Penghargaan Sekolah Terbaik Dunia untuk Aksi Lingkungan, Ini Pemenangnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Sekolah Bonuan Buquig di Filipina memenangkan Penghargaan Sekolah Terbaik Dunia untuk Aksi Lingkungan. Sekolah ini melakukan pemulihan hutan bakau yang rusak yang berdampak kepada siswa-siswinya.
Penghargaan Sekolah Terbaik Dunia Untuk Kolaborasi Komunitas, Aksi Lingkungan, Inovasi, Mengatasi Kesulitan, dan Mendukung Hidup Sehat mulai diadakan tahun ini oleh T4 Education dan bekerja sama dengan Accenture dan American Express, adalah kompetisi pendidikan paling bergengsi di dunia dan menyediakan total hadiah sebesar USD250.000.
Penghargaan Sekolah Terbaik Duniamemberikan penghargaan kepada sekolah-sekolah di mana pun untuk peran penting yang mereka mainkan dalam mengembangkan generasi pembelajar berikutnya. Juga untuk kontribusi besar sekolah bagi kemajuan masyarakat terutama dalam menghadapi gelombang Covid-19.
Baca juga: Kemenag: Festival dan Gebyar PAI 2022 Penanda Penting Toleransi Beragama
Sekolah Menengah Atas Negeri Bonuan Buquig terpilih sebagai pemenang Penghargaan Sekolah Terbaik Dunia untuk Aksi Lingkungan dari 3 finalis teratas untuk kategori tersebut. Finalis lainnya adalah Green School Bali di Indonesia, yang telah menjadikan environmentalisme sebagai bagian integral dalam struktur sekolah itu sendiri melalui sejumlah inisiatif dari bio bus hingga toilet kompos. Juga masuk dalam daftar finalis adalah International School of Zug and Luzern di Swiss.
“Sudah waktunya bagi para pemimpin dunia untuk duduk dan mendengarkan sekolah-sekolah seperti SMA Negeri Bonuan Buquig di Filipina,” ujar Pendiri T4 Education Vikas Pota, melalui siaran pers, Kamis (27/10/2022).
Head of Corporate Sustainability at American Express Madge Thomas mengucapkan selamat kepada SMA Negeri Bonuan Buquig atas pencapaian fantastis yang telah diraih. “Kami senang untuk memberikan pengakuan kepada para siswa dan pendidik yang mengambil tindakan di sekolah untuk melindungi lingkungan dan masa depan mereka,” katanya.
Baca juga: Lima Rekomendasi Platform Kursus Online Gratis Bersertifikat
Sekolah Menengah Atas Negeri Bonuan Buquig adalah sekolah menengah negeri di Kota Dagupan, Filipina yang melakukan penanaman kembali hutan bakau yang rusak untuk memperbaiki kerusakan lingkungan. Revitalisasi hutan bakau ini pun berdampak pada siswa-siswinya yang mayoritas tinggal di dekat tambak dan pesisir.
Pada 2009, Topan Pepeng menjadikan dua pertiga Kota Dagupan terendam banjir. Tambak, sawah, dan industri lainnya di komunitas ini mengalami kerusakan berat. Pemerintah Kota Dagupan, yang menyadari tantangan geografisnya di daratan yang hanya setinggi satu meter di atas permukaan laut, mulai melakukan pengerukan sungai untuk mengurangi dampak banjir, namun hasilnya tidak sesuai seperti yang diharapkan.
Alhasil, hutan bakau mati, dan sungai terpapar langsung terik matahari dan membuat makhluk hidup di ekosistem air tersebut mati. Ikan, kepiting, dan kerang-kerangan menghilang dari sungai. Padahal, para siswa dan keluarganya mengandalkan hasil tangkapan ikan untuk dimakan. Dengan hilangnya sumber nafkah utama, banyak siswa yang membolos karena harus bekerja untuk menghidupi keluarga.
SMA Negeri Bonuan Buquig mengambil tindakan untuk mendukung para siswanya dan menyelamatkan lingkungan setempat. Menggerakkan lebih dari seratus sukarelawan, sekolah ini menanam ribuan bibit bakau setiap tahun dan menciptakan habitat dan tempat berlindung baru bagi ikan. Sebagai akibatnya, hutan bakau di sepanjang bantaran sungai Longos kini nyaris dipulihkan dan distabilkan.
Sekolah ini juga memprakarsai Pembersihan Pantai Internasional pada 2014, bekerja sama dengan para relawan untuk membersihkan garis pantai Bonuan. Sampah yang terkumpul kemudian diklasifikasikan dan dipilah untuk menentukan bahan-bahan yang dapat terurai dan tidak dapat terurai. Bahan-bahan yang dapat didaur ulang dipakai kembali sebagai pot taman dan dekorasi. Mereka juga menanam pohon untuk merehabilitasi tempat pembuangan sampah setempat.
Sekolah Menengah Atas Negeri Bonuan Buquig akan menggunakan dana hadiah untuk membangun pembibitan yang memiliki kapasitas sekitar 50.000 bibit bakau per tahun dan mendorong penelitian yang sangat dibutuhkan untuk memperbaiki teknik dan teknologi pelestarian bakau.
“Selamat kepada Sekolah Menengah Atas Negeri Bonuan Buquig karena memenangkan Penghargaan Sekolah Terbaik Dunia untuk Aksi Lingkungan yang perdana. Guru-guru di mana pun akan terinspirasi oleh contoh sekolah Filipina yang luar biasa ini, yang karya penuh inspirasinya akan menerangi jalan menuju masa depan yang lebih baik,” ucapnya.
Accenture Global Management Committee Member Peter Lacy menambahkan, pihaknya bangga dapat berkolaborasi karena kompetisi ini menghargai upaya-upaya luar biasa sekolah-sekolah untuk memberdayakan generasi berikutnya untuk memanfaatkan teknologi baru dan praktik-praktik inovatif yang mengatasi masalah keberlanjutan global yang berdampak pada masyarakat.
Penghargaan Sekolah Terbaik Dunia Untuk Kolaborasi Komunitas, Aksi Lingkungan, Inovasi, Mengatasi Kesulitan, dan Mendukung Hidup Sehat mulai diadakan tahun ini oleh T4 Education dan bekerja sama dengan Accenture dan American Express, adalah kompetisi pendidikan paling bergengsi di dunia dan menyediakan total hadiah sebesar USD250.000.
Penghargaan Sekolah Terbaik Duniamemberikan penghargaan kepada sekolah-sekolah di mana pun untuk peran penting yang mereka mainkan dalam mengembangkan generasi pembelajar berikutnya. Juga untuk kontribusi besar sekolah bagi kemajuan masyarakat terutama dalam menghadapi gelombang Covid-19.
Baca juga: Kemenag: Festival dan Gebyar PAI 2022 Penanda Penting Toleransi Beragama
Sekolah Menengah Atas Negeri Bonuan Buquig terpilih sebagai pemenang Penghargaan Sekolah Terbaik Dunia untuk Aksi Lingkungan dari 3 finalis teratas untuk kategori tersebut. Finalis lainnya adalah Green School Bali di Indonesia, yang telah menjadikan environmentalisme sebagai bagian integral dalam struktur sekolah itu sendiri melalui sejumlah inisiatif dari bio bus hingga toilet kompos. Juga masuk dalam daftar finalis adalah International School of Zug and Luzern di Swiss.
“Sudah waktunya bagi para pemimpin dunia untuk duduk dan mendengarkan sekolah-sekolah seperti SMA Negeri Bonuan Buquig di Filipina,” ujar Pendiri T4 Education Vikas Pota, melalui siaran pers, Kamis (27/10/2022).
Head of Corporate Sustainability at American Express Madge Thomas mengucapkan selamat kepada SMA Negeri Bonuan Buquig atas pencapaian fantastis yang telah diraih. “Kami senang untuk memberikan pengakuan kepada para siswa dan pendidik yang mengambil tindakan di sekolah untuk melindungi lingkungan dan masa depan mereka,” katanya.
Baca juga: Lima Rekomendasi Platform Kursus Online Gratis Bersertifikat
Sekolah Menengah Atas Negeri Bonuan Buquig adalah sekolah menengah negeri di Kota Dagupan, Filipina yang melakukan penanaman kembali hutan bakau yang rusak untuk memperbaiki kerusakan lingkungan. Revitalisasi hutan bakau ini pun berdampak pada siswa-siswinya yang mayoritas tinggal di dekat tambak dan pesisir.
Pada 2009, Topan Pepeng menjadikan dua pertiga Kota Dagupan terendam banjir. Tambak, sawah, dan industri lainnya di komunitas ini mengalami kerusakan berat. Pemerintah Kota Dagupan, yang menyadari tantangan geografisnya di daratan yang hanya setinggi satu meter di atas permukaan laut, mulai melakukan pengerukan sungai untuk mengurangi dampak banjir, namun hasilnya tidak sesuai seperti yang diharapkan.
Alhasil, hutan bakau mati, dan sungai terpapar langsung terik matahari dan membuat makhluk hidup di ekosistem air tersebut mati. Ikan, kepiting, dan kerang-kerangan menghilang dari sungai. Padahal, para siswa dan keluarganya mengandalkan hasil tangkapan ikan untuk dimakan. Dengan hilangnya sumber nafkah utama, banyak siswa yang membolos karena harus bekerja untuk menghidupi keluarga.
SMA Negeri Bonuan Buquig mengambil tindakan untuk mendukung para siswanya dan menyelamatkan lingkungan setempat. Menggerakkan lebih dari seratus sukarelawan, sekolah ini menanam ribuan bibit bakau setiap tahun dan menciptakan habitat dan tempat berlindung baru bagi ikan. Sebagai akibatnya, hutan bakau di sepanjang bantaran sungai Longos kini nyaris dipulihkan dan distabilkan.
Sekolah ini juga memprakarsai Pembersihan Pantai Internasional pada 2014, bekerja sama dengan para relawan untuk membersihkan garis pantai Bonuan. Sampah yang terkumpul kemudian diklasifikasikan dan dipilah untuk menentukan bahan-bahan yang dapat terurai dan tidak dapat terurai. Bahan-bahan yang dapat didaur ulang dipakai kembali sebagai pot taman dan dekorasi. Mereka juga menanam pohon untuk merehabilitasi tempat pembuangan sampah setempat.
Sekolah Menengah Atas Negeri Bonuan Buquig akan menggunakan dana hadiah untuk membangun pembibitan yang memiliki kapasitas sekitar 50.000 bibit bakau per tahun dan mendorong penelitian yang sangat dibutuhkan untuk memperbaiki teknik dan teknologi pelestarian bakau.
“Selamat kepada Sekolah Menengah Atas Negeri Bonuan Buquig karena memenangkan Penghargaan Sekolah Terbaik Dunia untuk Aksi Lingkungan yang perdana. Guru-guru di mana pun akan terinspirasi oleh contoh sekolah Filipina yang luar biasa ini, yang karya penuh inspirasinya akan menerangi jalan menuju masa depan yang lebih baik,” ucapnya.
Accenture Global Management Committee Member Peter Lacy menambahkan, pihaknya bangga dapat berkolaborasi karena kompetisi ini menghargai upaya-upaya luar biasa sekolah-sekolah untuk memberdayakan generasi berikutnya untuk memanfaatkan teknologi baru dan praktik-praktik inovatif yang mengatasi masalah keberlanjutan global yang berdampak pada masyarakat.
(nnz)