Perkuat Budaya Lokal, Untar Gelar Wayang Kulit Semalam Suntuk

Sabtu, 08 Oktober 2022 - 17:49 WIB
loading...
Perkuat Budaya Lokal,...
Untar menggelar pagelaran wayang kulit dengan lakon Semar Bangun Kayangan. Foto/YouTube Untar.
A A A
JAKARTA - Dalam rangka Dies Natalis ke-63 Universitas Tarumanagara ( Untar ) menggelar pagelaran wayang kulit dengan lakon Semar Bangun Kayangan. Pagelaran ini juga bentuk kontribusi Untar untuk membangun Indonesia.

Rektor Untar Prof Agustinus Purna Irawan mengatakan, lakon Semar Bangun Kayangan itu menceritakan Semar sebagai seorang dewa yang hebat dan harus membangun kayangan yang sedang ditempa masalah.

Baca juga: Apakah Lulusan STAN Bisa Langsung Ditempatkan di Pulau Jawa? Ini Jawabannya

Hingga akhirnya Semar pun bisa kembali membangun kayangan dengan kehidupan masyarakat yang harmonis, tidak ada kekerasan, pertentangan, saling menghormati dan menghargai juga berintegritas.

Begitupula Untar, katanya, yang juga memiliki tekad untuk memberikan kontribusi kepada Indonesia. "Kehadiran Untar seperti Semar membangun kayangan, menjadi harmoni, semangat, saling menghargai untuk kebersamaan, kemakmuran," katanya pada sambutan, Jumat (7/10/2022).

Agustinus menjelaskan, dalam memperkuat kecintaan akan budaya lokal, tidak hanya melalui pagelaran wayang kulit. Akan tetapi, katanya, Untar juga menyediakan berbagai unit kegiatan mahasiswa (UKM) tentang budaya yang bisa dipilih sebagai kegiatan non akademik untuk mahasiswa.

Selain itu, Untar juga kerap menggelar wisuda dengan bertemakan budaya masing-masing provinsi di Indonesia. Tahun ini direncanakan untuk mengambil budaya Bali, ujarnya, setelah sebelumnya bertema budaya Manggarai dan Pontianak.

Sinden kondang asal Lambelu, Sulawesi Tengah Elisha Orcarus Allaso dihadirkan sebagai dalang muda untuk mengenalkan wayang kulit kepada generasi milenilal.

Baca juga: Prof. Nur Rianto Al Arif: Akselerasi Menuju Kampus Cerdas Bertaraf Internasional

Agustinus mengatakan, dihadirkanya seorang dalang wanita juga ingin memperkenalkan sosok milenial dengan keunikannya dalam suatu profesi. Elisha merupakan lulusan Institut Seni Indonesia (ISI) yang ternyata berbakat menjadi dalang yang selama ini hanya bisa dilakoni oleh laki-laki.

"Pesannya ternyata profesi itu bisa beragam tidak hanya oleh laki-laki atau perempuan. Semua punya kompetensi untuk sama-sama maju. Tidak ada diskriminasi profesi," terangnya.

Sedangkan Ketua Pengurus Yayasan Untar Ariawan Gunadi menambahkan, wayang telah diakui UNESCO sebagai bagian dari budaya dunia. Oleh karena itu, katanya, masyarakat Indonesia pun wajib berbangga hati atas capaian tersebut.

"Wayang adalah warisan budaya Indonesia yang harus dijaga kelestarian dan sebagai warisan bagi generasi akan datang," imbuhnya.

Ariawan menerangkan, pagelaran wayang kulit ini unik karena tidak hanya menjadi media pembelajaran mengenai budaya. "Semoga apa yang disampaikan dalam pagelaran ini bisa menjadi bahan refleksi kita bersama dan terpenting juga untuk kemajuan Untar," pungkasnya.
(nnz)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1825 seconds (0.1#10.140)