Peringati Hari Santri, Kemenag Gelar Simposium Pemikiran Santri Selama 3 Hari di Jakarta
loading...
A
A
A
Materi-materi dihimpun panitia melalui mekanisme call paper yang sudah harus disubmit sebelumnya, lalu dilakukan seleksi.
"Materi terbaik yang lulus seleksi itulah yang akan dipresentasikan dan didiskusikan di hadapan audiens," kata Waryono saat melakukan soft opening acara di Sunlake Hotel, Jakarta (21/10/2022).
Menurut Waryono, kegiatan simposium ini terbagi dalam empat agenda utama, yaitu special pannels, parallel session, bedah buku, dan bedah tokoh.
Pada paralel session, terdapat tujuh tema penting yang akan dikupas oleh pemakalah terpilih, antara lain, Sui Generis dalam Tradisi Pendidikan Pesantren, Pesantren dan Ketahanan Nasional: Pangan, Energi dan Kesehatan, dan Strategi dan Kontribusi Pesantren dalam Penguatan Moderasi Beragama.
Kemudian, Pesantren Ramah Anak dan Disabilitas, Pesantren dan Lingkungan Hidup, Kemandirian Ekonomi Pesantren, serta Pesantren dan Tantang Fikih Minoritas.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, M. Ali Ramdhani berharap acara ini dapat melahirkan ide-ide baru terkait Islam kekinian di era digital.
"Ini dapat dijadikan momentum kebangkitan pemikiran pesantren, yang selama ini telah berjuang mempertahankan khazanah keislaman dalam tradisi yang kuat," katanya.
Guru besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini mengatakan, bangsa ini memerlukan kontribusi positif dari pesantren yang indigenousitasnya telah melahirkan generasi bangsa yang berkontribusi signifikan mengiringi pembangunan Indonesia.
"Pertemuan ini dapat menjadi perjamuan ilmiah bagi para praktisi keislaman agar lebih siap menyambut era teknlogi digital," pungkasnya.
Lihat Juga: Tegaskan Independensi dan Standar Mutu Pendidikan, Majelis Masyayikh Sosialisasikan UU Pesantren
"Materi terbaik yang lulus seleksi itulah yang akan dipresentasikan dan didiskusikan di hadapan audiens," kata Waryono saat melakukan soft opening acara di Sunlake Hotel, Jakarta (21/10/2022).
Menurut Waryono, kegiatan simposium ini terbagi dalam empat agenda utama, yaitu special pannels, parallel session, bedah buku, dan bedah tokoh.
Pada paralel session, terdapat tujuh tema penting yang akan dikupas oleh pemakalah terpilih, antara lain, Sui Generis dalam Tradisi Pendidikan Pesantren, Pesantren dan Ketahanan Nasional: Pangan, Energi dan Kesehatan, dan Strategi dan Kontribusi Pesantren dalam Penguatan Moderasi Beragama.
Kemudian, Pesantren Ramah Anak dan Disabilitas, Pesantren dan Lingkungan Hidup, Kemandirian Ekonomi Pesantren, serta Pesantren dan Tantang Fikih Minoritas.
Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kemenag, M. Ali Ramdhani berharap acara ini dapat melahirkan ide-ide baru terkait Islam kekinian di era digital.
"Ini dapat dijadikan momentum kebangkitan pemikiran pesantren, yang selama ini telah berjuang mempertahankan khazanah keislaman dalam tradisi yang kuat," katanya.
Guru besar UIN Sunan Gunung Djati Bandung ini mengatakan, bangsa ini memerlukan kontribusi positif dari pesantren yang indigenousitasnya telah melahirkan generasi bangsa yang berkontribusi signifikan mengiringi pembangunan Indonesia.
"Pertemuan ini dapat menjadi perjamuan ilmiah bagi para praktisi keislaman agar lebih siap menyambut era teknlogi digital," pungkasnya.
Lihat Juga: Tegaskan Independensi dan Standar Mutu Pendidikan, Majelis Masyayikh Sosialisasikan UU Pesantren
(mpw)