Guru Besar ITS Dilantik Jadi Rektor ITK, Ini Profilnya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Prof Dr rer nat Agus Rubiyanto resmi dilantik menjadi Rektor Institut Teknologi Kalimantan ( ITK ) periode 2022-2026 oleh Sekjen Kemendikbudristek. Rubi merupakan Guru besar Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Analitika Data (FSAD) Institut Teknologi Sepuluh Nopember ( ITS ).
Rubi mengungkapkan, saat awal mencalonkan diri sebagai rektor karena ingin mengabdi juga di kampus ITK. Hal tersebut mengingat fakta bahwa proses lahirnya ITK sendiri dibantu oleh ITS. Rubi merupakan sivitas akademika ITS ke-3 yang mengemban amanah sebagai Rektor ITK.
Meskipun tidak pernah mengajar di ITK, Rubi mengaku sering membantu wakil rektor di ITK untuk bekerja sama dengan universitas di Jerman semasa dirinya masih menjabat Atase Pendidikan RI di sana. “ITK mempunyai peran besar terutama pada pembangunan IKN,” katanya, melalui siaran pers, Sabtu (31/12/2022).
Baca juga: 8 Universitas Swasta yang Membuka Jurusan PLB
Selain itu, Rubi mengungkapkan ITS juga selalu mengampanyekan program data sharing. Yakni program yang membawa para profesor yang berada di Jawa untuk mengabdikan diri ke luar Jawa. Hal itu pun sering diusulkan oleh ITS di Majelis Dewan Guru Besar (MDGB) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Oleh karena itu juga, Rubi akhirnya turut mencalonkan diri menjadi Rektor ITK.
Dalam proses pencalonannya sendiri, lulusan doktor Universitaet Paderborn, Jerman ini menceritakan bahwa pada awalnya pimpinan ITS menyeleksi para pendaftar sebelum dibawa ke Senat ITK. Setelah itu, Rubi mengikuti wawancara yang diadakan dengan para panelis yang berada di Jakarta. Kemudian tim panelis di Jakarta berangkat ke ITK yang berlokasi di Balikpapan untuk menyampaikan hasil wawancara para calon rektor.
Adapun misi yang dibawa Rubi untuk memimpin ITK yakni program unggulan 4I+E. Program tersebut meliputi Internal Enhancement, Innovation Action, International Collaboration, Ibadah, dan Environmental Insight. Dengan demikian, diharapkan ITK akan memiliki transformasi di sisi digital maupun spiritual. “Itulah program saya untuk ITK Mapan, Maju dan Terdepan,” tegas profesor yang juga hobi menonton sepakbola ini.
Dengan program tersebut, Ketua Klaster Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Asosiasi Profesor Indonesia (API) ini menawarkan ITK agar menjadi pendukung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kalimantan Timur (Kaltim). “Saya ingin masyarakat Kaltim bangga dan mempunyai rasa memiliki terhadap ITK,” harap lelaki kelahiran 19 Juni 1965 tersebut.
Sehubungan dengan harapannya, Rubi juga mempunyai visi agar ITK menjadi PTN mandiri berkelas dunia dan bisa sebagai pilar kekuatan ekonomi bangsa melalui pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan inovasi terutama menunjang industri pangan, energi, pertanian, kemaritiman, serta smart city yang berwawasan lingkungan. Visi misi tersebut telah ia paparkan pada sidang terbuka Senat ITK.
Baca juga: Mahasiswa Vokasi UI: Belajar Sambil Menyuguhkan Budaya Indonesia di Inggris
Bukan tanpa pengalaman, suami dari Halimah Siwihadi ini juga pernah menjabat sebagai Asisten Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin, Jerman periode 2006 – 2009. Hingga akhirnya kembali dipercaya sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin, Jerman pada periode 2012 – 2016.
Saat menjabat itu, Rubi mengupayakan berbagai kerja sama dengan Pemerintah Jerman, termasuk revitalisasi pendidikan vokasi yang saat ini disebut Direktorat Jenderal Vokasi (Ditjen Vokasi) di Kemendikbudristek. “Pada saat ini sedikitnya terdapat 63 kemitraan pendidikan tinggi dan penelitian pada bidang-bidang kerja sama dengan universitas di Jerman,” papar ayah dua putri ini.
Di kampus ITS sendiri, Rubi pernah dipercaya menjadi Dekan Fakultas Sains ITS pada tahun 2017 – 2019 dan menjadi Kepala Program Studi Magister Fisika ITS pada tahun 2022 – 2004. Penghargaan yang pernah diterima Rubi antara lain adalah sebagai Ilmuwan Kontributor Fisika Terbaik pada tahun 2012 dan Paper Internasional Terbaik di Italia pada tahun 1999.
Terakhir, Rubi juga mengaku bangga diserahi amanah menjadi Rektor ITK ini. Ia menganggap bahwa ITS dan ITK adalah saudara yang harus bekerja sama untuk memajukan pendidikan, terutama di Indonesia bagian timur “Kedua PTN ini harus bersinergi dan bergandeng tangan dalam memajukan ilmu di Indonesia,” tandas Rubi.
Rubi mengungkapkan, saat awal mencalonkan diri sebagai rektor karena ingin mengabdi juga di kampus ITK. Hal tersebut mengingat fakta bahwa proses lahirnya ITK sendiri dibantu oleh ITS. Rubi merupakan sivitas akademika ITS ke-3 yang mengemban amanah sebagai Rektor ITK.
Meskipun tidak pernah mengajar di ITK, Rubi mengaku sering membantu wakil rektor di ITK untuk bekerja sama dengan universitas di Jerman semasa dirinya masih menjabat Atase Pendidikan RI di sana. “ITK mempunyai peran besar terutama pada pembangunan IKN,” katanya, melalui siaran pers, Sabtu (31/12/2022).
Baca juga: 8 Universitas Swasta yang Membuka Jurusan PLB
Selain itu, Rubi mengungkapkan ITS juga selalu mengampanyekan program data sharing. Yakni program yang membawa para profesor yang berada di Jawa untuk mengabdikan diri ke luar Jawa. Hal itu pun sering diusulkan oleh ITS di Majelis Dewan Guru Besar (MDGB) Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH). Oleh karena itu juga, Rubi akhirnya turut mencalonkan diri menjadi Rektor ITK.
Dalam proses pencalonannya sendiri, lulusan doktor Universitaet Paderborn, Jerman ini menceritakan bahwa pada awalnya pimpinan ITS menyeleksi para pendaftar sebelum dibawa ke Senat ITK. Setelah itu, Rubi mengikuti wawancara yang diadakan dengan para panelis yang berada di Jakarta. Kemudian tim panelis di Jakarta berangkat ke ITK yang berlokasi di Balikpapan untuk menyampaikan hasil wawancara para calon rektor.
Adapun misi yang dibawa Rubi untuk memimpin ITK yakni program unggulan 4I+E. Program tersebut meliputi Internal Enhancement, Innovation Action, International Collaboration, Ibadah, dan Environmental Insight. Dengan demikian, diharapkan ITK akan memiliki transformasi di sisi digital maupun spiritual. “Itulah program saya untuk ITK Mapan, Maju dan Terdepan,” tegas profesor yang juga hobi menonton sepakbola ini.
Dengan program tersebut, Ketua Klaster Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) Asosiasi Profesor Indonesia (API) ini menawarkan ITK agar menjadi pendukung pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) di Kalimantan Timur (Kaltim). “Saya ingin masyarakat Kaltim bangga dan mempunyai rasa memiliki terhadap ITK,” harap lelaki kelahiran 19 Juni 1965 tersebut.
Sehubungan dengan harapannya, Rubi juga mempunyai visi agar ITK menjadi PTN mandiri berkelas dunia dan bisa sebagai pilar kekuatan ekonomi bangsa melalui pendidikan, penelitian, pengabdian kepada masyarakat, pengembangan inovasi terutama menunjang industri pangan, energi, pertanian, kemaritiman, serta smart city yang berwawasan lingkungan. Visi misi tersebut telah ia paparkan pada sidang terbuka Senat ITK.
Baca juga: Mahasiswa Vokasi UI: Belajar Sambil Menyuguhkan Budaya Indonesia di Inggris
Bukan tanpa pengalaman, suami dari Halimah Siwihadi ini juga pernah menjabat sebagai Asisten Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin, Jerman periode 2006 – 2009. Hingga akhirnya kembali dipercaya sebagai Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Berlin, Jerman pada periode 2012 – 2016.
Saat menjabat itu, Rubi mengupayakan berbagai kerja sama dengan Pemerintah Jerman, termasuk revitalisasi pendidikan vokasi yang saat ini disebut Direktorat Jenderal Vokasi (Ditjen Vokasi) di Kemendikbudristek. “Pada saat ini sedikitnya terdapat 63 kemitraan pendidikan tinggi dan penelitian pada bidang-bidang kerja sama dengan universitas di Jerman,” papar ayah dua putri ini.
Di kampus ITS sendiri, Rubi pernah dipercaya menjadi Dekan Fakultas Sains ITS pada tahun 2017 – 2019 dan menjadi Kepala Program Studi Magister Fisika ITS pada tahun 2022 – 2004. Penghargaan yang pernah diterima Rubi antara lain adalah sebagai Ilmuwan Kontributor Fisika Terbaik pada tahun 2012 dan Paper Internasional Terbaik di Italia pada tahun 1999.
Terakhir, Rubi juga mengaku bangga diserahi amanah menjadi Rektor ITK ini. Ia menganggap bahwa ITS dan ITK adalah saudara yang harus bekerja sama untuk memajukan pendidikan, terutama di Indonesia bagian timur “Kedua PTN ini harus bersinergi dan bergandeng tangan dalam memajukan ilmu di Indonesia,” tandas Rubi.
(nnz)