orang baru, juga banyak juga manfaat-manfaat lain yang akan didapatkan.
Baca juga: Putri Mahfud MD Dilantik Jadi Dokter Spesialis Unair, Ini Sosoknya
Namun perlu digarisbawahi, menjadi jurnalis tidak cukup hanya bisa bisa menulis. Jika tidak dibarengi dengan teknik-teknik jurnalistik, tulisan itu menjadi kurang menarik. “Seperti halnya seseorang yang pintar memasak, tetapi penyajiannya tidak menarik, kira-kira bagaimana, laku atau tidak?,” ucapnya, mengibaratkan.
Iman juga menegaskan, menulis akan menjadi legacy atau warisan karya yang dapat dinikmati banyak orang. Sebagaimana para ulama terdahulu yang telah wafat, mereka seolah-olah tetap berada di tengah umat karena tulisan-tulisannya. Untuk itu dia berharap kepada para pemateri dapat menularkan ilmunya dan di sisi lain para santri dapat menyimak dengan baik. Sebab, tidak menutup kemungkinan dari para santri peserta kelak berprofesi menjadi seorang jurnalis.
“Mudah-mudahan ini menjadi silaturahmi kita, dan silaturahmi ini dapat berkelanjutan,” tutur Kiai Iman.
SINDOnews Goes to Pesantren merupakan rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-10 SINDOnews yang jatuh pada 4 Juli 2022. Kegiatan serupa sebelumnya digelar di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dan Darunnajah, Jakarta, serta Ummul Quro Al-Islami, Bogor.
Redpel SINDOnews Andryanto Wisnuwidodo dalam paparan materinya menjelaskan cara menulis jurnalistik yang baik. Salah satu unsur penting dalam penulisan tersebut yakni konsep 5W1H. Elemen ini sangat penting karena berita atau tulisan yang baik harus lengkap.
“Sehingga tidak menimbulkan pertanyaan lagi bagi yang membaca. Seumpama menulis suatu peristiwa, harus dijelaskan apa peristiwa itu, terjadi kapan, di mana, mengapa dan bagaimana kok bisa terjadi,” kata redaktur yang kenyang pengalaman peliputan olahraga itu.
Sementara Ratman secara atraktif mengulas dasar-dasar foto jurnalistik. Menurut dia, siapa pun bisa memotret, tetapi tidak semua orang bisa menghasilkan foto jurnalistik. Ada banyak faktor yang menjadikan foto itu disebut sebagai karya jurnalistik. Salah satunya, foto itu disiarkan di media massa atau dengan kata lain diberitakan.
“Karena foto jurnalistik, dia harus memenuhi unsur-unsur jurnalistik seperti dalam berita pada umumnya yaitu 5W1H yang ini akan tertulis pada keterangan foto atau lazim disebut caption,” ucapnya.
Lebih dari 200 santri yang merupakan siswa madrasah aliyah Attaqwa Putra hadir sebagai peserta. Turut hadir sekaligus membuka acara yakni Pemimpin Umum Pondok Pesantren Attaqwa KH Husnul Amal Mas’ud, Lc, D.E.S.A, Kepala Madrasah Aliyah Attaqwa Putra Dr KH Iman Fadlurohman MA, serta sebagian Dewan Guru.
Baca juga: Profil Prof Bambang Sudibyo, Mantan Menteri Pendidikan Indonesia yang Pernah Menjadi Ketua Umum BAZNAS
Sebagai pemateri yaitu Koordinator Fotografer MNC Portal Indonesia (MPI) Ratman Suratman dan Redaktur Pelaksana SINDOnews Andryanto Wisnuwidodo. Pelatihan jurnalistik yang juga hasil kolaborasi dengan Koran SINDO ini dipandu Musyrif Pondok Pesantren Attaqwa Muhammad Rizky Setiawan.
KH Husnul Amal menyambut baik penyelenggaraan SGTP. Menurut dia, acara ini bisa menjadi salah satu wadah bagi santri untuk menambah ilmu pengetahuan. Dengan demikian, santri tidak hanya sekadar belajar ilmu agama, tetapi juga dunia penulisan. “Ini adalah kesempatan emas, jadi silakan disimak baik-baik, Insya Allah akan bermanfaat bagi kalian semua,” tutur Kiai Husnul.
Hal senada disampaikan Kiai Iman Fadlurohman. Kepada para santri dirinya berpesan, mempelajari jurnalistik, terlebih ketika nantinya benar-benar menjadi jurnalis, tidak saja akan menambah pengalaman, namun juga bisa kenalan dengan orang-orang baru, juga banyak juga manfaat-manfaat lain yang akan didapatkan.
Baca juga: Putri Mahfud MD Dilantik Jadi Dokter Spesialis Unair, Ini Sosoknya
Namun perlu digarisbawahi, menjadi jurnalis tidak cukup hanya bisa bisa menulis. Jika tidak dibarengi dengan teknik-teknik jurnalistik, tulisan itu menjadi kurang menarik. “Seperti halnya seseorang yang pintar memasak, tetapi penyajiannya tidak menarik, kira-kira bagaimana, laku atau tidak?,” ucapnya, mengibaratkan.
Iman juga menegaskan, menulis akan menjadi legacy atau warisan karya yang dapat dinikmati banyak orang. Sebagaimana para ulama terdahulu yang telah wafat, mereka seolah-olah tetap berada di tengah umat karena tulisan-tulisannya. Untuk itu dia berharap kepada para pemateri dapat menularkan ilmunya dan di sisi lain para santri dapat menyimak dengan baik. Sebab, tidak menutup kemungkinan dari para santri peserta kelak berprofesi menjadi seorang jurnalis.
“Mudah-mudahan ini menjadi silaturahmi kita, dan silaturahmi ini dapat berkelanjutan,” tutur Kiai Iman.
SINDOnews Goes to Pesantren merupakan rangkaian kegiatan peringatan HUT ke-10 SINDOnews yang jatuh pada 4 Juli 2022. Kegiatan serupa sebelumnya digelar di Pondok Pesantren Asshiddiqiyah dan Darunnajah, Jakarta, serta Ummul Quro Al-Islami, Bogor.
Redpel SINDOnews Andryanto Wisnuwidodo dalam paparan materinya menjelaskan cara menulis jurnalistik yang baik. Salah satu unsur penting dalam penulisan tersebut yakni konsep 5W1H. Elemen ini sangat penting karena berita atau tulisan yang baik harus lengkap.
“Sehingga tidak menimbulkan pertanyaan lagi bagi yang membaca. Seumpama menulis suatu peristiwa, harus dijelaskan apa peristiwa itu, terjadi kapan, di mana, mengapa dan bagaimana kok bisa terjadi,” kata redaktur yang kenyang pengalaman peliputan olahraga itu.
Sementara Ratman secara atraktif mengulas dasar-dasar foto jurnalistik. Menurut dia, siapa pun bisa memotret, tetapi tidak semua orang bisa menghasilkan foto jurnalistik. Ada banyak faktor yang menjadikan foto itu disebut sebagai karya jurnalistik. Salah satunya, foto itu disiarkan di media massa atau dengan kata lain diberitakan.
“Karena foto jurnalistik, dia harus memenuhi unsur-unsur jurnalistik seperti dalam berita pada umumnya yaitu 5W1H yang ini akan tertulis pada keterangan foto atau lazim disebut caption,” ucapnya.
(nnz)