7 Kampus Ternama Deklarasikan Development Studies Association-Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ) bekerja sama dengan beberapa universitas di Indonesia berinisiatif mendeklarasikan Asosiasi Studi Pembangunan-Indonesia (DSA-Indonesia). Asosiasi ini dibentuk guna meningkatkan kualitas dan sinergi antar program studi (prodi) Studi Pembangunan di Indonesia.
Diketuai oleh Kepala Departemen Studi Pembangunan ITS Dr Arfan Fahmi, asosiasi Studi Pembangunan tersebut menaungi tujuh universitas ternama di Indonesia. Antara lain Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Andalas, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Lampung (Unila), Universitas Lambung Mangkurat, dan ITS sendiri.
Baca juga: Daftar 25 Universitas Terbaik Asia Versi QS AUR 2023, Kampus di China Ini No 1
Langkah ini merupakan keberlanjutan dari Konsorsium Studi Pembangunan Indonesia (KSPI) yang telah dilaksanakan pada Februari 2009 lalu. Arfan Fahmi bersama dengan segenap ketua prodi Studi Pembangunan dari beberapa universitas di Indonesia tersebut menyepakati bahwa prodi Studi Pembangunan merupakan prodi dengan urgensi kebutuhan yang sangat tinggi, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, Arfan dan keenam anggota dari DSA-Indonesia meyakini bahwa perlu adanya standarisasi kurikulum dalam pengembangan, perencanaan, dan pelaksanaan pada prodi Studi Pembangunan ke depannya. “Asosiasi kami mengadopsi teori-teori pokok dari Studi Pembangunan, yaitu etika, politik, sosial, dan kebijakan pemerintah,” tutur Arfan, melalui siaran pers, Jumat (11/11/2022).
Dengan mengadopsi keempat teori tersebut, DSA-Indonesia berencana memajukan serta mengharmonisasi kualitas maupun daya tarik dari studi pembangunan. Tidak hanya pada studi pembangunannya saja, DSA-Indonesia juga berharap mampu mencetak sumber daya studi pembangunan yang berkualitas dan mumpuni.
Dengan begitu, masyarakat dapat semakin menyadari eksistensi dari prodi Studi Pembangunan serta sejuta perannya untuk berkontribusi bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Perwakilan Studi Pembangunan dari ITB, Suhirman, turut menyampaikan aspirasinya mengenai DSA-Indonesia. “Kami juga menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam mengembangkan DSA-Indonesia,” ucapnya.
Baca juga: Selamat, Unair Masuk Top 100 Kampus Terbaik Asia di QS AUR 2023
Ia juga menambahkan bahwa selain memajukan kualitas prodi Studi Pembangunan, berkontribusi secara maksimal bagi masyarakat juga merupakan pondasi utama dibentuknya DSA-Indonesia. “Kami berencana melakukan riset rutin, meningkatkan taraf pendidikan, dan nantinya juga melakukan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Namun, sebelum merealisasikan rancangan tersebut, Arfan menggarisbawahi bahwa sebagai asosiasi yang baru terbentuk, menumbuhkan internal DSA-Indonesia dan anggota-anggotanya merupakan prioritas utama mereka saat ini. “Memberi kebermanfaatan pada masyarakat itu sudah menjadi kewajiban bagi kami, tetapi saat ini kami masih berfokus pada konsolidasi internal,” tandas Arfan.
Arfan juga mengungkapkan harapannya agar DSA-Indonesia bisa menjadi asosiasi yang mampu mengharumkan prodi Studi Pembangunan. Ia juga berharap bahwa ke depannya DSA-Indonesia mampu menjangkau seluruh daerah di Indonesia.
“Kami akan saling berkolaborasi demi mencapai tujuan DSA-Indonesia, yaitu menghasilkan wujud nyata dari Studi Pembangunan pada masyarakat,” tegasnya memastikan.
Diketuai oleh Kepala Departemen Studi Pembangunan ITS Dr Arfan Fahmi, asosiasi Studi Pembangunan tersebut menaungi tujuh universitas ternama di Indonesia. Antara lain Universitas Sumatera Utara (USU), Universitas Andalas, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Kristen Satya Wacana, Universitas Lampung (Unila), Universitas Lambung Mangkurat, dan ITS sendiri.
Baca juga: Daftar 25 Universitas Terbaik Asia Versi QS AUR 2023, Kampus di China Ini No 1
Langkah ini merupakan keberlanjutan dari Konsorsium Studi Pembangunan Indonesia (KSPI) yang telah dilaksanakan pada Februari 2009 lalu. Arfan Fahmi bersama dengan segenap ketua prodi Studi Pembangunan dari beberapa universitas di Indonesia tersebut menyepakati bahwa prodi Studi Pembangunan merupakan prodi dengan urgensi kebutuhan yang sangat tinggi, terutama bagi negara berkembang seperti Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut, Arfan dan keenam anggota dari DSA-Indonesia meyakini bahwa perlu adanya standarisasi kurikulum dalam pengembangan, perencanaan, dan pelaksanaan pada prodi Studi Pembangunan ke depannya. “Asosiasi kami mengadopsi teori-teori pokok dari Studi Pembangunan, yaitu etika, politik, sosial, dan kebijakan pemerintah,” tutur Arfan, melalui siaran pers, Jumat (11/11/2022).
Dengan mengadopsi keempat teori tersebut, DSA-Indonesia berencana memajukan serta mengharmonisasi kualitas maupun daya tarik dari studi pembangunan. Tidak hanya pada studi pembangunannya saja, DSA-Indonesia juga berharap mampu mencetak sumber daya studi pembangunan yang berkualitas dan mumpuni.
Dengan begitu, masyarakat dapat semakin menyadari eksistensi dari prodi Studi Pembangunan serta sejuta perannya untuk berkontribusi bagi masyarakat, bangsa, dan negara. Perwakilan Studi Pembangunan dari ITB, Suhirman, turut menyampaikan aspirasinya mengenai DSA-Indonesia. “Kami juga menerapkan Tri Dharma Perguruan Tinggi dalam mengembangkan DSA-Indonesia,” ucapnya.
Baca juga: Selamat, Unair Masuk Top 100 Kampus Terbaik Asia di QS AUR 2023
Ia juga menambahkan bahwa selain memajukan kualitas prodi Studi Pembangunan, berkontribusi secara maksimal bagi masyarakat juga merupakan pondasi utama dibentuknya DSA-Indonesia. “Kami berencana melakukan riset rutin, meningkatkan taraf pendidikan, dan nantinya juga melakukan pengabdian kepada masyarakat,” jelasnya.
Namun, sebelum merealisasikan rancangan tersebut, Arfan menggarisbawahi bahwa sebagai asosiasi yang baru terbentuk, menumbuhkan internal DSA-Indonesia dan anggota-anggotanya merupakan prioritas utama mereka saat ini. “Memberi kebermanfaatan pada masyarakat itu sudah menjadi kewajiban bagi kami, tetapi saat ini kami masih berfokus pada konsolidasi internal,” tandas Arfan.
Arfan juga mengungkapkan harapannya agar DSA-Indonesia bisa menjadi asosiasi yang mampu mengharumkan prodi Studi Pembangunan. Ia juga berharap bahwa ke depannya DSA-Indonesia mampu menjangkau seluruh daerah di Indonesia.
“Kami akan saling berkolaborasi demi mencapai tujuan DSA-Indonesia, yaitu menghasilkan wujud nyata dari Studi Pembangunan pada masyarakat,” tegasnya memastikan.
(nnz)