UGM Masuk 10 Besar Dunia dalam Kompetisi Pesawat Tanpa Awak di Turki
loading...
A
A
A
JAKARTA - Tim Ashwincarra Gadjah Mada Flying Object Research Center (GAMAFORCE) UGM berhasil mengharumkan nama bangsa Indonesia di kancah Internasional. GAMAFORCE menjadi satu satunya tim yang mewakili Indonesia di perlombaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) “TEKNOFEST Fighter UAV Competition 2022” yang diselenggarakan di Samsun University Özdemir Bayraktar Turki pada 15-21 Agustus 2022.
TEKNOFEST merupakan festival kedirgantaraan terbesar di Turki yang diselenggarakan oleh Technology Team Foundation (T3) berkolaborasi dengan pemerintah, perusahaan swasta, dan institusi akademik di Turki. Pada kompetisi ini, mereka mendapatkan peringkat kedelapan dari 444 tim yang bersaing dari seluruh dunia.
Baca juga: Mahasiswa ITS Rancang Jembatan Gantung Futuristik dengan Kearifan Lokal
“Keberhasilan Tim Ashwincarra dalam kompetisi tak lepas dari ketekunan serta kegigihan dalam melakukan riset dan pengembangan wahana yang telah dilakukan sejak Januari 2022. Etos kerja yang tinggi dan kekompakan dari tim pada saat mengikuti perlombaan juga berperan dalam menghantarkan Tim Ashwincarra meraih predikat ke delapan di tingkat dunia pada perlombaan tersebut,” ucap Safira selaku manajer tim internasional GAMAFORCE, dikutip dari laman UGM, Sabtu (24/12/2022).
Tim Ashwincarra GAMAFORCE UGM beranggotakan enam mahasiswa, yaitu Justin Edwardo (Teknik Mesin), Maulana Akbar Ibrahim (Ilmu Komputer), R. Gelora Jagat Dimas P. H (Teknik Elektro), Albertus Damar Wisesa Pamulu (Elektronika dan Instrumentasi), Safira Nadia Ramadhani (Teknik Industri), dan Muhammad Yusuf Hidayat (Teknik Fisika) dengan dosen pembimbing utama Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc. (Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika) dan Ir. Sigit Basuki Wibowo, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. (Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi).
Pada tahun ini, TEKNOFEST Fighter UAV memiliki dua misi utama, yaitu “Dog Fight Mission” yaitu pesawat harus dapat melakukan take-off, landing, terbang, dan melakukan locking terhadap pesawat lawan secara autonomous. Sementara pada misi kedua, yaitu “Kamikaze Mission” pesawat harus melakukan memindai kode QR secara autonomous kemudian mengirimkan hasil pembacaan kode tersebut ke server panitia.
Baca juga: UT-Pemkab Sukamara Jalin Kerja Sama Kuliahkan Guru dengan Beasiswa
Safira menerangkan, proses seleksi dari TEKNOFEST Fighter UAV Competition 2022 ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah registrasi, tim ini harus mengumpulkan dokumen presentasi tim dan deskripsi proyek, dilanjutkan dengan pengumpulan Preliminary Design Report (PDR) berupa proposal berisi desain konseptual dan sistem dari wahana.
Tahap selanjutnya adalah tahap Critical Design Report (CDR), yaitu proposal tahap dua yang berisi rancang bangun desain manufaktur serta konsep strategi dalam membangun wahana yang dapat menyelesaikan misi dengan sempurna.
Selanjutnya, tim mengumpulkan System Introduction Video dan Proof of Flight Video, berupa video bukti latihan terbang penyelesaian misi 1 dan 2 serta kesiapan sistem komunikasi yang akan digunakan pada TEKNOFEST Fighter UAV Competition 2022. Selain berkat kerja keras para anggota tim, pencapaian ini juga berhasil diraih karena adanya dukungan dari keluarga, kerabat, teman, dan para sponsor.
Lihat Juga: Pendidikan Prof Ichlasul Amal yang Meninggal Dunia Hari Ini, Pernah Berorasi saat Reformasi 1998
TEKNOFEST merupakan festival kedirgantaraan terbesar di Turki yang diselenggarakan oleh Technology Team Foundation (T3) berkolaborasi dengan pemerintah, perusahaan swasta, dan institusi akademik di Turki. Pada kompetisi ini, mereka mendapatkan peringkat kedelapan dari 444 tim yang bersaing dari seluruh dunia.
Baca juga: Mahasiswa ITS Rancang Jembatan Gantung Futuristik dengan Kearifan Lokal
“Keberhasilan Tim Ashwincarra dalam kompetisi tak lepas dari ketekunan serta kegigihan dalam melakukan riset dan pengembangan wahana yang telah dilakukan sejak Januari 2022. Etos kerja yang tinggi dan kekompakan dari tim pada saat mengikuti perlombaan juga berperan dalam menghantarkan Tim Ashwincarra meraih predikat ke delapan di tingkat dunia pada perlombaan tersebut,” ucap Safira selaku manajer tim internasional GAMAFORCE, dikutip dari laman UGM, Sabtu (24/12/2022).
Tim Ashwincarra GAMAFORCE UGM beranggotakan enam mahasiswa, yaitu Justin Edwardo (Teknik Mesin), Maulana Akbar Ibrahim (Ilmu Komputer), R. Gelora Jagat Dimas P. H (Teknik Elektro), Albertus Damar Wisesa Pamulu (Elektronika dan Instrumentasi), Safira Nadia Ramadhani (Teknik Industri), dan Muhammad Yusuf Hidayat (Teknik Fisika) dengan dosen pembimbing utama Aufaclav Zatu Kusuma Frisky, S.Si., M.Sc. (Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika) dan Ir. Sigit Basuki Wibowo, S.T., M.Eng., Ph.D., IPM. (Departemen Teknik Elektro dan Teknologi Informasi).
Pada tahun ini, TEKNOFEST Fighter UAV memiliki dua misi utama, yaitu “Dog Fight Mission” yaitu pesawat harus dapat melakukan take-off, landing, terbang, dan melakukan locking terhadap pesawat lawan secara autonomous. Sementara pada misi kedua, yaitu “Kamikaze Mission” pesawat harus melakukan memindai kode QR secara autonomous kemudian mengirimkan hasil pembacaan kode tersebut ke server panitia.
Baca juga: UT-Pemkab Sukamara Jalin Kerja Sama Kuliahkan Guru dengan Beasiswa
Safira menerangkan, proses seleksi dari TEKNOFEST Fighter UAV Competition 2022 ini terdiri dari beberapa tahap. Tahap pertama adalah registrasi, tim ini harus mengumpulkan dokumen presentasi tim dan deskripsi proyek, dilanjutkan dengan pengumpulan Preliminary Design Report (PDR) berupa proposal berisi desain konseptual dan sistem dari wahana.
Tahap selanjutnya adalah tahap Critical Design Report (CDR), yaitu proposal tahap dua yang berisi rancang bangun desain manufaktur serta konsep strategi dalam membangun wahana yang dapat menyelesaikan misi dengan sempurna.
Selanjutnya, tim mengumpulkan System Introduction Video dan Proof of Flight Video, berupa video bukti latihan terbang penyelesaian misi 1 dan 2 serta kesiapan sistem komunikasi yang akan digunakan pada TEKNOFEST Fighter UAV Competition 2022. Selain berkat kerja keras para anggota tim, pencapaian ini juga berhasil diraih karena adanya dukungan dari keluarga, kerabat, teman, dan para sponsor.
Lihat Juga: Pendidikan Prof Ichlasul Amal yang Meninggal Dunia Hari Ini, Pernah Berorasi saat Reformasi 1998
(nnz)