7 Mitos Tentang Pesantren. Benarkah?
loading...
A
A
A
4.Pesantren itu mengandung kekerasan dalam senioritas
Maraknya pemberitaan di media terkait kekerasan yang dilakukan oleh oknum di lembaga pendidikan pesantren seakan-akan digeneralisir menunjukkan citra pesantren yang tinggi akan senioritas dan unsur kekerasannya. Padahal dalam Islam ditekankan bahwa semakin tinggi derajat seseorang, maka semakin tinggi pula ketakwaannya. Begitu pula di Pondok Pesantren Modern Al
Umanaa, lingkungan dibentuk sebagai cerminan persaudaraaan antar satu sama lain, di mana yang tua membimbing yang muda dan yang muda menghormati yang lebih tua. Dalam pemilihan pemimpin organisasi santri pun lebih diutamakan aspek akhlak dibanding usia. Pemberian konsekuensi dan pembimbingan santri tidak 100% dibebankan pada organisasi santri, namun masih dalam pengawalan dewan guru dan pimpinan pondok.
5.Pesantren itu makanannya seadanya, tidak bergizi
Pandangan yang juga tak jarang kita ketahui, bahwa makanan yang dikonsumsi santri jauh dari pola makan yang sehat. Baik dari sisi nutrisi dalam menu makanan, maupun waktu makan yang tidak teratur. Padahal, salah satu kunci membangun Kesehatan fisik ialah melalui pola makan yang sehat dan teratur. Di Pondok Pesantren Modern Al Umanaa, santri mendapatkan menu makanan dengan gizi seimbang dan bervariasi, agar santri tercukupi gizinya. Variasi menu pun dibuat untuk melatih santri agar tidak pilih-pilih makanan di kemudian hari. Selain itu, pola makan yang teratur diwujudkan dengan makan 3 kali sehari yang terdiri atas makan pagi di pukul 6 hingga 7 pagi, makan siang di pukul 12.00-13.00, dan makan sore di pukul 17.00 hingga sebelum maghrib. Santri tidak diperkenankan makan berat 3 jam sebelum tidur malam demi menjaga kesehatan tubuhnya.
6. Di Pesantren Hanya Belajar Agama
Pondok Pesantren Modern Al Umanaa memfasilitasi santri dengan 3 kurikulum, yaitu kurikulum kementerian agama, kementerian Pendidikan dan kebudayaan, serta kurikulum khas Al Umanaa. Kurikulum khas Al Umanaa terdiri atas pembelajaran 5 bahasa asing (Inggris, Arab, Jepang, Mandarin, dan Jerman), public speaking, literasi, pertanian dan peternakan, dan lain sebagainya. Selain itu, santri juga dibekalkan dengan berbagai macam keterampilan dalam kesehariannya seperti kemandirian, leadership, dan entrepreneuship. Oleh karena itu, tenaga pengajar Pondok Pesantren Modern Al Umanaa berasal dari berbagai latar belakang Pendidikan untuk memenuhi kualitas pengajaran pada santri.
7.Lulusan pesantren terbatas pilihan bidangnya
Masih berkaitan erat dengan mitos nomor 6, Ketika pesantren diidentikan hanya belajar agama, maka lulusannya pun terkesan hanya terbatas pada bidang Pendidikan agama saja. Berprinsip bahwa setiap anak itu cerdas, Pondok Pesantren Modern Al Umanaa mendorong setiap santri untuk berkarya sesuai minat, bakat, dan potensinya masing-masing. Saat ini lulusan Pondok Pesantren Modern Al Umana sudah tersebar di beberapa universitas di Indonesia seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Politeknik Negeri Jakarta, dan lainnya.
Masih ragu untuk memilih pesantren? Ayah Ibu bisa mencoba untuk mengajak sang buah hati berkunjung ke Pondok Pesantren Modern Al Umanaa Sukabumi. Al Umanaa membuka open house setiap hari dari pukul 08.00 - 17.00. Saat berkunjung ke Al Umanaa, Ayah Ibu akan didampingi oleh Ustadz dan Ustadzah untuk berkeliling mengenal seluk beluk Al Umanaa secara mendalam.
Maraknya pemberitaan di media terkait kekerasan yang dilakukan oleh oknum di lembaga pendidikan pesantren seakan-akan digeneralisir menunjukkan citra pesantren yang tinggi akan senioritas dan unsur kekerasannya. Padahal dalam Islam ditekankan bahwa semakin tinggi derajat seseorang, maka semakin tinggi pula ketakwaannya. Begitu pula di Pondok Pesantren Modern Al
Umanaa, lingkungan dibentuk sebagai cerminan persaudaraaan antar satu sama lain, di mana yang tua membimbing yang muda dan yang muda menghormati yang lebih tua. Dalam pemilihan pemimpin organisasi santri pun lebih diutamakan aspek akhlak dibanding usia. Pemberian konsekuensi dan pembimbingan santri tidak 100% dibebankan pada organisasi santri, namun masih dalam pengawalan dewan guru dan pimpinan pondok.
5.Pesantren itu makanannya seadanya, tidak bergizi
Pandangan yang juga tak jarang kita ketahui, bahwa makanan yang dikonsumsi santri jauh dari pola makan yang sehat. Baik dari sisi nutrisi dalam menu makanan, maupun waktu makan yang tidak teratur. Padahal, salah satu kunci membangun Kesehatan fisik ialah melalui pola makan yang sehat dan teratur. Di Pondok Pesantren Modern Al Umanaa, santri mendapatkan menu makanan dengan gizi seimbang dan bervariasi, agar santri tercukupi gizinya. Variasi menu pun dibuat untuk melatih santri agar tidak pilih-pilih makanan di kemudian hari. Selain itu, pola makan yang teratur diwujudkan dengan makan 3 kali sehari yang terdiri atas makan pagi di pukul 6 hingga 7 pagi, makan siang di pukul 12.00-13.00, dan makan sore di pukul 17.00 hingga sebelum maghrib. Santri tidak diperkenankan makan berat 3 jam sebelum tidur malam demi menjaga kesehatan tubuhnya.
6. Di Pesantren Hanya Belajar Agama
Pondok Pesantren Modern Al Umanaa memfasilitasi santri dengan 3 kurikulum, yaitu kurikulum kementerian agama, kementerian Pendidikan dan kebudayaan, serta kurikulum khas Al Umanaa. Kurikulum khas Al Umanaa terdiri atas pembelajaran 5 bahasa asing (Inggris, Arab, Jepang, Mandarin, dan Jerman), public speaking, literasi, pertanian dan peternakan, dan lain sebagainya. Selain itu, santri juga dibekalkan dengan berbagai macam keterampilan dalam kesehariannya seperti kemandirian, leadership, dan entrepreneuship. Oleh karena itu, tenaga pengajar Pondok Pesantren Modern Al Umanaa berasal dari berbagai latar belakang Pendidikan untuk memenuhi kualitas pengajaran pada santri.
7.Lulusan pesantren terbatas pilihan bidangnya
Masih berkaitan erat dengan mitos nomor 6, Ketika pesantren diidentikan hanya belajar agama, maka lulusannya pun terkesan hanya terbatas pada bidang Pendidikan agama saja. Berprinsip bahwa setiap anak itu cerdas, Pondok Pesantren Modern Al Umanaa mendorong setiap santri untuk berkarya sesuai minat, bakat, dan potensinya masing-masing. Saat ini lulusan Pondok Pesantren Modern Al Umana sudah tersebar di beberapa universitas di Indonesia seperti Institut Teknologi Bandung, Universitas Indonesia, Universitas Pendidikan Indonesia, Institut Pertanian Bogor, Universitas Islam Syarif Hidayatullah, Politeknik Negeri Jakarta, dan lainnya.
Masih ragu untuk memilih pesantren? Ayah Ibu bisa mencoba untuk mengajak sang buah hati berkunjung ke Pondok Pesantren Modern Al Umanaa Sukabumi. Al Umanaa membuka open house setiap hari dari pukul 08.00 - 17.00. Saat berkunjung ke Al Umanaa, Ayah Ibu akan didampingi oleh Ustadz dan Ustadzah untuk berkeliling mengenal seluk beluk Al Umanaa secara mendalam.
(srf)