Duija: Benahi PTKH dengan Penyusunan Pedoman Kurikulum, Penelitian, dan Pengabdian
loading...

Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija saat menggelar harmonisasi pedoman kurikulum, penelitian dan pengabdian masyarakat pada PTKH di UNHI Denpasar, 14-15 Oktober 2022. Foto/Dok/Ditjen Bimas Hindu
A
A
A
JAKARTA - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat ( Ditjen Bimas ) Hindu menggelar harmonisasi pedoman yang membahas tentang harmonisasi pedoman kurikulum, penelitian dan juga pengabdian masyarakat pada Perguruan Tinggi Keagamaan Hindu (PTKH) di UNHI Denpasar, 14-15 Oktober 2022.
Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija menyampaikan Kurikulum harus bisa mengarah pada tercapainya visi misi yang sudah ditetapkan. "Kita tidak boleh mengkontruksi mata kuliah yang justru tidak mengarah ke pencapaian visi misi," kata I Nengah dalam keterangan pers, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Termasuk Baju Adat, Ini Aturan Baru Nadiem Soal Seragam Baru SD hingga SMA
Selain itu, Duija juga menekankan akan pentingnya proses penataan keahlian dosen berbasis keilmuan, jika berbasis mata kuliah akan kurang tepat karena sering berubah seiring perkembangan jalan.
Direktorat akan berbenah salah satunya dengan menetapkan pedoman kurikulum, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kiat dalam publikasi jurnal bereputasi internasional adalah dengan membuat judul yang spesifik tetapi isinya mendalam.
Dalam harmonisasi pedoman ini tahap penyusunan dan pengembangan kurikulum diuraikan melalui tahapan 1. Penyusunan Kurikulum Berbasis kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang berorientasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Baca juga: Wamenag Nilai Pendidikan Madrasah Mampu Antarkan Peradaban Dunia Semakin Dinamis
Kedua, penetapan profil lulusan; Ketiga, penyusunan capaian pembelajaran lulusan; keempat, pembentukan mata kuliah dan perhitungan SKS; kelima, alternatif model untuk pemenuhan masa dan beban studi; dan keenam, jenis kegiatan pembelajaran di Luar Prodi dan di luar Perguruan Tinggi.
Melalui Pedoman ini diharapkan PTKH dapat melahirkan lulusan plus yaitu di samping keilmuannya diakui juga memiliki nilai plus keilmuan berbasis agama.
Permasalahan yang dialami oleh PTKH saat ini adalah terbatasnya gedung kuliah, masa tunggu lulusan memperoleh pekerjaan saat ini terlalu lama, prodi terakreditasi B masih kurang.
Selain itu, prodi unggul belum bisa dicapai, jumlah publikasi ilmiah terakreditasi SINTA masih sedikit. "Hal itu menjadi PR kita bersama untuk kemajuan PTKH," terang Duija.
Kegiatan dihadiri oleh 50 peserta secara daring dan luring dari seluruh PTKH se-Indonesia.
Dirjen Bimas Hindu I Nengah Duija menyampaikan Kurikulum harus bisa mengarah pada tercapainya visi misi yang sudah ditetapkan. "Kita tidak boleh mengkontruksi mata kuliah yang justru tidak mengarah ke pencapaian visi misi," kata I Nengah dalam keterangan pers, Senin (17/10/2022).
Baca juga: Termasuk Baju Adat, Ini Aturan Baru Nadiem Soal Seragam Baru SD hingga SMA
Selain itu, Duija juga menekankan akan pentingnya proses penataan keahlian dosen berbasis keilmuan, jika berbasis mata kuliah akan kurang tepat karena sering berubah seiring perkembangan jalan.
Direktorat akan berbenah salah satunya dengan menetapkan pedoman kurikulum, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat. Kiat dalam publikasi jurnal bereputasi internasional adalah dengan membuat judul yang spesifik tetapi isinya mendalam.
Dalam harmonisasi pedoman ini tahap penyusunan dan pengembangan kurikulum diuraikan melalui tahapan 1. Penyusunan Kurikulum Berbasis kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang berorientasi Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Baca juga: Wamenag Nilai Pendidikan Madrasah Mampu Antarkan Peradaban Dunia Semakin Dinamis
Kedua, penetapan profil lulusan; Ketiga, penyusunan capaian pembelajaran lulusan; keempat, pembentukan mata kuliah dan perhitungan SKS; kelima, alternatif model untuk pemenuhan masa dan beban studi; dan keenam, jenis kegiatan pembelajaran di Luar Prodi dan di luar Perguruan Tinggi.
Melalui Pedoman ini diharapkan PTKH dapat melahirkan lulusan plus yaitu di samping keilmuannya diakui juga memiliki nilai plus keilmuan berbasis agama.
Permasalahan yang dialami oleh PTKH saat ini adalah terbatasnya gedung kuliah, masa tunggu lulusan memperoleh pekerjaan saat ini terlalu lama, prodi terakreditasi B masih kurang.
Selain itu, prodi unggul belum bisa dicapai, jumlah publikasi ilmiah terakreditasi SINTA masih sedikit. "Hal itu menjadi PR kita bersama untuk kemajuan PTKH," terang Duija.
Kegiatan dihadiri oleh 50 peserta secara daring dan luring dari seluruh PTKH se-Indonesia.
(mpw)
Lihat Juga :