Begini Tahapan Menjalani Pendidikan Dokter Umum hingga Spesialis di Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Jurusan kedokteran masih menjadi jurusan incaran setiap mahasiswa baru. Namun sebelum menjadi dokter , ada sejumlah tahapan panjang yang harus dilewati hingga menjadi dokter spesialis.
Mahasiswa kedokteran membutuhkan waktu tujuh hingga 10 tahun untuk belajar dan mengantongi Surat Izin Praktek (SIP). Tahapannya dimulai dari masa preklinik, koas, internship, dan sekolah spesialis jika ingin mendalami bidang tertentu.
Namun apa saja tahapan yang harus ditempuh mahasiswa untuk menjadi dokter? Dikutip dari laman Brain Academy, berikut ini tahapan pendidikan menjadi dokter di Indonesia.
Baca juga: Ini Daftar Fakultas dan Jurusan S1 hingga Spesialis di Universitas Brawijaya, Cek Pilihanmu
1. Masa Preklinik
Masa Preklinik disebut juga sebagai masa kuliah. Selayaknya mahasiswa lain, kalian menjalani pendidikan di kampus selama 3,5 tahun. Perlu diketahui, tidak ada sistem SKS di jurusan Kedokteran, melainkan terbagi dalam beberapa blok. Misalnya, Blok Neurologi, Blok Kulit, Blok Pediatri, dan masih banyak lagi.
Mahasiswa Kedokteran juga menghadapi ujian tulis, OSCE, dan SOCA. OSCE (Objective Structured Clinical Examination) adalah ujian praktik untuk menebak diagnosa penyakit yang diderita oleh pasien simulasi.
Lalu, ada SOCA (Student Oral Case Analysis) yaitu uji pemahaman mahasiswa terkait kasus penyakit tertentu. SOCA dilakukan secara lisan di hadapan 2-3 dosen penguji.
Di semester 7, mahasiswa Kedokteran menyusun skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Setelah ini, kalian akan diwisuda dan lanjut ke program profesi atau koas.
2. Koas (Co-Assistant)
Tahap kedua calon dokter adalah koas. Jika saat kuliah pasien yang kalian hadapi cuma pura-pura alias patung, di tahap koas kalian akan berinteraksi dengan pasien sungguhan di bawah pengawasan dokter senior.
Di sini, kalian disebut sebagai 'dokter muda'. Program koas diselenggarakan di rumah sakit yang bekerja sama dengan kampus dan tidak digaji.
Durasi koas berlangsung 1,5 sampai 2 tahun. Terdiri dari berbagai macam stase yang harus dipelajari. Ada stase bedah, anak, THT, forensik, anestesi, kandungan, penyakit dalam, psikiatri, dan lain-lain. Untuk mempermudah proses pembelajaran, mahasiswa disatukan dalam kelompok-kelompok kecil.
Selain menghabiskan waktu di rumah sakit, koas juga mendapat tugas berupa analisis penyakit yang harus dipresentasikan ke hadapan dokter senior.
3. UKMPPD
Setelah koas, kalian akan menghadapi Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). UKMPPD dilaksanakan empat kali dalam setahun, yaitu di bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. UKMPPD terdiri dari Computer Based Test dan OSCE.
CBT UKMPPD adalah ujian tulis online yang berisi 150 soal pilihan ganda dengan waktu pengerjaan selama 200 menit. Nilai yang dibutuhkan untuk lulus CBT minimal 66.
Baca juga: Tutup Pospenas 2022, Wamenag: Zaman Berubah, Santri Harus Hadapi Tantangan Baru
Sedangkan OSCE adalah ujian praktek yang dilakukan di Fakultas Kedokteran masing-masing perguruan tinggi. Setiap peserta harus melewati 12 station dengan topik yang berbeda. Waktu yang dibutuhkan di setiap station adalah 15 menit. Di sini, kamu akan mempraktekkan skill dokter sesuai dengan standar kompetensi dokter umum Indonesia.
4. Sumpah Dokter
Berhasil lulus UKMPPD akan menjadi momen yang paling membanggakan untukmu dan orang tua. Kalian akan disumpah bersama mahasiswa lain dan memperoleh gelar dokter (dr) serta Surat Tanda Registrasi (STR). Tetapi, perjalanan kalian masih panjang. Meskipun sudah bergelar dokter, kalian harus menjalani program internship dulu selama 1 tahun.
5. Internship
Di tahap Internship, status kalian adalah 'dokter magang'. Tujuan diadakannya internship untuk melatih kesiapan dan kemandirian sebelum memperoleh Surat Izin Praktek. Gaji dokter magang berkisar di angka 1 sampai 5 juta rupiah per bulan tergantung daerah dan instansi kesehatan tempat melakukan magang.
Jika dokter senior merasa kalian belum kompeten, maka kalian harus mengulang program magang sampai memenuhi penilaian. Setelah itu, barulah kalian mendapat Surat Izin Praktik (SIP) untuk mendirikan praktik dokter umum, atau meneruskan ke Program Pendidikan Dokter Spesialis.
6. PPDS
Dokter spesialis adalah dokter yang mempelajari bagian tubuh tertentu termasuk penyakit yang ada di dalamnya. Pendidikan Program Dokter Spesialis ditempuh selama 4 sampai 6 tahun tergantung pada kesulitan bidang yang diambil. Dokter umum yang menjalani PPDS, disebut sebagai 'dokter residen'.
Bidang spesialis yang dapat diambil oleh dokter umum, antara lain:
1. Spesialis Mata (Sp.M)
2. Spesialis Paru (Sp.P)
3. Spesialis Anak (Sp.A)
4. Spesialis Gizi (Sp.G)
5. Spesialis Bedah (Sp.B)
6. Spesialis Urologi (Sp.U)
7. Spesialis Anestesi (Sp.An)
8. Spesialis Radiologi (Sp.R)
9. Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD)
10. Spesialis Kulit dan Kelamin (Sp.KK)
11. Spesialis Kedokteran Forensik (Sp.F)
12. Spesialis Saraf atau Neurologis (Sp.N)
13. Spesialis Kandungan dan Ginekologi (Sp.OG)
14. Spesialis Kedokteran Jiwa dan Psikiater (Sp.KJ)
15. Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan (Sp. THT)
16. Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah atau Kardiologi (Sp.JT).
Mahasiswa kedokteran membutuhkan waktu tujuh hingga 10 tahun untuk belajar dan mengantongi Surat Izin Praktek (SIP). Tahapannya dimulai dari masa preklinik, koas, internship, dan sekolah spesialis jika ingin mendalami bidang tertentu.
Namun apa saja tahapan yang harus ditempuh mahasiswa untuk menjadi dokter? Dikutip dari laman Brain Academy, berikut ini tahapan pendidikan menjadi dokter di Indonesia.
Baca juga: Ini Daftar Fakultas dan Jurusan S1 hingga Spesialis di Universitas Brawijaya, Cek Pilihanmu
1. Masa Preklinik
Masa Preklinik disebut juga sebagai masa kuliah. Selayaknya mahasiswa lain, kalian menjalani pendidikan di kampus selama 3,5 tahun. Perlu diketahui, tidak ada sistem SKS di jurusan Kedokteran, melainkan terbagi dalam beberapa blok. Misalnya, Blok Neurologi, Blok Kulit, Blok Pediatri, dan masih banyak lagi.
Mahasiswa Kedokteran juga menghadapi ujian tulis, OSCE, dan SOCA. OSCE (Objective Structured Clinical Examination) adalah ujian praktik untuk menebak diagnosa penyakit yang diderita oleh pasien simulasi.
Lalu, ada SOCA (Student Oral Case Analysis) yaitu uji pemahaman mahasiswa terkait kasus penyakit tertentu. SOCA dilakukan secara lisan di hadapan 2-3 dosen penguji.
Di semester 7, mahasiswa Kedokteran menyusun skripsi untuk memperoleh gelar Sarjana Kedokteran (S.Ked). Setelah ini, kalian akan diwisuda dan lanjut ke program profesi atau koas.
2. Koas (Co-Assistant)
Tahap kedua calon dokter adalah koas. Jika saat kuliah pasien yang kalian hadapi cuma pura-pura alias patung, di tahap koas kalian akan berinteraksi dengan pasien sungguhan di bawah pengawasan dokter senior.
Di sini, kalian disebut sebagai 'dokter muda'. Program koas diselenggarakan di rumah sakit yang bekerja sama dengan kampus dan tidak digaji.
Durasi koas berlangsung 1,5 sampai 2 tahun. Terdiri dari berbagai macam stase yang harus dipelajari. Ada stase bedah, anak, THT, forensik, anestesi, kandungan, penyakit dalam, psikiatri, dan lain-lain. Untuk mempermudah proses pembelajaran, mahasiswa disatukan dalam kelompok-kelompok kecil.
Selain menghabiskan waktu di rumah sakit, koas juga mendapat tugas berupa analisis penyakit yang harus dipresentasikan ke hadapan dokter senior.
3. UKMPPD
Setelah koas, kalian akan menghadapi Uji Kompetensi Mahasiswa Program Profesi Dokter (UKMPPD). UKMPPD dilaksanakan empat kali dalam setahun, yaitu di bulan Februari, Mei, Agustus, dan November. UKMPPD terdiri dari Computer Based Test dan OSCE.
CBT UKMPPD adalah ujian tulis online yang berisi 150 soal pilihan ganda dengan waktu pengerjaan selama 200 menit. Nilai yang dibutuhkan untuk lulus CBT minimal 66.
Baca juga: Tutup Pospenas 2022, Wamenag: Zaman Berubah, Santri Harus Hadapi Tantangan Baru
Sedangkan OSCE adalah ujian praktek yang dilakukan di Fakultas Kedokteran masing-masing perguruan tinggi. Setiap peserta harus melewati 12 station dengan topik yang berbeda. Waktu yang dibutuhkan di setiap station adalah 15 menit. Di sini, kamu akan mempraktekkan skill dokter sesuai dengan standar kompetensi dokter umum Indonesia.
4. Sumpah Dokter
Berhasil lulus UKMPPD akan menjadi momen yang paling membanggakan untukmu dan orang tua. Kalian akan disumpah bersama mahasiswa lain dan memperoleh gelar dokter (dr) serta Surat Tanda Registrasi (STR). Tetapi, perjalanan kalian masih panjang. Meskipun sudah bergelar dokter, kalian harus menjalani program internship dulu selama 1 tahun.
5. Internship
Di tahap Internship, status kalian adalah 'dokter magang'. Tujuan diadakannya internship untuk melatih kesiapan dan kemandirian sebelum memperoleh Surat Izin Praktek. Gaji dokter magang berkisar di angka 1 sampai 5 juta rupiah per bulan tergantung daerah dan instansi kesehatan tempat melakukan magang.
Jika dokter senior merasa kalian belum kompeten, maka kalian harus mengulang program magang sampai memenuhi penilaian. Setelah itu, barulah kalian mendapat Surat Izin Praktik (SIP) untuk mendirikan praktik dokter umum, atau meneruskan ke Program Pendidikan Dokter Spesialis.
6. PPDS
Dokter spesialis adalah dokter yang mempelajari bagian tubuh tertentu termasuk penyakit yang ada di dalamnya. Pendidikan Program Dokter Spesialis ditempuh selama 4 sampai 6 tahun tergantung pada kesulitan bidang yang diambil. Dokter umum yang menjalani PPDS, disebut sebagai 'dokter residen'.
Bidang spesialis yang dapat diambil oleh dokter umum, antara lain:
1. Spesialis Mata (Sp.M)
2. Spesialis Paru (Sp.P)
3. Spesialis Anak (Sp.A)
4. Spesialis Gizi (Sp.G)
5. Spesialis Bedah (Sp.B)
6. Spesialis Urologi (Sp.U)
7. Spesialis Anestesi (Sp.An)
8. Spesialis Radiologi (Sp.R)
9. Spesialis Penyakit Dalam (Sp.PD)
10. Spesialis Kulit dan Kelamin (Sp.KK)
11. Spesialis Kedokteran Forensik (Sp.F)
12. Spesialis Saraf atau Neurologis (Sp.N)
13. Spesialis Kandungan dan Ginekologi (Sp.OG)
14. Spesialis Kedokteran Jiwa dan Psikiater (Sp.KJ)
15. Spesialis Telinga, Hidung, Tenggorokan (Sp. THT)
16. Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah atau Kardiologi (Sp.JT).
(nnz)