Mahasiswa, Ini Kunci Sukses Membuat Karya Tulis Ilmiah
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tidak sedikit mahasiswa yang gagal dalam proposal penelitian hanya karena metode dan cara penulisannya tidak mampu mengungkapkan secara jelas substansi penelitian. Berikut ini tips untuk penulisan karya tulis ilmiah yang perlu disimak mahasiswa.
The Vice Dean Of Academic and Student Affairs Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Galang Lufityanto mengatakan, penulisan dikatakan gagal bila pembaca tidak memahami maksud dan tujuan penulis.
Menurutnya, prinsip dasar penulisan karya ilmiah adalah tulisan tersebut merupakan rangkaian hubungan sebab akibat disertai dengan pembuktian yang valid. Dengan cara itu, penelitian tersebut bisa direplikasi atau dijadikan acuan bagi penelitian lebih lanjut, baik untuk penulis itu sendiri maupun penulis lain.
Untuk mencapai itu, katanya, sebuah karya ilmiah perlu memiliki data deskriptif yang menggambarkan pembuktian hipotesis serta adanya temuan baru hasil penelitian tersebut.
Baca juga: Libatkan 1.052 Peserta, IIEF Pecahkan Rekor MURI Ujian TOEFL ITP Serentak di 42 Lokasi
“Yang juga penting, hasil penelitian itu harus dielaborasi dengan penelitian sebelumnya, baik yang mendukung maupun yang tidak mendukung, serta memberikan implikasi dan saran," katanya, dikutip dari laman Puslapdik Kemendikbudristek, Rabu (7/12/2022).
Galang melanjutkan, sebuah karya tulis ilmiah tak jauh beda dengan karya fiksi dari sisi sistimatika penulisan, yakni mengandung permasalahan dan memiliki narasi atau alur cerita.
Sistematika penelitian
Sistematika penulisan itu yakni adanya introduction atau pengantar, methode and result serta analisa permasalahan. Introduction itu berisi topik atau tema penelitian yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian dan dikembangkan berdasarkan literatur sebelumnya.
Sedangkan methode and result menjelaskan metode penelitian yang digunakan peneliti untuk menjawa pertanyaan penelitian tersebut serta memverifikasi argumentasi.
“Hasil dari methode and result itu berupa interprestasi dari hasil penelitian yang dihubungkan dengan literatur yang ada," lanjutnya.
Baca juga: Ubah Anggrek Jadi Bahan Pangan, Hasil Riset Tim UMM Raih Medali Pimnas Ke-35
Sebelum memilih topik yang akan dibahas, dikatakan Galang, seorang peneliti harus mengenali dan memahami konteks dari masalah yang akan diteliti. Hal itu bisa ditemukan dengan melihat adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataannya. Selanjutnya, topik berpeluang untuk bisa dikembangkan, baik untuk masa sekarang atau masa depan yang belum diketahui bentuknya.
“Yang harus jadi perhatian, pelajari hasil penelitian yang sama, apakah sudut pandangnya sama, metodenya sama atau beda. Kalau sama sebaiknya cari topik lain agar terhindar dari plagiarism, “tekan Galang.
Bila permasaalahan sudah ditemukan, kata Galang, formulasikan dala bentuk pertanyaan yang spesifik, jelas, pendek, mengandung kompleksitas dan bisa diperdebatkan.
“Yang jelas, apa yang dipertanyakan itu harus menarik bagi penulis maupun bagi pembaca, “paparnya.
Galang berpesan agar topik penelitian apapun yang ditampilkan, harus memiliki bukti atau data yang valid, mencerminkan sikap kritis dalam prosedur penelitian serta meminimalisir bias atau subjektif dalam penulisan, termasuk interprestasi data yang berlebihan.
Lihat Juga: Kedubes Amerika Buka Pertukaran Mahasiswa Global 2025, Ini Persyaratan dan Cara Daftarnya
The Vice Dean Of Academic and Student Affairs Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada (UGM) Galang Lufityanto mengatakan, penulisan dikatakan gagal bila pembaca tidak memahami maksud dan tujuan penulis.
Menurutnya, prinsip dasar penulisan karya ilmiah adalah tulisan tersebut merupakan rangkaian hubungan sebab akibat disertai dengan pembuktian yang valid. Dengan cara itu, penelitian tersebut bisa direplikasi atau dijadikan acuan bagi penelitian lebih lanjut, baik untuk penulis itu sendiri maupun penulis lain.
Untuk mencapai itu, katanya, sebuah karya ilmiah perlu memiliki data deskriptif yang menggambarkan pembuktian hipotesis serta adanya temuan baru hasil penelitian tersebut.
Baca juga: Libatkan 1.052 Peserta, IIEF Pecahkan Rekor MURI Ujian TOEFL ITP Serentak di 42 Lokasi
“Yang juga penting, hasil penelitian itu harus dielaborasi dengan penelitian sebelumnya, baik yang mendukung maupun yang tidak mendukung, serta memberikan implikasi dan saran," katanya, dikutip dari laman Puslapdik Kemendikbudristek, Rabu (7/12/2022).
Galang melanjutkan, sebuah karya tulis ilmiah tak jauh beda dengan karya fiksi dari sisi sistimatika penulisan, yakni mengandung permasalahan dan memiliki narasi atau alur cerita.
Sistematika penelitian
Sistematika penulisan itu yakni adanya introduction atau pengantar, methode and result serta analisa permasalahan. Introduction itu berisi topik atau tema penelitian yang dijabarkan dalam bentuk pertanyaan penelitian dan dikembangkan berdasarkan literatur sebelumnya.
Sedangkan methode and result menjelaskan metode penelitian yang digunakan peneliti untuk menjawa pertanyaan penelitian tersebut serta memverifikasi argumentasi.
“Hasil dari methode and result itu berupa interprestasi dari hasil penelitian yang dihubungkan dengan literatur yang ada," lanjutnya.
Baca juga: Ubah Anggrek Jadi Bahan Pangan, Hasil Riset Tim UMM Raih Medali Pimnas Ke-35
Sebelum memilih topik yang akan dibahas, dikatakan Galang, seorang peneliti harus mengenali dan memahami konteks dari masalah yang akan diteliti. Hal itu bisa ditemukan dengan melihat adanya kesenjangan antara yang seharusnya dengan kenyataannya. Selanjutnya, topik berpeluang untuk bisa dikembangkan, baik untuk masa sekarang atau masa depan yang belum diketahui bentuknya.
“Yang harus jadi perhatian, pelajari hasil penelitian yang sama, apakah sudut pandangnya sama, metodenya sama atau beda. Kalau sama sebaiknya cari topik lain agar terhindar dari plagiarism, “tekan Galang.
Bila permasaalahan sudah ditemukan, kata Galang, formulasikan dala bentuk pertanyaan yang spesifik, jelas, pendek, mengandung kompleksitas dan bisa diperdebatkan.
“Yang jelas, apa yang dipertanyakan itu harus menarik bagi penulis maupun bagi pembaca, “paparnya.
Galang berpesan agar topik penelitian apapun yang ditampilkan, harus memiliki bukti atau data yang valid, mencerminkan sikap kritis dalam prosedur penelitian serta meminimalisir bias atau subjektif dalam penulisan, termasuk interprestasi data yang berlebihan.
Lihat Juga: Kedubes Amerika Buka Pertukaran Mahasiswa Global 2025, Ini Persyaratan dan Cara Daftarnya
(nnz)