Tak Miliki Jaringan Listrik dan Internet, Jangan Anaktirikan Madrasah

Kamis, 09 Juli 2020 - 08:11 WIB
loading...
Tak Miliki Jaringan...
DPR dibuat kaget pada usia 75 tahun Indonesia merdeka ternyata masih ada 11.998 madrasah yang belum memiliki jaringan listrik dan 13.793 lainnya belum memiliki jaringan internet, khususnya di daerah 3T (terluar, terdepan, terpencil). Foto/Antara
A A A
JAKARTA - Komisi VIII DPR dibuat kaget pada usia 75 tahun Indonesia merdeka ternyata masih ada 11.998 madrasah yang belum memiliki jaringan listrik dan 13.793 lainnya belum memiliki jaringan internet, khususnya di daerah 3T (terluar, terdepan, terpencil).

Fakta itu terkuak saat rapat kerja (Raker) Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi dengan Komisi VIII DPR di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (7/7/2020). Meski tidak secara keseluruhan dijabarkan bagaimana kondisi sekolah madrasah atau pesantren saat ini, namun Menag mengungkap masih ada belasan ribu madrasah yang tidak memiliki jaringan listrik dan internet. “Kemenag memiliki data madrasah yang tidak memiliki jaringan listrik ada 11.998 madrasah dan internet 13.793 madrasah,” kata Menag.

Sekolah madrasah atau pesantren memang masih dipandang sebelah mata. Kualitas pendidikan dianggap rendah, padahal jumlah siswa hampir mencapai 10 juta siswa. Jumlah gurunya juga cukup banyak, yakni 780.652 orang. Kebanyakan masih berstatus honorer dan bergaji kecil. Mereka dinilai sebagai pengejar pahala sehingga tidak perlu diperhatikan kebutuhan materinya. (Baca: 17 Tahun Buron, Pelarian Maria Lumowa Berakhir di Serbia)

Infrastruktur sekolah juga hanya sekadarnya. Ribuan ruang sekolah rusak. Bahkan jauh dari kata modernisasi berbasis teknologi. Sementara Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanahkan bahwa tujuan sekolah adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.

Ketua Komisi VIII DPR Yandri Susanto kaget masih ada belasan ribu madrasah yang belum mendapatkan akses listrik dan internet di Indonesia. Menurut dia, persoalan ini harus menjadi perhatian serius agar bisa segera teratasi.

“Ini menjadi PR kita semua, harus betul-betul kita tangani dengan baik. Saya tadi kaget Pak, melihat data hampir 12.000 madrasah tidak punya listrik di 75 tahun kita merdeka. Ini harus kita wujudkan dalam bentuk anggaran Pak,” ujar Yandri.

Percepatan pembangunan dan rehabilitasi sekolah dan madrasah tentu saja sesuai dengan arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada Sidang Kabinet Paripurna di Bogor pada 18 Juli 2018. Jokowi menginstruksikan Kementerian PUPR untuk mempercepat rehabilitasi 10.000 sekolah dan madrasah di seluruh Indonesia. Total anggaran sebesar Rp6,5 triliun. Dari jumlah tersebut Rp3,8 triliun digunakan untuk rehabilitasi sekolah dan Rp769,1 miliar untuk madrasah. (Baca juga: Terkonfirmasi, Turki tes S-400 Rusia dengan Jet Tempur Buatan AS)

Pada era sekarang ini, sistem pendidikan berbasis digital sangat diperlukan untuk mewujudkan pemerataan pendidikan di seluruh daerah. Tak hanya itu, sistem pendidikan berbasis digital juga dapat menghilangkan kesenjangan perbedaan tingkat pendidikan di masyarakat.

Wakil Presiden (Wapres) Ma'ruf Amin mengatakan, untuk pengembangan pendidikan digital, pemerintah menyiapkan anggaran sekitar Rp22 triliun. Anggaran sebesar itu diharapkan sistem pendidikan berbasis digital bisa menyentuh ke seluruh pelosok Indonesia.

"Dengan pendidikan digital bisa menghilangkan kesenjangan. Saya kira ini suatu upaya yang luar biasa dan sebagai suatu terobosan dan dampaknya akan mendorong pendidikan yang lebih tinggi," ujarnya saat menerima Pengurus Yayasan Memajukan Ilmu Kebudayaan di kediaman resmi Wapres di Jakarta, Selasa (7/7).
Halaman :
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.5040 seconds (0.1#10.140)