Tingkatkan APK Pendidikan Tinggi, UT Kejar Target 1 Juta Mahasiswa
loading...
A
A
A
TANGERANG SELATAN - Universitas Terbuka ( UT ) menargetkan untuk meningkatkan kuantitas mahasiswa menjadi 1 juta mahasiswa secara bertahap. Penambahan mahasiswa ini juga akan berdampak kepada APK Pendidikan Tinggi di Indonesia.
Rektor UT Prof Ojat Darodjat mengatakan, Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia saat ini baru mencapai 31% dari total penduduk Indonesia yang berusia 18-23 tahun. Oleh karena itu, UT pun ingin berkontribusi untuk meningkatkan jumlah APK Pendidikan Tinggi dengan sejumlah program.
Dia menjelaskan, pada 2017 UT ditantang oleh pemerintah untuk meningkatkan jumlah mahasiswanya menjadi 1 juta. Pihaknya pun akan menjawab tantangan untuk menambah jumlah mahasiswa 1 juta itu secara bertahap yakni dengan 500 ribu mahasiswa dulu pada 2023. "Mudah-mudahan mahasiswa UT bisa mencapai 500 ribu tahun depan dapat tercapai," katanya pada Peluncuran Mobil Registrasi Keliling UT, Rabu (28/12/2022).
Baca juga: Jurusan Paling Diminati di Universitas Brawijaya Tahun 2022, Referensi SNBP 2023
Ojat menjelaskan, salah satu program untuk menambah jumlah mahasiswa itu dengan diluncurkannya 6 kendaraan registrasi keliling UT yang didukung oleh Bank BTN untuk menjangkau mahasiswa di lokasi yang sulit dijangkau.
Enam kendaraan registrasi keliling ini diberikan ke UPBJJ-UT Surabaya, Makassar, Semarang, Bandar Lampung, Samarinda, dan Bandung. Mobil registrasi keliling ini diberikan agar mahasiswa bisa melakukan proses registrasi kuliah hingga cetak Kartu Tanda Mahasiswa Elektronik (KTME).
Dia menuturkan, dengan adanya kendaraan ini maka tidak ada alasan lagi bagi masyarakat untuk tidak melakukan registrasi menjadi mahasiswa. Sebab mahasiswa pun akan lebih mudah berkuliah tanpa harus meninggalkan rumah atau pekerjaanya melalui pembelajaran jarak jauh di UT.
"Selain komitmen untuk peningkatan kualitas layanan UT kepada mahasiswa menjadi semakin baik, ini juga sebagai upaya meningkatkan kuantitas jumlah mahasiswa, menjangkau 1 juta mahasiswa," imbuhnya.
Baca juga: Mau Bekerja di Perusahaan Teknologi Dunia? Yuk Daftar Program Bangkit
Ojat menjelaskan, dengan berubahnya UT menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) maka pihaknya mendapat otonomi luas untuk membuka program studi yang banyak diminati masyarakat. Dengan ini dia berharap kampusnya pun akan semakin dicari masyarakat yang ingin kuliah dengan prodi yang dibutuhkan masyarakat.
Lebih dari itu, katanya, UT menyediakan kendaraan registrasi keliling ini karena banyak masyarakat yang sulit mendapatkan akses pendidikan tinggi di daerah terpencil. " Kita menjangkau yang tidak terjangkau. Tidak boleh ada mahasiswa yang tidak punya kesempatan masuk perguruan tinggi," ucapnya.
Dia mengungkapkan, dengan adanya layanan registrasi keliling dan program lainnya maka target 1 juta mahasiswa secara bertahap akan terwujud. Sebab mahasiswa di daerah terpencil kini tidak perlu lagi jauh-jauh ke kota hanya untuk melakukan registrasi.
Ojat memprediksi, iklim perkuliahan tahun depan ketika pandemi Covid-19 sudah sangat melandai maka perkuliahan online akan terus berjalan. "Sebab tren pendidikan masa depan adalah pendidikan online yang lebih memanfaatkan integrasi teknologi," terangnya.
Menurutnya, hal ini juga dilatarbelakangi akses ke jaringan dan informasi juga semakin ditingkatkan seiring dengan meningkatnya pemakaian gawai di tengah masyarakat untuk pembelajaran digital.
Rektor UT Prof Ojat Darodjat mengatakan, Angka Partisipasi Kasar (APK) pendidikan tinggi di Indonesia saat ini baru mencapai 31% dari total penduduk Indonesia yang berusia 18-23 tahun. Oleh karena itu, UT pun ingin berkontribusi untuk meningkatkan jumlah APK Pendidikan Tinggi dengan sejumlah program.
Dia menjelaskan, pada 2017 UT ditantang oleh pemerintah untuk meningkatkan jumlah mahasiswanya menjadi 1 juta. Pihaknya pun akan menjawab tantangan untuk menambah jumlah mahasiswa 1 juta itu secara bertahap yakni dengan 500 ribu mahasiswa dulu pada 2023. "Mudah-mudahan mahasiswa UT bisa mencapai 500 ribu tahun depan dapat tercapai," katanya pada Peluncuran Mobil Registrasi Keliling UT, Rabu (28/12/2022).
Baca juga: Jurusan Paling Diminati di Universitas Brawijaya Tahun 2022, Referensi SNBP 2023
Ojat menjelaskan, salah satu program untuk menambah jumlah mahasiswa itu dengan diluncurkannya 6 kendaraan registrasi keliling UT yang didukung oleh Bank BTN untuk menjangkau mahasiswa di lokasi yang sulit dijangkau.
Enam kendaraan registrasi keliling ini diberikan ke UPBJJ-UT Surabaya, Makassar, Semarang, Bandar Lampung, Samarinda, dan Bandung. Mobil registrasi keliling ini diberikan agar mahasiswa bisa melakukan proses registrasi kuliah hingga cetak Kartu Tanda Mahasiswa Elektronik (KTME).
Dia menuturkan, dengan adanya kendaraan ini maka tidak ada alasan lagi bagi masyarakat untuk tidak melakukan registrasi menjadi mahasiswa. Sebab mahasiswa pun akan lebih mudah berkuliah tanpa harus meninggalkan rumah atau pekerjaanya melalui pembelajaran jarak jauh di UT.
"Selain komitmen untuk peningkatan kualitas layanan UT kepada mahasiswa menjadi semakin baik, ini juga sebagai upaya meningkatkan kuantitas jumlah mahasiswa, menjangkau 1 juta mahasiswa," imbuhnya.
Baca juga: Mau Bekerja di Perusahaan Teknologi Dunia? Yuk Daftar Program Bangkit
Ojat menjelaskan, dengan berubahnya UT menjadi Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH) maka pihaknya mendapat otonomi luas untuk membuka program studi yang banyak diminati masyarakat. Dengan ini dia berharap kampusnya pun akan semakin dicari masyarakat yang ingin kuliah dengan prodi yang dibutuhkan masyarakat.
Lebih dari itu, katanya, UT menyediakan kendaraan registrasi keliling ini karena banyak masyarakat yang sulit mendapatkan akses pendidikan tinggi di daerah terpencil. " Kita menjangkau yang tidak terjangkau. Tidak boleh ada mahasiswa yang tidak punya kesempatan masuk perguruan tinggi," ucapnya.
Dia mengungkapkan, dengan adanya layanan registrasi keliling dan program lainnya maka target 1 juta mahasiswa secara bertahap akan terwujud. Sebab mahasiswa di daerah terpencil kini tidak perlu lagi jauh-jauh ke kota hanya untuk melakukan registrasi.
Ojat memprediksi, iklim perkuliahan tahun depan ketika pandemi Covid-19 sudah sangat melandai maka perkuliahan online akan terus berjalan. "Sebab tren pendidikan masa depan adalah pendidikan online yang lebih memanfaatkan integrasi teknologi," terangnya.
Menurutnya, hal ini juga dilatarbelakangi akses ke jaringan dan informasi juga semakin ditingkatkan seiring dengan meningkatnya pemakaian gawai di tengah masyarakat untuk pembelajaran digital.
(nnz)