Dosen IPB Teliti Mangga Kasturi, Endemik Kalsel yang Hampir Punah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Kalimantan Selatan (Kalsel) menjadi lokasi salah satu pusat keragaman keluarga mangga Indonesia. Salah satu spesies endemik Kalsel dari genus Mangifera ini yaitu Mangifera casturi atau mangga kasturi. Menurut data Union for Conservation of Nature (IUCN) red list, mangga ini termasuk dalam kategori extinct in the wild atau sudah hampir punah di alam liarnya.
Oleh karena itu, Dr Deden Derajat Matra, dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura tertarik untuk mendalami mangga kasturi hingga tingkat genomik. Penelitiannya itu turut melibatkan sejumlah dosen lain seperti Dr Gunawan dan Dr Hilda Susanti dari universitas Lambung Mangkurat serta peneliti dari Kebun Raya Banua.
Dr Dede menjelaskan, mangga kasturi merupakan salah satu keluarga mangga dengan buah kecil. Warna buah ketika matang yaitu keunguan dan warna daging buah orange. "Karakter khusus mangga ini beraroma harum dibandingkan dengan mangga biasanya," katanya, melalui siaran pers, Rabu (19/10/2022).
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Surakarta akan Buka Cabang di Korsel
Ia menyebut, kandungan fitokimia dari mangga kasturi sangat bermanfaat sebagai anti kanker. Sejak 2019, Dr Deden mulai mengumpulkan koleksi mangga jenis ini dan berhasil mengidentifikasi keragaman genetik mangga kasturi. Hasil penelitiannya telah dipublikasikan di jurnal bereputasi scopus, Scientific Reports Nature.
“Diharapkan dengan penelitian dasar genomik ini, dapat membuka peneliti lain untuk meneliti aspek lainnya serta upaya konservasi mangga kasturi dari kepunahan," kata Dr Deden.
Dosen IPB University itu melanjutkan, melalui berbagai riset kerja sama yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan meneliti mangga kasturi di habitat aslinya.
Dr Deden mengungkapkan terdapat beberapa upaya untuk melakukan konservasi mangga kasturi. Upaya yang dimaksud yaitu mengidentifikasi jenis kasturi secara genetik dan menginventarisasi mangga kasturi di kebun raya sebagai salah satu konservasi ek situ.
Baca juga: Kisah Faqih, Penerima Beasiswa Unggulan yang Cumlaude dari IPB
Terkait konservasi, Dr Deden menerangkan saat ini sedang dilakukan kerja sama dengan Kebun Raya Banua Kalimantan Selatan. “Selanjutnya adalah mengedukasi masyarakat untuk menanam mangga kasturi walaupun tanaman ini sangat lambat tumbuh dan berbuah, serta melakukan penelitian untuk mempercepat atau memperpendek masa juvenilnya yang salah satunya dengan menggunakan cahaya buatan,” lanjutnya
Dr Deden menerima hibah penelitian melalui skema Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) dan penelitian dasar kompetitif nasional (PDKN). Ia berfokus untuk meneliti mangga kasturi dari berbagai aspek baik genetik sampai agronominya. Selain itu, ia pernah menerima pendanaan internasional dari ORG.one untuk mengkonstruksi draft genome mangga kasturi dengan teknologi Long reads Sequencing Oxford Nanopore Technologies.
Dengan adanya konsorsium riset ini, diharapkan percepatan dalam mengungkap dan memecahkan permasalahan di lapang bersama antar perguruan tinggi serta lembaga riset lainnya. Kolaborasi tersebut juga diharapkan dapat bermanfaat serta diterapkan langsung di masyarakat untuk kemaslahatan bersama.
Oleh karena itu, Dr Deden Derajat Matra, dosen IPB University dari Departemen Agronomi dan Hortikultura tertarik untuk mendalami mangga kasturi hingga tingkat genomik. Penelitiannya itu turut melibatkan sejumlah dosen lain seperti Dr Gunawan dan Dr Hilda Susanti dari universitas Lambung Mangkurat serta peneliti dari Kebun Raya Banua.
Dr Dede menjelaskan, mangga kasturi merupakan salah satu keluarga mangga dengan buah kecil. Warna buah ketika matang yaitu keunguan dan warna daging buah orange. "Karakter khusus mangga ini beraroma harum dibandingkan dengan mangga biasanya," katanya, melalui siaran pers, Rabu (19/10/2022).
Baca juga: Universitas Muhammadiyah Surakarta akan Buka Cabang di Korsel
Ia menyebut, kandungan fitokimia dari mangga kasturi sangat bermanfaat sebagai anti kanker. Sejak 2019, Dr Deden mulai mengumpulkan koleksi mangga jenis ini dan berhasil mengidentifikasi keragaman genetik mangga kasturi. Hasil penelitiannya telah dipublikasikan di jurnal bereputasi scopus, Scientific Reports Nature.
“Diharapkan dengan penelitian dasar genomik ini, dapat membuka peneliti lain untuk meneliti aspek lainnya serta upaya konservasi mangga kasturi dari kepunahan," kata Dr Deden.
Dosen IPB University itu melanjutkan, melalui berbagai riset kerja sama yang didanai oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP), dapat memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk belajar dan meneliti mangga kasturi di habitat aslinya.
Dr Deden mengungkapkan terdapat beberapa upaya untuk melakukan konservasi mangga kasturi. Upaya yang dimaksud yaitu mengidentifikasi jenis kasturi secara genetik dan menginventarisasi mangga kasturi di kebun raya sebagai salah satu konservasi ek situ.
Baca juga: Kisah Faqih, Penerima Beasiswa Unggulan yang Cumlaude dari IPB
Terkait konservasi, Dr Deden menerangkan saat ini sedang dilakukan kerja sama dengan Kebun Raya Banua Kalimantan Selatan. “Selanjutnya adalah mengedukasi masyarakat untuk menanam mangga kasturi walaupun tanaman ini sangat lambat tumbuh dan berbuah, serta melakukan penelitian untuk mempercepat atau memperpendek masa juvenilnya yang salah satunya dengan menggunakan cahaya buatan,” lanjutnya
Dr Deden menerima hibah penelitian melalui skema Penelitian Dasar Unggulan Perguruan Tinggi (PDUPT) dan penelitian dasar kompetitif nasional (PDKN). Ia berfokus untuk meneliti mangga kasturi dari berbagai aspek baik genetik sampai agronominya. Selain itu, ia pernah menerima pendanaan internasional dari ORG.one untuk mengkonstruksi draft genome mangga kasturi dengan teknologi Long reads Sequencing Oxford Nanopore Technologies.
Dengan adanya konsorsium riset ini, diharapkan percepatan dalam mengungkap dan memecahkan permasalahan di lapang bersama antar perguruan tinggi serta lembaga riset lainnya. Kolaborasi tersebut juga diharapkan dapat bermanfaat serta diterapkan langsung di masyarakat untuk kemaslahatan bersama.
(nnz)