Kembangkan Avionics, Telkom University Terima Hibah Pesawat dari TNI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Telkom University (Tel-U) menerima hibah sebuah pesawat dari Marsekal Pertama TNI Purn. Sardjono pada acara serah terima di Gedung Selaru Fakultas Ilmu Terapan (FIT) Telkom University.
Penerimaan hibah tersebut tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama antara Fakultas Ilmu Terapan dan Marsekal Pertama TNI Purn. Sardjono, nomor 316/SAM4/IT-DEK/2022, pada perjanjian tersebut FIT menerima hibah berupa satu unit pesawat jenis PZL-104 WILGA 35 Gelatik tahun 1968.
Dekan Fakultas Ilmu Terapan (FIT) Angga Rusdinar, Ph.D., menyampaikan bahwa, rencananya pesawat ini akan digunakan untuk mengembangkan riset dalam pengembangan Avionics (Avionik) sekaligus pelatihan sertifikasi dari Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO).
“Pesawat ini ada di FIT dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh Fakultas untuk bersama-sama melakukan research group khususnya dalam pengembangan avionic, dan mohon doa dari seluruh sivitas akademika mudah-mudahan kedepannya akan ada S2 Terapan Avionik,” kata Angga dalam keterangan pers, Selasa (18/10/2022).
Marsekal Pertama TNI Purn. Sardjono menceritakan bahwa pesawat ini banyak digunakan di bidang pertanian di antaranya melakukan pemberantasan hama dan penyebaran pupuk, pesawat ini mampu terbang hingga 4.000 meter dengan waktu terbang mencapai 3 hingga 4 jam.
“Perlu saya sampaikan bahwa makna dari 104 yang dimaksud dalam seri ini adalah 1 merupakan makna dari single engine, 0 bagi saya adalah zero accident dan angka 4 merupakan 4-seater dengan 1 pilot,” Sardjono menambahkan.
Sardjono menyampaikan terima kasih kepada Telkom University yang bersedia merawat dan menghidupkan Kembali pesawat ini. Dia juga menjelaskan, pesawat ini telah terbang sejak tahun 60an hingga berhenti terbang di tahun 2006.
“Saat ini kondisi pesawat sudah kembali layak, dan saya merasa senang pesawat ini bisa memberikan manfaat untuk sivitas akademika Telkom University untuk pengembangan riset dalam bidang avionik,” Ucap Sardjono
Rektor Telkom University Prof. Adiwijaya yang turut menghadiri acara serah terima, menyampaikan bahwa hibah ini merupakan stimulus bagi sivitas akademika Tel-U untuk terus mengembangkan riset dan inovasinya dalam bidang avionik.
Sehingga hasilnya nanti dapat memberikan manfaat tidak hanya untuk Tel-U tapi untuk masyarakat dan bangsa Indonesia.
“Terima kasih kepada Marsekal Pertama TNI Purn. Sardjono atas hibah pesawat ini, semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh sivitas akademika dalam pengembangan riset yang bermanfaat untuk bangsa Indonesia,” Ucapnya.
Pesawat PZL-104 Wilga termasuk jenis pesawat bermesin tunggal, berkapasitas empat orang, dan termasuk pesawat Short Take Off Landing, yang tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang.
Pesawat ini juga menjadi salah satu bagian sejarah kedirgantaraan Indonesia, pesawat ini merupakan salah satu tipe pesawat pertama yang diproduksi oleh Indonesia melalui IPTN.
Pesawat PZL-104 asli Polandia yang dimodifikasi dan diproduksi sendiri di Indonesia ini kemudian dikenal dengan nama Gelatik, nama pemberian Presiden Soekarno.
Penerimaan hibah tersebut tertuang dalam Perjanjian Kerja Sama antara Fakultas Ilmu Terapan dan Marsekal Pertama TNI Purn. Sardjono, nomor 316/SAM4/IT-DEK/2022, pada perjanjian tersebut FIT menerima hibah berupa satu unit pesawat jenis PZL-104 WILGA 35 Gelatik tahun 1968.
Dekan Fakultas Ilmu Terapan (FIT) Angga Rusdinar, Ph.D., menyampaikan bahwa, rencananya pesawat ini akan digunakan untuk mengembangkan riset dalam pengembangan Avionics (Avionik) sekaligus pelatihan sertifikasi dari Aircraft Maintenance Training Organization (AMTO).
“Pesawat ini ada di FIT dan dapat dimanfaatkan oleh seluruh Fakultas untuk bersama-sama melakukan research group khususnya dalam pengembangan avionic, dan mohon doa dari seluruh sivitas akademika mudah-mudahan kedepannya akan ada S2 Terapan Avionik,” kata Angga dalam keterangan pers, Selasa (18/10/2022).
Marsekal Pertama TNI Purn. Sardjono menceritakan bahwa pesawat ini banyak digunakan di bidang pertanian di antaranya melakukan pemberantasan hama dan penyebaran pupuk, pesawat ini mampu terbang hingga 4.000 meter dengan waktu terbang mencapai 3 hingga 4 jam.
“Perlu saya sampaikan bahwa makna dari 104 yang dimaksud dalam seri ini adalah 1 merupakan makna dari single engine, 0 bagi saya adalah zero accident dan angka 4 merupakan 4-seater dengan 1 pilot,” Sardjono menambahkan.
Sardjono menyampaikan terima kasih kepada Telkom University yang bersedia merawat dan menghidupkan Kembali pesawat ini. Dia juga menjelaskan, pesawat ini telah terbang sejak tahun 60an hingga berhenti terbang di tahun 2006.
“Saat ini kondisi pesawat sudah kembali layak, dan saya merasa senang pesawat ini bisa memberikan manfaat untuk sivitas akademika Telkom University untuk pengembangan riset dalam bidang avionik,” Ucap Sardjono
Rektor Telkom University Prof. Adiwijaya yang turut menghadiri acara serah terima, menyampaikan bahwa hibah ini merupakan stimulus bagi sivitas akademika Tel-U untuk terus mengembangkan riset dan inovasinya dalam bidang avionik.
Sehingga hasilnya nanti dapat memberikan manfaat tidak hanya untuk Tel-U tapi untuk masyarakat dan bangsa Indonesia.
“Terima kasih kepada Marsekal Pertama TNI Purn. Sardjono atas hibah pesawat ini, semoga dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya oleh sivitas akademika dalam pengembangan riset yang bermanfaat untuk bangsa Indonesia,” Ucapnya.
Pesawat PZL-104 Wilga termasuk jenis pesawat bermesin tunggal, berkapasitas empat orang, dan termasuk pesawat Short Take Off Landing, yang tidak membutuhkan landasan pacu yang panjang.
Pesawat ini juga menjadi salah satu bagian sejarah kedirgantaraan Indonesia, pesawat ini merupakan salah satu tipe pesawat pertama yang diproduksi oleh Indonesia melalui IPTN.
Pesawat PZL-104 asli Polandia yang dimodifikasi dan diproduksi sendiri di Indonesia ini kemudian dikenal dengan nama Gelatik, nama pemberian Presiden Soekarno.
(mpw)