Jokowi Ungkap 3 Komponen Penting untuk Cetak SDM Unggul
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) mengungkapkan adanya tiga komponen untuk menghasilkan sumber daya manusia ( SDM ) yang unggul. Salah satunya adalah penguasaan iptek dan kompetensi yang sesuai perkembangan zaman.
Hal tersebut disampaikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu pada acara peringatan HUT ke-77 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) 2022 yang digelar pada Sabtu (3/12/2022) di Marina Convention Center (MCC), Semarang, Jawa Tengah.
"SDM unggul yang Bapak Ibu hasilkan mempunyai beberapa komponen. Komponen pertama adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan keterampilan teknis yang relevan dengan perkembangan zaman," kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/12/2022).
Jokowi mengatakan, saat ini guru diberikan kebebasan untuk mengajar murid-muridnya. Kebebasan itu diberikan karena saat ini perkembangan perubahan zaman sangat cepat.
Baca juga: Jokowi kepada Guru: Terima Kasih Telah Mengawal Masa Depan Anak Bangsa selama Pandemi
"Guru pun harus selalu mengupdate informasi. Dan proses yang terpenting pengajaran menurut saya saat ini adalah bagaimana proses pengajaran itu agar anak memiliki daya kritis yang baik. Sehingga fleksibilitas itu diperlukan tidak kaku, harus fleksibel karena ilmunya berkembang sangat cepat sekali," jelasnya.
Munculnya informasi dan teknologi terbaru seperti artificial intelligence, big data hingga crypto menjadi pembelajaran baru yang harus diketahui oleh generasi muda bangsa Indonesia. Dia pun tidak ingin pembelajaran yang diberikan guru kepada siswanya bukan pengetahuan yang sudah usang.
Komponen untuk mencetak SDM unggul kedua, lanjutnya, yakni mentalitas dan karakter. Dirinya pun berharap generasi muda dapat mempunyai sikap santun, jujur, budi pekerti yang baik, peduli terhadap sesama, kerja keras, dan mampu bergotong royong.
"Ini semakin penting untuk kita berikan kepada anak-anak kita. Karakter kebangsaan yang kuat, karakter yang Pancasilais yang moderat yang toleran yang tahu mengenai Bhineka Tunggal Ika ini juga adalah sebuah keharusan," jelasnya.
Komponen yang ketiga dari SDM unggul, lanjut Jokowi, yakni kesehatan jasmani. Jokowi mengingatkan pentingnya untuk mencegah stunting pada anak didik dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini.
"Jangan dilupakan masalah ini karena tidak ada gunanya berilmu tidak ada gunanya memiliki keterampilan yang tinggi kalau mentalnya tidak sehat, fisik ya tidak sehat percuma. Hati-hati mengenai ini ini sudah lama kita lupakan," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Tidak Ada Gunanya Berilmu kalau Mental dan Fisiknya Tidak Sehat
Menurut Jokowi, penguasaan ilmu yang hebat juga akan menjadi sia-sia jika anak didik tidak sehat jiwa dan raganya.
Sebab, sakit fisik maupun sakit mental adalah pengali nol dari prestasi akademik.
"Pintarnya kayak apa kalau semuanya nilainya, nilai pelajarannya katakanlah 10 tapi kalau sakit-sakitan nilai akhirnya ya 10 kali nol sama dengan nol sepintar apapun anak didik kita. Kalau indeks prestasi 4 misalnya tapi sakit mental ataupun sakit fisik indeks prestasinya 4 kali nol sama dengan nol lagi. Jadi hati-hati masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental dan kesehatan fisik," kata Jokowi.
Maka dari itu, Jokowi berharap ketiga komponen tersebut dapat dipersiapkan oleh guru dan tenaga pendidikan untuk mencetak SDM yang unggul.
"Saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya tugas kita adalah mencetak SDM yang unggul, yang unggul prestasinya akademiknya, yang unggul keterampilannya tetap juga yang unggul karakter sosial dan kebangsaannya dan unggul pula kesehatan raganya harus komplet. Ini tugas berat bapak ibu semuanya," pungkasnya.
Hal tersebut disampaikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu pada acara peringatan HUT ke-77 PGRI dan Hari Guru Nasional (HGN) 2022 yang digelar pada Sabtu (3/12/2022) di Marina Convention Center (MCC), Semarang, Jawa Tengah.
"SDM unggul yang Bapak Ibu hasilkan mempunyai beberapa komponen. Komponen pertama adalah penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi serta peningkatan keterampilan teknis yang relevan dengan perkembangan zaman," kata Jokowi dalam sambutannya yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/12/2022).
Jokowi mengatakan, saat ini guru diberikan kebebasan untuk mengajar murid-muridnya. Kebebasan itu diberikan karena saat ini perkembangan perubahan zaman sangat cepat.
Baca juga: Jokowi kepada Guru: Terima Kasih Telah Mengawal Masa Depan Anak Bangsa selama Pandemi
"Guru pun harus selalu mengupdate informasi. Dan proses yang terpenting pengajaran menurut saya saat ini adalah bagaimana proses pengajaran itu agar anak memiliki daya kritis yang baik. Sehingga fleksibilitas itu diperlukan tidak kaku, harus fleksibel karena ilmunya berkembang sangat cepat sekali," jelasnya.
Munculnya informasi dan teknologi terbaru seperti artificial intelligence, big data hingga crypto menjadi pembelajaran baru yang harus diketahui oleh generasi muda bangsa Indonesia. Dia pun tidak ingin pembelajaran yang diberikan guru kepada siswanya bukan pengetahuan yang sudah usang.
Komponen untuk mencetak SDM unggul kedua, lanjutnya, yakni mentalitas dan karakter. Dirinya pun berharap generasi muda dapat mempunyai sikap santun, jujur, budi pekerti yang baik, peduli terhadap sesama, kerja keras, dan mampu bergotong royong.
"Ini semakin penting untuk kita berikan kepada anak-anak kita. Karakter kebangsaan yang kuat, karakter yang Pancasilais yang moderat yang toleran yang tahu mengenai Bhineka Tunggal Ika ini juga adalah sebuah keharusan," jelasnya.
Komponen yang ketiga dari SDM unggul, lanjut Jokowi, yakni kesehatan jasmani. Jokowi mengingatkan pentingnya untuk mencegah stunting pada anak didik dan menerapkan pola hidup sehat sejak dini.
"Jangan dilupakan masalah ini karena tidak ada gunanya berilmu tidak ada gunanya memiliki keterampilan yang tinggi kalau mentalnya tidak sehat, fisik ya tidak sehat percuma. Hati-hati mengenai ini ini sudah lama kita lupakan," kata Jokowi.
Baca juga: Jokowi: Tidak Ada Gunanya Berilmu kalau Mental dan Fisiknya Tidak Sehat
Menurut Jokowi, penguasaan ilmu yang hebat juga akan menjadi sia-sia jika anak didik tidak sehat jiwa dan raganya.
Sebab, sakit fisik maupun sakit mental adalah pengali nol dari prestasi akademik.
"Pintarnya kayak apa kalau semuanya nilainya, nilai pelajarannya katakanlah 10 tapi kalau sakit-sakitan nilai akhirnya ya 10 kali nol sama dengan nol sepintar apapun anak didik kita. Kalau indeks prestasi 4 misalnya tapi sakit mental ataupun sakit fisik indeks prestasinya 4 kali nol sama dengan nol lagi. Jadi hati-hati masalah yang berkaitan dengan masalah kesehatan mental dan kesehatan fisik," kata Jokowi.
Maka dari itu, Jokowi berharap ketiga komponen tersebut dapat dipersiapkan oleh guru dan tenaga pendidikan untuk mencetak SDM yang unggul.
"Saya ingin mengingatkan kepada kita semuanya tugas kita adalah mencetak SDM yang unggul, yang unggul prestasinya akademiknya, yang unggul keterampilannya tetap juga yang unggul karakter sosial dan kebangsaannya dan unggul pula kesehatan raganya harus komplet. Ini tugas berat bapak ibu semuanya," pungkasnya.
(nnz)